Mencintaimu

589 52 0
                                    

Off POV

Sinar mentari perlahan mengusik tidur lelapku, tapi ketika aku mulai membuka mataku, kurasakan dekapan erat yang seingatku kemarin malam aku tidur sendiri.

Namun dekapan itu memang nyata kurasakan, karna kini didepanku ada Gun yang mendekap tubuhku. Perlahan kugerakkan badanku untuk membuat jarak. Bibirku tersenyum melihat wajah mungil yang membuatku candu. Kelopak mata yang masih tertutup, saat tertutup saja begini indahnya, apalagi saat mata itu terbuka, ada sepasang bola mata yang membuat jantungku serasa berhenti saking terpesona nya.

Aku begitu mencintai lelaki mungil ini, wajah yang menggemaskan, dan membuat aku serasa bertemu malaikat, wajah yang tak mampu dideskripsikan oleh kata-kata saking indahnya. Aku bahkan terlalu sering menggunakan kata hiperbola jika harus memuji kekasih tercinta ku ini.

Kuusap hidungnya yang mungil, berlanjut ke bibirnya yang tipis, yang selalu membuatku ingin mengecap rasa manis disana. Aku tersenyum sendiri ketika kulihat ia mulai terganggu, dan kelopak matanya mengedip-ngedipkan, ia terbangun karna aku menyentuh bibir kissablenya.

Saat kelopak matanya terbuka sempurna, dan ekspresi bangun tidur yang membuat ia terlihat cute.
" Pagi kesayanganku." Kataku sambil tersenyum lalu mengecup bibir manisnya sekilas.
Saat kujauhkan bibirku, kulihat ia tersenyum tipis dengan rona merah menghiasi pipinya.

" Udah bangun sejak kapan?" Tanyanya, dan mungkin ia merasa agak kaget, karna pas tidur, jelasnya aku yang didekap, eh saat ia membuka mata, tubuhnya sudah ada dalam dekapanku.
" Entahlah, aku pikir sedang bermimpi, pas tidur rasanya aku kesepian karna nggak ada kamu, ehhh pas bangun ada kamu. Kupikir aku sedang didekap malaikat." Kataku seraya menggodanya.
Ia tertawa gemas dengan perkataanku.

" Malaikat apaan coba? Malaikat maut?" Tanyanya balik menggoda. Astaga godaannya kenapa seram sih? Nggak cocok sama muka imutnya, tapi cocok dengan kepribadiannya yang super galak dan jutek sih. Emang manusia nggak ada yang sempurna, wajahnya seperti malaikat, berbanding terbalik dengan sifat juteknya, tapi kalau bicara soal hati, hatinya baik banget sih.

" Kok ngeselin yah omongannya." Kataku sambil mencubit pipinya gemas. Dia sendiri tergelak karna merasa geli.

" Habisnya pagi-pagi udah gombal." Katanya masih dengan tertawa.

" Udah, mandi dulu sana, Terus kita sarapan. " Katanya menengahi. Lalu ia pergi ke kamarnya untuk mandi.

Pantas saja, aku kemarin merasa tenang dalam tidur, mimpi buruk yang membuat dadaku terasa sesak dan pasti menangis dalam tidur seketika menjadi tenang dan mimpinya berubah menjadi baik, saat aku merasa tubuhku direngkuh hangat, pelukan yang seketika membuat dadaku jadi normal kembali, dan hanya seorang Gun Athapan yang bisa membuatku tenang saat bergelung dengan mimpi membosankan.

Dan entah mengapa aku merasa bahagia saat mimpi mengerikan berubah jadi mimpi bersama Ayah. Meski didalam kenyataan Ayah adalah sosok yang kubenci.

Aku mandi dengan kepala masih memikirkan mimpi semalam.

...

Flashback mimpi

Aku yang menangis sendirian, karna merasa sesak saat melihat bunda dan juga kakakku tertawa tanpaku. Aku dilupakan, aku disisihkan, lalu tiba-tiba bayangan mereka memudar, hingga kurasa langit gelap berubah menjadi cerah.

Aku terdiam dan tertegun ketika tubuhku direngkuh oleh sosok yang mirip denganku, sosok yang kurindukan setiap saat, meski sebenarnya di juga sosok yang kubenci. Memang tak adil menyalahkan semua takdir burukku terjadi karna dia. Dia yang jadi penyebab aku membenci dunia.

Namun pelukannya hangat, sehangat sinar mentari.

Kita duduk diatas rumput hijau, menyesap dua cangkir teh yang tak kutahu darimana asalnya. Lalu terjadi perbincangan hangat yang membuatku tersenyum.

Cerita Tentang KITA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang