Asing

818 84 7
                                    

Gun POV

Saat sinar matahari mulai masuk kedalam kamar, mataku perlahan terbuka.

" Ayo cepatlah mandi, kau ada kelas pagi kan?" Tanya Off saat keluar dari kamar mandi. Semerbak aroma vanilla menguat dari tubuhnya. Aroma yang menenangkan, seperti aroma tubuh bayi.

Aku beranjak menghadapnya lalu mencium tengkuk lehernya. Ah aku sudah pernah bilang belum yah kalau aku kecanduan aroma tubuh Off.

" Sudah, sana cepat mandi, masih pagi jangan mesum." Katanya lalu mencium puncak kepalaku. Ahhh bete, masa aku dibilang mesum. Tapi kan aku jujur kalo aku ini memang kecanduan aroma tubuhnya.

Aku segera mandi kilat, yah aku benar-benar lupa ada kuis pagi ini. Salahkan Off dan aroma tubuhnya yang membuatku mabuk kepayang, ingin ku memeluk dia sepanjang hari, bergelung manja dalam dekapannya.

Ternyata aku ini memang uke yang mesum yah.

Ah lupakan, pokok yang salah tetap Off.

...

Setelah jam kuliahku selesai, aku merasa begitu lapar. Hari ini Off tak bisa pulang bersamaku karna ada tugas bersama teman-temannya.

Aku tak keberatan, lagi pula aku juga merindukan Bay dan May. Oke hari ini waktunya kumpul dengan kedua sahabat gilaku.

Ahhh itu May, sedang duduk bersama Mario, sahabat Off. Tak sadar aku memperhatikan keduanya dari tempatku berada. May terlihat sangat nyaman, ia tertawa begitu cantik bersama Mario.

Apa mereka pacaran yah? Rasanya ku ingin tahu.

" Gun, liatin apa?" Saking fokusnya melihat May, aku jadi tak sadar ada Bay yang berdiri di sebelah ku.

" Ah, Bay, aku hanya melihat mereka sedang bahagia sepertinya." Kataku tersenyum.
" Oh mereka memang akhir-akhir ini jadi dekat." Komentar Bay. Sekali lagi aku hanya tersenyum memperhatikan kedua orang itu.

" Kita makan dulu saja yuk, biarin mereka berdua. " Kata Bay lalu kami menuju kantin.

...

Selama bersama Bay, Bay bertanya hubunganku dengan Off. Dan kujawab apa adanya bahwa aku dan Off saling nyaman satu sama lain.
Bay juga terlihat baik-baik saja, dia bilang dia sudah mulai move on.

Jujur saja terkadang aku masih merasa begitu tak enak pada Bay. Seolah aku tak bisa menjaga perasaan sahabatku. Tapi Bay dengan begitu baiknya mengatakan bahwa ia tak masalah lagi.

...

Waktu berlalu kian cepat, tapi aku merasa ada yang hampa.

Bukan hubunganku dengan Off, maupun hubunganku dengan Bay.

Hubungan kami bertiga terjalin dengan baik. Bahkan kami bertiga sering bersama sekedar sarapan atau makan siang. Namun tidak dengan hubunganku bersama May.

" Kamu kenapa sayang?" Tanya Off saat melihatku melamun di balkon. Dia duduk disampingku, dan aku menyandarkan kepalaku pada dada bidangnya.
" Aku merasa semakin jauh dengan May. Dia seolah tak punya waktu hanya untuk mengobrol denganku. Aku tahu dia sibuk dengan kerjanya yang super padat. Tapi rasanya tetap tak enak." Kataku menumpahkan semua kekesalan ku.

Tak perlu khawatir Off akan cemburu, toh Off paham betul bagaimana rasa sayangku pada sahabatku itu.

Off tersenyum dan mengelus rambutku dengan lembut. Membuatku terbuai.

" Aku paham bagaimana perasaanmu saat jauh dari sahabat. Tapi yang namanya sahabat sekalipun, tidak akan selalu ada saat kamu ingin kan?. " Kata Off dengan begitu lembut dan penuh pengertian.

" Karna meskipun dia tak selalu ada saat kamu ingin, percayalah bahwa dia slalu ada saat kamu butuh." Kata Off lagi, sedang aku hanya mendengarkan perkataannya.

Perkataan Off memang tidak salah, Off benar, mungkin May butuh privasi. Tapi aku tetap saja merasa hampa.

Ibaratnya, aku slalu bersama May kemanapun dan dimanapun. Saling berbagi satu sama lain. Tapi perubahan May mau tak mau membuatku sedikit cemas.

" Mungkin aku memang butuh waktu untuk menerima bahwa ia butuh orang lain lebih dari sahabat." Kataku.
Aku meletakkan kepalaku pada paha Off. Aku melihat Off tersenyum memandangku. Ahhh aku juga merindukan sahabat gilaku itu.

Tak sadar aku memejamkan mata sejenak. Aku merasa lelah dengan kosong yang kurasakan.

...

...

" May." Panggilku saat melihat May terlihat terburu-buru.
" Ah Gun, maaf aku sedang buru-buru. Nanti kuhubungi lagi yah." Kata May tanpa mau mendengar perkataanku dulu.

Aku tak mau berpikir aneh-aneh, tapi jujur rasanya memang May menghindariku. Tapi apa salahku?

" Gun, masih belum bicara sama May?" Tanya Off sambil menyuapi aku makan. Aku menggeleng pelan.
" Dia seperti menghindariku." Kataku kesal.
" Kamu jangan berpikiran seperti itu, siapa tahu dia lagi banyak masalah." Kata Off yang masih menyuapiku.

Aku menghela nafas panjang, aku hanya penasaran sesibuk apa gadis itu sampai mengabaikanku.

Intinya aku penasaran.

Gun POV End.
...

Author POV.

May sedang menyalin tugas di perpustakaan. Saking seriusnya tak sadar bahwa didepannya sudah ada Bay.

" May." Panggil Bay dengan suara pelan. May melihat Bay sekilas.
"Iya ada apa?" Tanya May pelan, ia masih sibuk.

" Gun merasa kehilanganmu." Kata Bay pelan namun penuh penekanan. May terdiam tak bereaksi, hanya sekilas menatap Bay lalu melanjutkan tugasnya.

" Aku tak ada niat jauhin dia kok Bay." Kata May sambil tersenyum lembut. Tapi jujur saja, dirinya hanya perlu waktu untuk kembali bercanda bersama Gun seperti dulu.

Bukan munafik, tapi ia tetap butuh waktu untuk melihat dan menganggap semua baik-baik saja. Ia tak ingin perasaannya mengambil alih keinginannya untuk bersahabat dengan Gun. Ia hanya butuh waktu untuk meredam perasaannya. Ia tak mau terluka lagi dan lagi.

" Aku pasti bakal kembali jadi sahabat dia kok Bay. Aku nggak akan ninggalin kalian." Kata May dengan perasaan campur aduk.
Bay hanya terdiam, ia tahu May terluka juga, tapi Bay hanya merindukan kebersamaannya dengan May dan Gun.

" Maaf yah Bay, aku menyuruhmu ikhlas melepas Off, tapi teori itu malah tak mempan padaku." Kata May dengan tersenyum bodoh. Bay hanya tersenyum dan mengangguk mengerti. Bay tahu May butuh waktu lebih banyak dibanding dirinya sendiri, karna Bay tahu, jatuh cinta yang paling menyakitkan adalah ketika hati dijatuhkan pada sahabat yang jelas hanya menganggap sahabat saja.

...

" Gun, ayo kita jalan-jalan." Ajak Off saat melihat Gun yang sepertinya sedang menunggu May.
" Jalan kemana?" Tanya Gun antusias. Siapa tau ajakan Off akan membuat hati Gun sedikit melupakan rasa sedihnya.
" Kemana saja asal denganmu." Kata Off dengan nada menggoda. Sedangkan Gun tertawa karna melihat sang kekasih mulai gombal.

Dan mereka menuju danau di dekat Apartemen mereka. Menikmati angin semilir dan menyaksikan langit biru menjadi senja.

Melupakan sejenak perasaan asing yang menghingapi hati Gun.

Author POV End.

...

Astaga, update lagi wkwk.
Aneh? Atau gimana nih menurut kalian.

Perasaan asing yang hinggap di hati Gun bukan cinta yah buat May.
Gun hanya merasa kehilangan sahabat baiknya.

Jangan marahin May yang tiba-tiba ngejauh, dia hanya butuh waktu kok. Hehe

Udah gitu ajah chapter ini.

Buat reader tercinta, terimakasih atas dukungannya.
...

Cerita Tentang KITA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang