Waktu Yang Berharga

440 50 0
                                    

Bagi siapapun, menghabiskan waktu bersama dengan orang terkasih adalah sebuah kebahagiaan yang sederhana.

Namun yang kadang terlupakan, waktu berharga selalu memiliki batas waktu.

Karna kehidupan memang silih berganti, mengajarkan bagaimana rasanya bahagia, menderita, dan berbagai macam perasaan lainnya.

...

Ibu Off, Ibu Gun dan Ibu Yessa, kumpulan ibu yang sedang tersenyum melihat tingkah sepasang kekasih yang sedang bermain bersama dengan anak-anak panti.

Memperhatikan dari jauh saja bisa membuat para ibu merasa bahagia.

Ibu Off, yang dikenalkan pada orang tua kekasihnya, menjadi akrab karna sama-sama seorang ibu. Yah namanya juga jiwa ibu jadinya yah mudah menjalin pertemanan.

Dan ibu Off sekarang tinggal di panti asuhan, untuk menemani ibu Yessa mengurus anak-anak istimewa.

Tanpa disadari oleh siapapun, ibu Gun menatap wanita yang telah mengalami berbagai luka yang pasti membekas. Ada rasa simpati, dan juga rasa hangat karna pada akhirnya Tuhan mempertemukan mereka.

Sosok yang selalu ingin ia tahu, sosok yang diam-diam ingin dia cari. Sosok yang ia rebut kebahagiaannya.

...

Sekian waktu berlalu, ada hal yang sudah terlupa, namun terkadang justru hal yang ingin dilupakan malah sulit dilupakan.

...

Saat ini hanya mereka berdua yang tersisa, sedangkan ibu panti beranjak membantu Off dan Gun mengurus anak-anak.

" Kalau seandainya waktu dapat diputar kembali, apa kau tetap akan meninggalkan dia?" Tanya Ibu Gun dengan senyuman.

Yang sedang dihadapinya adalah sahabat barunya, ibu dari kekasih putranya sekaligus mantan kekasih suaminya.

Ibu Off tersenyum lalu menatap Aya, Mayang menggeleng dengan mantap.

" Dia dan aku memang bukan ditakdirkan menjadi pasangan. Kami hanyalah dua insan yang pernah saling mencintai lalu memilih untuk berpisah." Kata Mayang dengan penuh pengertian.

Aya tersenyum hangat, tapi sesungguhnya yang membuat ia seperti ini adalah karna dulu dia dan suami menikah karna sebuah perjodohan.
Dan Aya pun tahu, untuk beberapa waktu lamanya, nama Mayang masih menjadi pemilik hati sang suami. Dan mendadak sekarang keduanya dipertemukan lagi.

Apa yang sebenarnya ingin takdir tunjukkan pada ketiganya?

...

" Apa kau takut kami kembali merasakan cinta lama bersemi kembali?" Goda Mayang membuat gelak tawa.

" Kenapa harus takut, kalau kalian memang berjodoh, aku ini bisa apa? " Kata Aya masih dengan senyuman yang tulus. Tapi perkataannya tadi membuat hati Mayang sedikit tersentil.

Mayang pikir, ini semua hanyalah candaan semata, mungkin saja Aya tidak mengerti bahwa pandangan suaminya sewaktu mereka bertemu bertiga, hanya Aya seorang yang ada di hati suaminya. Tak pernah lagi ada Mayang, karna sudah berapa tahun waktu berlalu, dan mereka berdua pun tak pernah lagi ada komunikasi.

Hanya saja selalu berbeda jika soal pemikiran Aya pada sang suami.

...

" Off, lihat deh ibu kita bisa akur yah kaya begitu." Bisik Gun pada kekasihnya yang sibuk mendongeng untuk anak-anak.
Off ikut melirik pandangan Gun, dan benar saja, percakapan intens kedua ibu mereka terlihat cocok. Seperti adik dan kakak.

Dan hal itu membuat Off tersenyum tipis, hatinya menghangat melihat ibunya kembali tersenyum.

Bagi Off, wanita itu sangat cantik, masih secantik dulu. Meski kerutan-kerutan halus sudah menghiasi wajahnya.  Segala yang selama ini dibayangkan oleh Off, pada akhirnya dikabulkan oleh Tuhannya.

Itu karna Off selalu mempercayai Dia.

Meski butuh waktu yang tak bisa dibilang sebentar, asal tetap menaruh rasa percaya pada Dia. Maka Dia akan memberikan apa yang terbaik lebih dari yang dibayangkan oleh otak manusia.

Ini perihal keyakinan dari Umat pada Tuhannya.

" Senyum itu indah Gun." Gumam Off dan Gun yang mendengarnya pun ikut tersenyum hangat.
Gun melihat senyum Off yang lebih hangat dari sinar mentari.

Dan bagi Gun, saat seperti inilah yang ia sebut keindahan. Dimana ia melihat senyum bahagia dari yang dicinta.

Ia kembali menatap ibu dan sahabat barunya. Gun selalu senang melihat senyum dan tawa mamanya.

Angin berhembus menyapa pipi Gun. Dan langit berubah menjadi kemerahan, cahaya senja mulai datang.

Membuat kumpulan anak-anak beranjak pergi masuk ke dalam. Meninggalkan sepasang kekasih yang memang menyukai senja.
Bahkan kedua ibu mereka melempar senyum dan lambaian tangan untuk pamit masuk kedalam.

Benar-benar meninggalkan keduanya.

" Kita jadi sendirian." Kata Gun sambil tersenyum.
Lalu Off mengenggam tangan mungil kekasihnya.
" Mereka memberi Quality Time untuk kita." Kata Off santai.
Gun tertawa, membenarkan.

Mereka berdua bersandar di bawah pohon.
Saling mengenggam.
Lalu menerawang langit senja yang mengurung biru dalam sekejap.

" Sebentar lagi kita lulus." Kata Gun menerawang. Ia penasaran akan apa yang menanti mereka di masa depan. Dan dia berharap bahwa genggaman ini yang akan selalu menghangatkan telapak tangannya.
Hangat yang selalu mengalir ke hatinya.

" Aku duluan yang lulus, baru kamu." Kata Off membenarkan. Gun pun tertawa, ia lupa akan fakta itu.

" Tetaplah denganku, sampai kapanpun." Kata Off serius lalu menatap Gun yang masih mengagumi langit senja. Namun kemudian ia menyadari ada semburat merah menghiasi pipi Gun.

" Aku tak berniat meninggalkanmu, jadi aku bisa kemana jika tanpamu?" Tanya Gun lalu tersenyum menatap sang kekasih.

Off tersenyum lalu merengkuh lelaki mungilnya kedalam pelukan hangat.

" Maka dari itu, jangan kemana-mana. Cukup di dekatku." balas Off.

Lalu percakapan berlanjut dengan pelukan hangat dan tawa penuh rasa.
Keduanya larut dalam Rasa yang tak memudar.

Karna keduanya tahu, cukup bersama untuk menjadi satu.

...

Tak pernah terbayangkan sebelumnya, penantian yang tak kunjung lelah pada akhirnya membuahkan hasil yang melegakan.

Meski pada akhirnya ia tahu ada pengorbanan lain yang setimpal.

Menyakitkan memang, ketika Off mendapatkan kembali hari-hari yang akan ia lalui bersama sang Ibunda. Namun sebagai bayarannya, ia harus kehilangan sang ayah, terlebih ketika pada akhirnya ia mengetahui segala fakta yang mampu mengguncang dunianya.

Tapi sekali lagi ia harus berterimakasih pada Tuhan, hampir saja ia lupa, berterimakasih karna disaat titik lemah nya, di titik itu ada seseorang yang setia mendampinginya. Setia bersamanya, setia mengenggam tangannya.

Menyalurkan kekuatan yang membuat Off mampu menegakkan badannya menghadapi rasa sakit itu.

Kekasih yang menerima dirinya apa adanya.

Dan satu janji yang akan ia selalu ingat adalah ia takkan pernah melepaskan lelaki itu.

Karna Gun adalah pusat semesta seorang Off Jumpol.

...

Tbc

...

...

Duhhh baru update
Cielah
Wkwk

Maaf yang nunggu lama
Dan terimakasih yang selalu setia.

Enjoy to the story.


Cerita Tentang KITA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang