Sisa Kepalsuan

487 54 2
                                    

Tak ada lagi yang tersisa pada diri Off perihal perasaan bencinya. Dia tak ingin lagi menyesali sebuah kebodohan untuk rasa benci. Karna kini semua fakta yang sebelumnya ia tahu satu sisi, akhirnya terbongkar juga dari mulut sang ibu.

Seseorang yang tak pernah sedikitpun Off bisa benci. Meskipun nyatanya justru wanita itulah yang menghancurkan segalanya.

Berpura-pura jadi seorang korban yang tak berdaya, nyatanya justru manusia yang tak punya hati. Namun sehinanya wanita yang ada didepannya, Off tetaplah menjadikannya urutan no satu di daftar orang yang ia cintai.

Jadi yang dapat dilakukan Off adalah hanya terdiam dan berusaha memahami segala hal yang menjadikannya sedemikian hancur.

Namun meski tak membenci, nyatanya Off tak dapat memungkiri perasaan kecewanya. Mungkin saja ia tak sanggup lagi memaafkan wanita ini. Membiarkan waktu yang memaafkan.

Jangan bilang Off membenci, harus ditekankan, Off tak membenci wanita yang ia sebut sebagai ibunya. Tapi Off hanya tak mampu bersandiwara memaafkan atas perbuatan wanita ini pada nya dan keluarganya.

Off juga berharap memiliki hati seperti mendiang ayahnya, yang tak pernah sekalipun membenci atau menunda untuk memaafkan.

" Aku bahkan tak pantas untuk kau sebut sebagai ibu. Aku adalah segala sebab kehancuran kedua anakku, karna kemunafikanku, keegoisanku, dan aku adalah seseorang yang menghancurkan hidup ayahmu, ayah yang kau benci sampai pada hari kematiannya." Mayang terisak mengakui segala sisa kepalsuan yang menyakitkan.

" Maaf karna menjadi pengecut dengan lari dari tanggung jawabku. Meninggalkan segala luka dan sakit dalam hatimu." Off merasa telinganya mendadak tuli.

" Aku yang mengkhianatinya, hamil kakakmu dari lelaki yang bukan suamiku. Lalu kau ternyata anak kandungnya. Mungkin Jika kau juga anak dari hasil kebusukanku, dia takkan mungkin masih mencintaiku setelah apa yang kulakukan." Mayang menceritakan segalanya, tidak lagi perduli pada apa yang akan ia dapatkan dari putranya. Karna yang ia pikirkan hanyalah satu, ia tak ingin jikalau hubungan keduanya membaik, tapi ia tetap menyimpan rahasia itu selamanya.

Maka itu ia melakukan hal ini, menyesali segala tindak bodohnya, dan ia memohon ampun pada sosok yang ditinggalkannya disisa usianya.

Karna ia menyadari bahwa yang namanya kehidupan, sudah pasti akan ada akhir. Dan ia tak ingin lagi terbelenggu oleh kepalsuan yang dia lakukan.

Ia tak berharap sosok putranya akan memeluknya, menerima atau memaafkannya. Ia teramat sadar bahwa maaf itu terlalu mahal untuk rendahan sepertinya.

Karna ia sadar betapa hancur sosok putranya ini, meski dari luar dia jelas baik-baik saja. Putranya terlalu pandai memainkan perannya.

Dan satu hal yang selalu disyukuri oleh Mayang adalah sehancur apapun Off, ia tak pernah tersesat pada dunia semu yang siap menghancurkan secara perlahan.

Off pandai memilah jalan untuk tetap menjadi dirinya sendiri. Bertahan sendirian dan tak berusaha mencari pelarian.

Semua pasti tahu, bahwa kehancuran mental seseorang, memacunya untuk mencari pelarian, tak perduli pada kesesatan yang akan membuat penyesalan di akhir nanti.

" Kenapa ibu harus mengatakan segalanya yang sudah ku yakini dari sebaliknya?" Tanya Off datar.
Dadanya terasa sesak, namun ia tak mampu meluapkan sesak itu.

Karna dalam hati kecil seorang Off Jumpol adalah, rindu yang teramat membuncah pada wanita yang ia sebut ibu.

Sekaligus wanita yang telah mengajarkan dirinya tentang sebuah kehancuran.

Cerita Tentang KITA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang