Tujuh

38 3 0
                                    


Nio melangkah tanpa arah, tahu tahu dia sudah sampai disebuah danau buatan yang terdapat di taman tak jauh dari sekolah. Suasananya cukup sepi, hanya ada angin yang sesekali menabrak tubuhnya pelan, nio memejamkan matanya, menikmati angin sepoi sepoi disana.

“Kamu, kesini juga?” Tanya seseorang, suaranya sudah nio kenal sejak masa kanak kanaknya dulu.

Nio berdecak, ini kebetulan atau fuji yang sengaja mengikutinya, Entahlah!. Nio berhenti menatap danau, dia berbalik tanpa menatap fuji sekalipun.

“Kangen jaman SD dulu ya, biasanya setiap pulang sekolah kita kesini sampe sore, dengan alasan klasik supaya engga disuruh tidur siang, hahaha lucu ya” Kata fuji mencoba mengingat kenangan dulu.

“Enggak juga!” Timpal nio.

“Soalnya buat apa aku kangenin sesuatu yang engga akan mungkin terjadi lagi, ngabisin waktu!” Kata nio

Fuji menggaruk telapak tangannya yang tak gatal karena gugup.

“Ya... Tapi kan, dulu kita ketawa sama sama disini, enggak kaya sekarang”

Nio menaikan alisnya “Maksud kamu apa?”

“Kamu mau bilang kalo aku berubah, aku egois, karena jaga jarak sama kamu. Heh, kan kamu sendiri yang bilang kalo aku adalah orang yang engga bisa dukung hubungan kamu sama si alex, jadi buat apa aku ikut campur urusan kalian lagi, iya kan?”

“Ji, denger aku ya, dulu sama sekarang itu beda. Dulu mungkin kamu percaya sama aku dan aku juga percaya sama kamu, tapi sekarang...” Nio tidak melanjutkan ucapannya. Ia melihat mata fuji yang menatap tak percaya, nio mengela nafas.

“Oke, terserah!” Umpat nio.

“Nio, aku mau main ke rumah kamu boleh ya”

***

“Mamio mana?” Fuji bertanya saat memasuki rumah nio yang terlihat sepi.

“Pergi sama temen temennya paling” Balas nio.

Mereka melangkah ke arah kamar nio, disana fuji tertegun melihat kenangan masa kecilnya masih nio simpan dengan sangat rapi dan terawat.

“Wah, ini kan gambar yang aku buat, masih ada!!” Seru fuji semangat.

“Dari dulu juga kan itu ada disitu, kenapa kamu tiba tiba lupa ingatan gini. Ternyata cinta bukan cuma buat orang buta ya, tapi amnesia juga” Tandas nio. Fuji mengerucutkan mulutnya.

Beralih ke meja belajar, fuji mengamati satu per satu buku yang masih terjajar rapih disana, tangannya meraih album foto masa kecil nio.

“Wowww!!” Jerit fuji tiba tiba, tepat di telinga nio. Jeritnya nyaris membuat telinga nio sakit karenanya.

“Ini foto kita, ya ampun!”
“Kok masih ada” Katanya terkagum.

“Biasa aja! Telinga aku sakit” Gerutu nio.

“Semua foto, barang, atau apapun yang buat masa kecil aku berwarna ya aku simpan, itu cara menghargai kenangan” Nio seolah menggurui.

“Sumpah, gila! Aku aja lupa loh kapan terakhir kita foto bareng. Ya abis, setiap foto pasti hasilnya jelek, secara kamu ngelak terus!”

“Tapi di foto ini kamu senyum nio, gila ini emang harus di museumin sih” Fuji berkata seolah menyarankan.

“Lebay! Lagi pula itu bukan senyum tapi nyengir keterpaksaan” Balas nio.

Fuji tersenyum “Coba kita bisa putar waktu. Kalo bisa, aku selalu mau kembali ke masa itu, masa dimana semuanya masih terasa sangat mudah. Engga ada cinta cintaan” Ucap fuji menatap nio tepat di mata.
Nio mengangguk setuji, kemudian tertawa.

“Cinta? Itu mah kamu aja kali, aku masih belum mengenal cinta sampai saat ini” Lalu nio menatap ke arah luar jendela.

Kamu benar ji, andai waktu bisa di putar, setidaknya aku bisa antisipasi atas apa yang akan terjadi. Batin nio.

***
TBC

Haiii guys,gimana nih, udah pada nyoblos kan? Jangan sampe golput yaa😇 Nio aja nyoblos kok, no golput-golput club, Karena satu suara dari kalian itu berpengaruh untuk satu Indonesia loh😇😇😇

LOST STAR (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang