Suara alarm disebuah kamar yang dipenuhi dengan Accessories berbentuk bintang mulai berbunyi, menandakan sudah waktunya sang pemilik kamar untuk bangun dan memulai aktivitasnya. Tangannya berusaha meraih ponsel miliknya dan mematikan alarm yang mungkin menurutnya sudah menganggu. Dan seolah enggan untuk membuka mata, ia kembali memeluk guling. Mungkin yang dia butuhkan saat ini hanya satu, dua atau lima menit lagi untuk mengeliap sebentar agar bisa melanjutkan mimpinya.Yes, aku menemuinya lagi.
Seorang pria berjalan membelakangi. Fuji tidak tau pasti siapa sebenarnya pria itu, tapi yang jelas dia adalah pria yang beberapa hari ini kerap mendatangi mimpinya.
“Hey!” Langkah pria itu terhenti.
“Siapa kamu?” Fuji bertanya, bukannya menjawab dia malah berlalu.
“Tunngguuu..!!!”
Fuji berusaha mengejarnya, namun seperti hantu yang bisa menghilang kapan pun. Pria itu benar benar hilang tak tahu kemana. Fuji menyerah, ia kehilangan jejak pria itu lagi.
Plak!
Mata fuji membulat, sebuah tangan mendarat mulus di pundaknya, baru saja ia ingin membalikan badannya, tiba tiba...
Dreett.. dreett..
Ponselnya berbunyi, membuyarkan mimpi fuji yang hampir saja mengetahui siapa sebenarnya pria itu. Sambil membuka mata yang pandangannya masih terlihat samar, fuji menerima telepon.
“Ya ampun, nio! Bisa engga sih kamu pagi pagi gini engga ganggu aku! Asal kamu tau ya, dengan hitungan detik kalo kamu tadi engga nelpon aku, aku tuh pasti udah tau siapa sebenarnya pangeran itu!” Sahut fuji di ujung telepon kepada sahabatnya.
“Pangeran? Hahaha ngigo ya kamu, lagian mana ada sih pangeran yang mau deketin seorang puteri yang garang kaya kamu” Nio seakan tak mau kalah omong dari fuji, dan alhasil pagi-pagi begini pria itu sudah berhasil membuat mood fuji berantakan.
“Please deh, nio! Aku galak kaya gini itu cuma sama kamu, kamu nya aja yang engga tau kalau aku punya kepribadian seperti Michelle Latuconsinna” Oceh fuji.
“Wait, michelle latuconsinna?” Tanya nio.
“Iya lah, perpaduan antara michelle ziudith dan prilly laticonsinna, yaitu aku. Kamu bayangin aja tuh gimana jadinnya, perfecto!”Fuji membanggakan.
Disebuah kamar yang tertata rapi, dengan beberapa buku dan koleksi mobil mainan kesukaannya, nio hanya bisa menahan tawa mendengar ocehan fuji. “Dasar artis Halluwood! Haluuu mulu kerjaannya”.
“Ya udh ah, aku mau mandi nih, kalo aku debat sama kamu terus yang ada nanti aku bakalan telat datang ke sekolah” Tandas fuji tak tulus karena masih kesal dengan sikap nio.
Setelah telepon di-disconnect, tak lama fuji langsung bangkit dari ranjangnya, diraihnya sebuah handuk yang masih tergantung, lalu memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri dan berkemas.
***
Nio menuntun motornya keluar dari gerbang rumah. Sudah pukul setengah tujuh, tapi fuji belum keluar juga.
Tubuh fuji sudah mulai terasa segar, matanya pun sudah tidak mengantuk lagi. Fuji sudah rapi mengenakan seragam sekolahnya.
Tinn.. Tinn..
Fuji kenal betul suara klakson motor itu, ia segera merapikan bukunya, lalu bergegas keluar kamar. Sebelumnya ia meminta izin terlebih dahulu kepada sang mamah yang masih sibuk mengatur urusan dapur.
“Aku berangkat, ya, mah” Fuji mencium tangan sang mamah.
“Loh, kamu engga mau sarapan dulu?”

KAMU SEDANG MEMBACA
LOST STAR (SUDAH TERBIT)
Teen FictionTentang seorang remaja bernama Fuji yang sangat menyukai salah satu keindahan tuhan, yaitu bintang. Dia mempunyai satu sahabat paling spesial bernama Nio, kedekatannya dimulai semenjak keduanya duduk di sekolah dasar, di tambah rumah mereka yang ber...