2.1 Kijang Kecil

32 2 0
                                    

🎶Walag - Maaf (Lyric Official)🎶

"Memaafkan mungkin mudah, tapi melupakan? Tidak semudah yang kamu bayangkan."

***

Setelah kurang lebih 1 jam berdiri di lapangan mendengarkan kalimat demi kalimat dari Kepsek, semua siswa berhamburan. Ada yang ke kelas, kantin, toilet, atau duduk-duduk di sisi lapangan.

Keknya kalau gue beli minum dulu seger deh.

"Bang, mau yang ini 1." Merealisasikan rasa hausku, aku pesan es buah rasa melon di kantin sekolah. Yeah, kupikir karena baru hari pertama, guru tidak akan memberi materi. Paling-paling hanya perkenalan.

"Nih neng, 2rb. Pake susu gak?"

"Boleh deh."

Setelah mendapat minuman, aku bergegas menuju kelas. Maklum, kelasku di lantai 2, sekitar ada 20 anak tangga yang harus aku naiki. Jadi, mau tidak mau ya harus cepat-cepat. Atau guru akan lebih dulu masuk, dan aku terlambat.

Dan kalian tau? Ketika sampai di kelas, aku malah bertemu dengan makhluk menyebalkan pagi tadi.

"Lo?! Ngapain lo duduk di kursi gue? Belum puas tadi nabrak gue sampe bungsut?" Aku langsung mengintimidasinya tanpa basa-basi.

"Lah, tadi kata ibu gua, gua duduk di sini. Sama anak ramah. Lo pasti ngaku-ngaku duduk di sini." Jawabnya santai.

"Heh, lo gak liat tuh di meja ada buku plus nama gue? Irysia Kintana, belum jelas?!"

"Kok lo nyolot sih? Gue mana tau siapa nama lo. Gue bantu berdiri aja lo nolak." Masih dengan sikap santainya.

"Terserah lo! Ambil aja tuh kursinya. Gue pindah!" Akhirnya dengan penuh emosi, aku memilih mengalah. Daripada nanti harus bertengkar dengannya setiap saat, kan?

Mataku berliaran ke penjuru kelas. Berharap ada satu kursi kosong untuk ku tempati. Dan ya! Di sana.

"Hey, saya boleh duduk di sini?" Tanyaku basa-basi ke orang yang lebih dulu duduk di sini.

"Oh, duduk aja."

Ebuset, jutek bener ini bocah. Gue beramah tamah padahal. Tapi yaudahlah ya, ketimbang duduk sama tuh orang rese.

"Thank's. Saya Kintan, kamu siapa?" Aku mengulurkan tangan, yah, masih basa-basi sih. Tapi ini tulus. Karena dia sudah berbaik hati mau duduk bersamaku.

"Fitra." Dia menjabat tanganku, tersenyum singkat. Lalu kembali fokus ke bukunya.

"Eh, emang udah langsung belajar?"

"Gak."

God, boleh gak sekalii aja jitak orang? Ini jutek banget sih gewla.

"Terus kok kamu baca buku?"

"Pingin aja."

Sabar, Ntan. Sabar. Meski gak lagi ujian.

"Kamu dari SD mana?"

"SDN Cadas."

"Kamu emang gak suka diganggu atau emang pendiam?"

"Lebih ke pendiam."

"Kesel gak kalau saya ajak ngobrol?"

"Gak, paling kamu yang kesal."

Laiya, gue yang kesel. Irit ngomong banget.

"Yaudah deh."

Dan aku, menyerah. Karena lebih baik berhenti, daripada tetap berusaha tapi berujung sia-sia. Eh kok gue baper?

DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang