Kamu meyakinkanku, bahwa aku adalah satu-satunya yang kamu miliki. Tapi nyatanya, aku merasa kamu hanyalah sebuah ilusi semata.
~Lieben~
🍃
00.12 Dini Hari. Dan Ara masih belum bisa memejamkan mata barang sekian menit pun. Hatinya masih mengganjal karena kesalahan yang belum dimaafkan.
"Terkutuk lah lo, cowok Songong!" gerutu Ara. Sekarang Ara mengganti posisi duduk di tempat tidur. Menatap pada jam dinding yang terus berputar menyisir waktu. Padahal ia ada kelas pagi hari ini. Namun hingga saat ini tak ada tanda-tanda bahwa kantuk akan hadir.
"Harus gimana coba gue? Yakali ngasih surat cinta." Ara mendengus gusar. Sekali lagi Ara memikirkan saran dari teman-temannya.
"Arrghhh ...." Ara mengacak frustrasi rambutnya. Hanya karena makhluk bernama Kenzo, Ara harus menghadapi kegusaran seperti ini.
Ia raih handphone untuk memangkas kesunyian. Membuka akun instagramnya, dan langsung mendapatkan postingan baru Mamanya yang sekarang tengah berlibur ke Sumba bersama Papanya untuk berbulan madu yang kesekian kalinya.
"Mama jahat! Ara lagi sedih, Mama malah enak-enakan honey moon sama Papa," ucapnya menatap nelangsa pada handphonenya.
Di saat Ara terus men-scroll instagramnya, Ara menemukan ide baru. Berharap semoga ide di tengah malam ini berhasil.
"Gue butuh Fini!"
🍃
Pagi ini kampus sudah mulai dipadati para mahasiswa yang memiliki kelas pagi, atau yang hanya sekedar mengerjakan tugas dan mengejar dosen. Termasuk Ara yang setengah jam lagi akan memasuki kelas. Kepalanya celingak-celinguk mencari di mana teman-temannya berada.
Sebuah notifikasi dari Fini masuk. Ternyata mereka sudah kumpul di kafe tempat biasa nobgkrong. Langsung saja Ara menyusul ketiganya.
"Pesanan gue mana, May?" Baru saja sampai, Ara langsung menagih pesanannya pada Maya. Maya yang mengerti pun langsung menyerahkan kantungan hitam kepada Ara.
"Apaan, tuh? Makanan, ya?" tanya Dita dengan mata berbinar.
"Di otak lo makanan terus, ya, Dit?" ucap Fini.
"Mana tau, Fin."
Ara menerima katungan itu. Dan melihat isinya.
"Untuk apa lo minta gue beliin kopi segitu banyaknya?" tanya Maya.
"Tadi malam gue ngalong. Entar ketiduran di kelas bisa berabe," jawab Ara.
"Yah, gue gak suka kopi," rutuk Dita.
"Emang siapa yang mau nawarin lo kopi?" ledek Ara.
"Jahat lo, Ra."
"Gue, gue suka kopi, Ra. Kopi apa aja gue suka. Mulai dari kopi susu, kopi item, kopi luwak, Amerucano, vanilla late, pahit, manis, gue suka semuanya," sambar Fini dengan antusias.
"Siapa, Fin?"
"Ya gue."
"Emang siapa yang nanya, Fin?"
"Eh, Dit. Tuh empang gak jauh lho dari sini," geram Fini.
"Emang gue peduli?"
"Huss, gue lagi puyeng, denger kalian ribut buat gue makin puyeng," ucap Maya.
Ara yang asyik meneguk kemasan kotak kopinya menatap satu-satu temannya. Ara harus segera minta bantuan mereka. Dia gak bisa terus-terusan membiarkan dirinya merasa gusar karena Kenzo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lieben
Teen Fiction[Update tiap Sabtu] ❤❤❤ Di saat kenangan bersamanya lenyap, kau datang dengan sejuta rasa tak terduga. Kupernah berucap salam benak untuk menjauh, tak ingin lagi berurusan denganmu, karena kau bilang aku telah mengusik hidupmu. Namun setelah aku per...