Nggak bisa tidur. Mari lanjut!
Happy reading!
===================================
James mengerutkan dahi syok. Tepat di sisinya, Flo mengikuti hal yang sama. Keduanya sedang berdiri berdampingan di depan tiang dekat dapur The Burrow. Mengamati banyak coretan ada di sana. Sebuah goresan baru dengan warna yang berbeda tercetak di tiang itu. Di sisi garis itu tertulis FLO, tulisan tangan Molly.
"Tidak mungkin sama," kata James.
"Kenyataannya begitu," jawab Flo.
Molly mengangkat pundaknya tidak habis pikir. Ia memutar-mutar pena bulunya setelah menutup botol tinta kecil yang baru ia gunakan untuk menggores tiang. "Kalau kau tak percaya, mau aku ukur lagi tinggimu, James?"
"Tentu, Grandma! Aku ragu jika tinggiku sama dengan Flo. Ayo, ulangi lagi."
Hari ini Flo diajak mengunjungi The Burrow oleh Harry. Harry meminta ijin Dudley agar membolehkan mengajak Flo untuk mengenal beberapa keponakannya yang juga akan berangkat ke Hogwarts bersama putrinya esok. Pasalnya, James masih menunggu satu tahun lagi untuk dapat berangkat, oleh karena itulah Harry ingin setidaknya Flo bisa lebih dulu akrab dengan beberapa anak dari keluarga Weasley yang akan menjadi temannya di Hogwarts sebelum bersama anak-anak Harry.
Kesan pertama Flo ketika sampai ke The Burrow adalah..
"Keren!" ujarnya melihat rumah tinggi miring yang antik. Meski sudah mengalami renovasi, The Burrow tetap mempertahankan ciri khasnya. Miring. Para anak-anak dan menantu yang menginginkan itu semua. Toh mereka ingin agar para generasi selanjutnya mengenal The Burrow tak jauh dari aslinya. Flo terpesona.
Ada kebiasaan baru yang dilakukan Molly pada para cucunya sejak kelahiran Victoire. Yaitu mengukur tinggi badan di tiang sisi dapur. Mereka akan diukur sejak pertama kali bisa berdiri dengan dua kakinya sendiri dan dilanjutkan ke pengukuran selanjutan setiap menginjak tahun baru. Molly menerangkan arti garis-garis di tiang itu pada Flo ketika gadis itu baru melihatnya sendiri.
Sama seperti Teddy, meski bukan cucunya, Flo kini dianggap sebagai salah satu anggota keluarga The Burrow juga. Salah satunya adalah dengan ikut menorehkan tinggi badan di tiang itu.
"Hasilnya tetap sama, James. Jangan memaksa!" Harry ikut melihat kegaduhan di dapur sambil membawa segelas teh hijau.
James menggelengkan kepalanya tidak terima. "Anak perempuan itu lebih pendek dari anak laki-laki, Dad." Protes James tak suka menyadari hasil tinggi badannya sama dengan Flo.
"Tidak selamanya begitu juga, kan, James! Flo, kan, lebih tua darimu. Itu mungkin salah satu faktornya!" kata Al duduk di sisi pamannya, Bill.
"No, tidak bisa!" kata James.
Sejauh ini, tinggi badan cucu Weasley yang tercatat paling tinggi adalah Fred, putra George. Di posisi kedua ada Victoire, dilanjutkan Louis, Roxanne, dan James di posisi ke lima tertinggi. Mereka mewarisi gen tinggi Weasley di usia mereka yang masih muda. Bahkan, karena tingginya itu, di sekolah James menjadi kapten basket untuk tim laki-laki sekolahnya. Ia sering mencetak angka tiap kali pertandingan. Pernah ia berkata pada Ginny, bahwa kemampuan shooting dalam basketnya menurun dari Ginny sebagai chaser yang berbakat. Jarang sekali lemparan bola James tak masuk ring. Tepat sasaran dan sempurna.
Sementara lima terendah ditempati oleh Lucy, Al, Rose dan yang terpendek adalah Lily. Ya, Lily, lima senti lebih pendek dari Hugo. Sepenuhnya, Lily mengikuti gen ayah dan ibunya yang bertubuh tidak terlalu tinggi.
YOU ARE READING
Knock.. Knock! [FF]
FanfictionWarning! Chapter 1 [Rated M] Flo, putri sulung Dudley Dursley ternyata seorang penyihir. Mau tidak mau, Dudley meminta pertolongan Harry untuk membantu kemampuan Flo. Hubungan Harry dan Dudley yang lama memburuk mulai terobati. Kepercayaan Dudley se...