Setelah kejadian memalukan di perpustakan siang tadi, dira menjadi sosok pendiam, entah apa yang ada dalam pikirannya kini.
Dira tak menyangka lelaki yang selama kurang lebih satu tahun hinggap di dalam hatinya duduk di sebelahnya dan dengan bodoh dira tak sengaja menginjak kaki lelaki itu. Dira hanya dapat menepuk jidatnya berkali-kali, untuk pertamanya duduk dalam ruangan yang sama dengan jarak yang begitu dekat namun dengan kesan yang membuat dirinya malu sendiri.
Afnan Afandi Nata lelaki yang bisa di bilang sangat sempurna ini adalah seorang kapten tim basket SMA TUNAS BANGSA 1, lelaki yang berpawakan tinggi, putih, rambut yang berwarna hitam,mata tajam bak tatapan elang, hidung mancung,selalu berpenampilan rapi, dan yang pasti seorang lelaki yang memiliki banyak karisma. Tak jarang banyak sekali wanita yang terang-terangan mengakui jika ia menyukai afnan, namun di balik sifatnya yang ramah,tampan,dan berwibawa, afnan adalah tipe lelaki yang sangat anti dengan wanita centil yang setiap hari mengganggunya.
"Woy dir, ngelamun aja astaga" suara aya mampu membuat dira yang sedang melamun terperangah dan langsung mengusap telinganya kasar
"Kenapa sih ay? Ganggu mulu heran" cerca dira
"Lagian sih lu suka banget ngelamun, kalau enggak ngelamun ya tidur" ucap aya
Dira hanya melengos lalu memutar kedua matanya jengah dengan tingkah aya yang selalu saja membuat telinga dira penging, untung saja telinga dira banyak nyawa gak gampang budeg jadinya.
"Eh guys, tau gak kabar baru soal murid tertampan si afnan" ujar Luna yang tiba tiba saja bersuara dengan lirih.
"Kabar apaan?" Tanya aya, sedangkan dira hanya memasang telinga mendengarkan apa yang akan di ucapkan oleh sahabatnya tentang afnan.
"Jadi katanya si afnan jadian sama kaliza anak 12 ips 1" jelas luna, dira yang mendengar hanya dapat bernapas lesu, ya memang dira siapa bisa cemburu? Mencintai afnan dari jauh saja sudah lebih dari cukup, dira memang tipikal cewek yang gak mau ribet mengakui jika ia mencintai seorang afnan sicowok populer itu.
"Dir, lu tuh cantik kenapa gak bilang aja kalau lu suka si afnan, pasti si afnan bakal naksir juga, lagian cewek kaya lu tuh jangan sembunyi di dalam kelas terus, anugrah tuhan udh ngasih wajah begitu sia sia dong" jelas aya. Dira lagi-lagi hanya memutar matanya malas,jengah dan bosan.
"Gue lebih suka memendam rasa suka gue buat afnan, dari pada gue harus bilang sama dia, gue masih tau diri, toh mana mungkin afnan suka sama gue, dia aja gak kenal gue" jelas dira yang mulai kesal karena berita tentang afnan dan kaliza, terus di tambah temannya yang selalu membujuk agar dira lebih terbuka pada afnan, kenal aja tidak gimana mau terbuka.
***
Bel pulang sekolah sudah lewat beberapa menit yang lalu, namun dira masih setia duduk sendiri di dalam kelas, bukan tanpa alasan dia memilih pulang lebih akhir di banding teman yang lain. Tapi karena ada sesuatu yang harus ia kasih kepada seseorang mm tepatnya bukan sama orang nya tapi sama loker tempat orang itu menaro barang.Perlahan tapi pasti, dira melangkah begitu hati-hati memastikan setiap sudut sekolah, agar aksinya tidak diketahui siswa lain atau mungkin guru yang lewat.
Setelah selesai menaro sesuatu dalam loker, dira memutuskan untuk segera pulang karena sudah terlalu lama berdiam diri di sekolah.
Saat melewati lapangan basket yang berada tepat disisi depan halaman sekolah, mata dira tertuju pada seorang yang selama ini ia kagumi 'afnan' gumama dira, lalu kembali berjalan untuk pulang.***
"Woy udah pada capek belum kalian?udah jam 3 nih gue balik dulu ya" teriak afnan kepada para temannya, yang di teriaki pun memberikam jempol yang berarti 'oke bro'.
![](https://img.wattpad.com/cover/184620909-288-k742870.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDIRA
Teen FictionTerkadang mencintai dalam diam itu menyenangkan dan menyesakan.. Selalu di selimuti rasa senang bahkan tersakiti.. Menatap sang pujaan hati tertawa lepas.. Mendengar suara gurau yang membuat ku terkikik.. Melihat ia berjalan saja sudah membuat jantu...