5

30 3 1
                                    

"Katanya,cara mencintai seseorang itu banyak, dan salah satunya diam- seperti aku mencintaimu"
.
.
.

Lagi dan lagi afnan menemukan surat, kali ini di balut menggunakan amplop biru dengan sedikit aksen gambar doraemon yang menurut afnan lucu,

"Huft, siapa sih ya yang ngasih surat tiap pagi" gumamnya.

"Dor" tiba tiba dandi datang dan mengagetkan afnan.

"Tai lu" kesal Afnan.

"Waduh santuy dong bro, lagian pagi-pagi ngalamun aja" ujar dandi, tanpa di sengaja dandi melihat amplop biru yang afnan pegang sedari tadi, tanganya yang usil langsung mengambil amplop itu, dan ia pun berlari menghindari afnan yang sedari tadi terkejut akan kelakuan dandi.

"Dan woy balikin kagak" teriak Afnan.

"Ntar nunggu gue selesai baca" ujar dandi sedikit berteriak karena sedang menjauh dari afnan, afnan pun tak tinggal diam ia terus mengejar dandi.

Saat sedang mengejar dandi, kaki afnan berhenti tiba-tiba, karena mata afnan melihat dira dan temannya sedang berjalan dengan sedikit bergurau.

"Ngapain anjir pagi pagi lari-lari"  tanya luna yang sejak tadi melihat afnan berlari dari ujung koridor sampe ke depan kelasnya.

"Ngejar dan--" ucapan afnan terhenti, ketika mendengar suara riuh dari dalam kelasnya, afnan sedikit memejamkan mata, dia benar-benar geram terhadap dandi!.

"Woy guys guys, eak abang Dandi mau bacain surat cinta dari fansnya aa afnan, mau denger gak?" Ujar dandi sangat keras.

Semua siswa yang berada di kelas pun, berteriak 'mau' karena mereka sangat penasaran dengan isi surat itu, lagian jaman sekarang masih ada aja gitu kan yang main surat suratan, berasa gak punya handphone aja.

Dandi berdehem sejenak sebelum ia mulai membaca,"hai, pagi ini cerah ya? Hehe kaya wajah kamu ups* boong tapi wkwk-

Semangat untuk hari ini...
Semoga hari mu indah ya...

Salam hangat dari sang pengagummu--

'A'" setelah dandi membaca surat itu, semuanya hening lalu dalam hitungan,

1

2

3

"HAHAHAHAHA, ANJIR SECERAH WAJAHMU" Ujar dandi lantang.

"Ngakak bgt woy ah" teriak salah satu siswa yang berada di kelas.

Afnan dengan raut wajah tak bersahabat memasuki kelas lalu merebut surat itu.

"Puas lu!" Gertaknya membuat seisi kelas hening.

Ya, afnan memang tak pernah peduli pada wanita yang selalu mengejarnya dengan terang terangan, atau bahkan hanya diam-diam, namun afnan masih punya hati nurani untuk tidak mempermalukan seseorang, apalagi wanita. Tapi tidak dengan dandi.

***
Dira melangkah sangat gontai menuju kelasnya, ia begitu lelah, batin, perasaan,malu, ingin menangis.

'mengapa dandi sejahat itu padanya' pikirnya. Ya tapi dira tau dia memang sangat kampungan, bahkan untuk sekedar menyapa saja tak berani, mengirim surat seperti gadis yang sangat katro.
Dira juga paham, bahwa dandi tak tau siapa yang menulis surat itu. Namun saat ini hatinya sangat sakit.

"Gila ya katro banget anjir yang ngirim surat ke afnan" ujar luna dengan nada mengejek

Dira memejamkan matanya dalam dalam, tak ingin mengingat setiap kata yang keluar, tak ingin sama sekali mendengar semua cacian terhadap dirinya, dia hanya ingin lenyap untuk saati ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALDIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang