-8-

2.2K 248 81
                                    

Namtan yang membawa mobil sepanjang dari Club ke Mansion karena Krist yang tidak mau lepas dari Singto, tetap bergantungan memeluk Singto dan sepertinya yang dipeluk juga tidak masalah dengan hal itu.

Ketika mereka sampai di mansion, Krist sudah tertidur di pelukan Singto. Bisa dilihat bekas tangisan diwajahnya Krist membuat Singto kasihan jadi dia mengendongnya sampai ke kamar.

Pelan-pelan membaringkan Krist yang sudah tidur setelah itu Singto memberitahu Namtan untuk menyuruh pelayan megganti baju Krist dengan piyama karena takut dia tidak nyaman tidur dengan baju pergi.

Singto seperti anjing gila memarahi bodyguard yang menjaga didepan kamar Krist. Masih tidak mengerti bagaimana bodyguard yang professional seperti mereka bisa lalai sampai anak umur 17tahun lolos dari kamarnya sendiri dan bahkan penjaga cctv tidak lihat kalau Krist keluar dari gerbang.

Apalah yang dilakukan semua orang ini. Singto seperti mau memukul mereka semua yang tidak bisa mengerjakan tugas dengan baik. Tapi untung saja Krist tidak apa-apa setidaknya itu yang penting sekarang.

.
.

Namtan membuka sepatu Krist dengan pelan, waktu Namtan ingin membuka mantel Krist tiba-tiba dia bangun dan panik, duduk dan melihat sekeliling kamar, "P'Sing? Mana P'Sing?"

"Gpp Kit. Lihat kita sudah dirumah sekarang." Namtan memeluk Krist.

"Nggak! Aku mau P'Sing... Aku mau P'Sing!!" Krist mendorong Namtan, dia masih dalam keadaan panik.

"Kit, P'Sing lagi sibuk sekarang. Sudah ya." Namtan memeluk Krist lagi.

"Aku mau P'Sing!" Krist mendorong Namtan lagi dan mulai menangis segegukan.

Namtan khawatir dengan mental Krist untuk saat ini lalu memberitahu pelayan untuk memanggil Singto.

.
.

"Khun-Singto" Pelayan memanggil Singto dengan nada takut karena Singto masih sedang memarahi bodyguard.

"Ya?" Singto berbalik.

"Maaf tapi Tuan Krist membutuhkan Anda."

Tanpa berkata apapun Singto pergi ke kamar Krist.

.
.

"Kit, kenapa? Ada yang sakit?" Singto bicara ketika masuk ke kamar Krist.

"Dia cuman panik ketika bangun dan tidak bisa menemukanmu." Namtan berdiri dan memberikan sinyal untuk Singto duduk disebelah Krist yang menangis sambil menutup mata.

"Hei.. Phi disini." Singto duduk ditepi memeluk Krist.

Krist balas memeluk Singto erat.

"Kit, ganti baju dulu ya, biar enak tidurnya ya?" Singto sambil mengelus bagian belakang Krist.

Krist mengangguk.

"Pelayan yang bantu Kit ganti ya." Singto melepaskan tautan mereka pelan tetapi Krist menggeleng tetap memeluk erat.

"Tidak mau pelayan gantiin? Kalau nggak biar bibi Namtan yang ganti, ya?"

Krist menggeleng lagi.

"Phi? Mau Phi yang gantiin?"

Krist mengangguk.

Singto menutup mata sebentar sebelum melihat Namtan, "Aku yang akan menggantinya."

Namtan tersenyum kecil, dia memberikan piyama ke Singto, "Selamat malam Kit" lalu mengecup pucuk kepala Krist.

"Selamat malam Khun-Singto" Namtan membungkuk, meninggalkan mereka berdua dengan perasaan sedikit cemburu.

My little preciousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang