Berkali-kali kubilang
namun kau tetap tuli
—atau memilih tuli, entah
aku tak tahusuaraku waktu itu lantang
kemarin memekik
hari ini melirih
besok aku entah, mungkin tak adadengan isyarat kau tak menangkap
dengan suara kau tak mendengar
dengan gerakan kau tak melihat
dengan darahku kau biasa saja
seluruhku ambil saja, kau ternyata, buang percumaharus dengan apa?
kau tidak mau segala yang kusuguhkan,
kau memilih bungkam
harus dengan apa aku mendengar suaramu?aku bawakan nyawa;
kau menjerit
seperti ada luka-luka
namun entah, aku tidak mau tahuakhirnya aku dengar suaramu.
— pemeluksepi
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMOAR DEGUP
PoetryAku degup paling ulung mencintaimu; tak akan dibiarkan mengalir aku tanpamu kuletakkan kau di sela-sela jantung, di tetes-tetes darah, di bening air mata, di lirih doa, di mana-mana; kau ada. kubiarkan kau mengalir di dalam aku dan persetan di dala...