Aku menuliskan ini, untuk menyuarakan syukur, sebab yang Maha Segala memberiku kesempatan untuk mencicipi sedemikian penuh perasaan.
Luka, lelah, bahagia
Sakit, menjerit, dan tertawaTak seberapa besar pengorbanan
Tak sehebat kisah tokoh pujaanHanya aku, dengan sedikit degup yang bermuara pada temu
Lalu menjadi doa tiap waktu, satu nama yang kusebut tak boleh jemu; kamu.Bacalah dengan hati, sebab pada tokoh kamu, tak melulu kekasih hati
Siapapun bisa mencipta degup, apapun bisa menjadi peristiwa. Yang disesap, yang dikemas menjadi perasaan dan isi kepala.Selamat membaca, selamat menikmati.
—pemeluksepi
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMOAR DEGUP
PoésieAku degup paling ulung mencintaimu; tak akan dibiarkan mengalir aku tanpamu kuletakkan kau di sela-sela jantung, di tetes-tetes darah, di bening air mata, di lirih doa, di mana-mana; kau ada. kubiarkan kau mengalir di dalam aku dan persetan di dala...