Kalau harus aku berkisah
tentang jumpa yang satu-satu tanggal jadi sejarah
maka namamu menjadi ruas-ruas cerita
penghubung antar satu persatu peristiwaAtau;
menjadi kilat cahaya, di tengah gulita yang dikedapkan masa
juga serupa penunjuk jalan, membawa kaki-kaki berlumur darah ini terbang ke atas penawar
lalu sembuh direngkuh waktu,tidak ada yang aku ingat dari perjumpaan kita
selain jihad melawan trauma, percik-percik aroma surga yang merekah hilangkan dahaga, juga lengan gagah tempat segala tumpahKalau aku harus berkisah,
tentang apapun dalam hidupku
namamu menjadi judul cerita, lalu menjelma titik, bersaing menjadi koma
hingga pada seperti apapun tanda baca, kau serupa jawaban juga perintahKalau aku harus berkisah,
tentang apapun yang tak bisa kusebut namamu menjadi prakata, atau pustaka
kau dalam detak dan detik, yang ketika aku mengambil jeda, maka kau jadi deru napas yang mengembus lega dan dipeluk erat doa-doanamamu; tentang apapun aku harus berkisah, namamu menjadi gagasan utama yang tak bisa sekedar di awal alenia. Bagian cerita, yang disematkan semesta ke dalam seluruh jengkal hidupku.
kita bertemu, bersama, menua dan sesurga.
— pemeluksepi
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMOAR DEGUP
PoesiaAku degup paling ulung mencintaimu; tak akan dibiarkan mengalir aku tanpamu kuletakkan kau di sela-sela jantung, di tetes-tetes darah, di bening air mata, di lirih doa, di mana-mana; kau ada. kubiarkan kau mengalir di dalam aku dan persetan di dala...