Kamis, 01.45PM
Siang yang cukup panas namun menggembirakan untuk para siswa SMA JYP. Bagaimana tidak, sekolah mereka kedatangan tamu dari kedinasan yang membuat mereka pulang lebih awal hari ini.
Seorang pemuda berpakaian serba hitam dari mulai topi, hoodie, hingga celana jeans yang dipakainya, berjalan memasuki area sekolah sambil memasukan tangan ke dalam kantong hoodie nya.
Tampan.
Itu lah yang digumamkan beberapa siswa atau siswi yang melihat lelaki itu. Sementara yang di puji hanya menaikan sudut bibirnya membentuk senyuman miring.
'Emang kegantengan gue ini gak perlu diragukan.' Batinnya.
Kaki panjangnya melangkah ke arah lapangan basket yang terletak tak jauh dari pintu gerbang. Mata sipitnya melihat beberapa anak yang sedang bermain di tengah teriknya matahari siang ini. Bibir tebalnya lagi-lagi membentuk senyuman.
"Jadi kangen ngebasket."
Setelah beberapa menit melihat anak-anak itu bermain, Hyunjin melanjutkan langkah kakinya menuju kantin sekolah itu. Entah ada angin apa Hyunjin bisa sampai disini. Tadinya ia hanya berkeliling mengendarai mobil hitam kesayangannya dan kebetulan melewati sekolah ini. Terlintas dipikirannya seorang pemuda manis yang akhir-akhir ini sering hadir di hidupnya yang membuat dirinya berakhir berada disini.
Sesampainya di kantin, lelaki Hwang itu menghampiri salah satu stand makanan disana dan memesan salah satu makanan.
"Bang, siomaynya satu porsi, campur jangan pake pare sama kecap."
Penjual makanan yang terlihat sedang membuatkan pesanan itu, menganggukan kepala menanggapi pesanan Hyunjin.
"Bentar ya, saya bikinin pesanan adek yang disana dulu."
Hyunjin mengikuti arah tunjuk sang penjual makanan dan menemukan seorang pemuda yang duduk dengan posisi membelakangi mereka juga seorang pemuda lain yang duduk di depannya. Mata sipitnya memincing melihat punggung sempit itu. Seketika senyumannya mengembang saat dirinya berhasil mengetahui siapa pemuda itu.
"Bang, nanti pesanan saya anterin ke meja itu juga ya? Saya duduk di situ juga soalnya."
Penjual makanan itu hanya mengangguk mengiyakan permintaan Hyunjin. Dengan cepat kakinya melangkah ke arah dua pemuda tadi.
"Gue boleh gabung?"
Refleks dua pemuda itu langsung menoleh kearah Hyunjin. Keduanya menatap kedatangan Hyunjin dengan tatapan heran.
"Lo siapa ya?"
Lelaki tinggi ber name tag Lai Guanlin itu memandang Hyunjin dengan pandangan tak suka mungkin? Ya siapa yang tidak kesal jika sedang berdua dengan seseorang yang di suka, muncul orang lain yang tak di kenal menganggu mereka.
"Ehm, gue-"
"Dia pacar aku, namanya Kak Hyunjin."
Dua lelaki tampan disana membulatkan matanya bingung saat mendengar pengakuan dari lelaki manis yang sedari tadi menunduk.
"Dia? Pacar kamu? Katanya kamu nggak mau pacaran?"
"Yang namanya hati seseorang nggak akan ada yang tau. Kemarin-kemarin iya aku nggak mau pacaran, tapi siapa yang tau? Hati aku berhasil di luluhin."
Guanlin menatap Jeongin dengan tatapan tak percaya, sementara yang di tatap hanya menunduk sambil memainkan jarinya. Lelaki tinggi itu mendengus pelan, setelahnya tersenyum miring melihat Jeongin.
"Selamat deh buat kalian, semoga langgeng."
Setelah mengatakan itu, Guanlin pergi dari sana meninggalkan Hyunjin yang masih bingung dan pemuda manis di depannya yang menghembuskan napas kasar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Stockholm Syndrom [HYUNJEONG]
FanfictionTentang Jeongin yang simpati kepada orang yang menculiknya dan Hyunjin yang entah kenapa tidak bisa jauh dari korban yang di culiknya. "Kakak kenapa disini? Bukannya kita udah sepakat buat lupain semua dan nggak saling kenal?" -Yang Jeongin "Nggak t...