12

2.2K 312 23
                                        

Jum'at, 10.00AM

Jeongin berjalan di koridor sekolahnya menuju gerbang. Harusnya sekalian saja ia tidak masuk sekolah jika akhirnya seperti ini. Pulang pukul 10 karena ini adalah hari terakhir mereka sekolah sebelum minggu depan mereka akan melaksanakan ujian kelulusan.

"Jeong!"

Langkah si manis terhenti saat dirinya mendengar namanya dipanggil. Jeongin menoleh mendapati ke tiga temannya yang melambai kearahnya, setelahnya ketiganya berlari menghampiri Jeongin.

"Mau langsung balik?"

"Iya nih. Kenapa?"

"Udah lama kita nggak hangout berempat. Gimana kalo nanti sore kita jalan?"

Jisung mewakili kedua temannya menyampaikan apa yang ingin mereka sampaikan ke Jeongin.

"Berempat doang kan?"

Ketiganya kompak mengangguk mengiyakan.

"Nggak sama pacar kalian?"

Ketiganya kompak lagi menggeleng.

"Paling cuma anter doang habis itu kita usir."

Jeongin tersenyum lebar mendengar kata-kata Felix.

"Ok! Jam 4 ketemuan di Cafe biasa."

"Ok siap! Eh, lo mau di jemput nggak? Biar bareng gue sama kak Changbin."

Jeongin dengan cepat menggeleng menolak ajakan Felix. Dirinya kapok satu mobil dengan pasangan kelebihan hormon satu itu. Bagaimana bisa keduanya berciuman seolah-olah dunia milik mereka berdua sedangkan Jeongin menyaksikan secara langsung dari bangku belakang? No! Lebih baik dirinya naik kendaraan umum dari pada satu mobil dengan Felix dan pacarnya itu.

"Gausah, aku nanti minta anter kak Woojin aja kalo dia free."

Felix memanyunkan bibirnya karena ditolak oleh sahabat manisnya ini.

"Geli Fel, gak usah sok ngambek deh, malu sama suara."

Kali ini Daehwi yang buka suara melihat tingkah temannya itu. Jeongin tertawa pelan lalu merasakan ponselnya bergetar yang menandakan ada pesan masuk. Dibukanya benda persegi itu dan melihat nama Hyunjin di pemberitahuan pesan yang masuk.

"Eh, aku duluan ya? Udah dijemput."

Dirinya langsung bergegas pergi dari sana setelah mendapat persetujuan dari ketiga temannya. Dengan cepat Jeongin berlari kearah gerbang menghampiri mobil hitam yang terparkir di depan sekolahnya.

Hyunjin yang memakai hoodie hitam dan celana pendek hitam disertai muka bantalnya menyambut Jeongin saat masuk ke dalam mobil. Bisa ditebak, lelaki berbibir lebih ini baru saja bangun tidur.

"Kok cepet pulangnya?"

"Cuma bersih-bersih kelas sama bagi kartu ujian aja. Maaf kak, keganggu ya tidurnya?"

Jeongin merasa tidak enak melihat wajah bantal Hyunjin. Tadi pagi dirinya sudah menganggu tidur Hyunjin karena harus mengantarkan dirinya ke sekolah, dan sekarang Hyunjin harus menjemputnya lagi yang Jeongin tebak dirinya lagi-lagi menganggu tidur lelaki Hwang itu.

"Hmm, gapapa kok. Udah jadi tugas gue sekarang anter jemput lo biar lo aman, jadi nggak ngeganggu sama sekali."

Senyuman Hyunjin mengembang membuat Jeongin salah tingkah dan akhirnya membuang pandangannya kearah lain. Memang sejak kejadian dua hari yang lalu, Hyunjin sudah berjanji akan menjaga Jeongin, sebagai bentuk terima kasih katanya. Makanya ia sekarang harus siap mengantar Jeongin kemana-mana.

Stockholm Syndrom [HYUNJEONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang