18

1.4K 131 16
                                    

Flashback on

Hyunjin tersenyum menatap layar ponselnya yang menunjukan wajah Jeongin yang sedang terlelap. Diusapnya gambar itu setelahnya ia terkekeh pelan. Bisa dikatakan lelaki Hwang ini hilang kewarasan, dan ya... Jeongin yang mengambil kewarasannya.

Lelaki berbibir tebal itu menggelengkan kepalanya, matanya melihat ke arah jam yang tergantung diatas pintu kamarnya yang menunjukan pukul 10.15 pagi. Masih ada waktu 2 jam lagi. Ia pun meletakan benda persegi itu di sebelahnya dan berbaring di kasurnya sambil lagi-lagi tersenyum membayangkan wajah sikecil. Ia tidak sabar ingin bertemu rubah kecilnya siang nanti. 

Selang beberapa menit kemudian ponselnya bergetar menandakan pesan masuk. Hyunjin membuka ponselnya, baru saja ia ingin membalas, sebuah panggilan masuk ke ponselnya.

"Halo Li, kenapa?"

"Jin!! Kamu bisa tolongin aku nggak? Urgent banget ini!!"

"Astaga! Kamu kenapa Lia?!" Wajahnya menegang ketika mendengar suara panik wanita di sebrang sana.

"Pokoknya kamu cepetan ke sini sekarang ya?  Penting banget ini!"

"Iya-iya aku kesana sekarang!"

Setelah telepon dimatikan, Hyunjin segera bergegas bersiap. Tak butuh waktu lama, dalam 15 menit Hyunjin sudah rapih, setelahnya ia mengambil kunci mobil dan ponselnya. Sungguh, suara Lia di sebrang sana membuatnya panik, ada apa sebenarnya?

Sebelum menjalankan mobilnya, ia teringat sesuatu. Dibukanya benda persegi miliknya, dengan cepat ia mengetikan pesan permintaan maafnya dan mengirimkannya kepada Jeongin, setelahnya ia meletakan ponsel itu di dashboard mobil.

Hyunjin mengendarai mobilnya dengan tergesa-gesa. Dari nada bicaranya tadi sepertinya keadaan Lia benar-benar genting. Tak sampai 15 menit, mobil hitam itu sudah terparkir di halaman besar rumah Lia. Hyunjin mengerutkan dahinya bingung saat dilihatnya wanita itu terlihat baik-baik saja, bahkan tersenyum saat mata bulatnya melihat ke arah mobil Hyunjin yang sudah sampai.

"Akhirnya kamu sampe juga." Lia tersenyum lebar dan langsung memeluk lengan Hyunjin yang mentapnya bingung.

"Kamu gapapa?"

Wanita itu meanggukan kepalanya membuat Hyunjin semakin bingung.

"Tadi kenapa panik banget pas telepon?"

"Sengaja, biar kamu cepet dateng kesini. Aku mau minta tolong kamu buat anterin aku ketemu temen-temen sama aku, soalnya udah telat banget ini janjian jam-"

"KAMU GILA?!"

Lia tersentak kaget saat mendengar teriakan Hyunjin. Wajah memerah dan tangannya yang terkepal menandakan bahwa lelaki tampan itu sedang emosi.

"Aku ngebut kesini karena panik takut kamu kenapa-kenapa! Dan kamu dengan santainya bilang sengaja?!"

Wajahnya memerah hingga ke telinga. Sedangkan wanita di hadapannya hanya menunduk lalu menangis.

"Hiks... a-aku gatau kalo kamu sepanik ini. Maaf.."

Wajah kerasnya melunak, tangannya terulur memeluk wanita di hadapannya ini.

"Maaf, maaf. Maaf udah bentak kamu, aku minta maaf ya? Ayok aku anter, kamu mau kemana?"

Lia masih tak bersuara, hanya isakan yang masih terdengar membuat Hyunjin semakin merasa bersalah. Ayolah ia sangat kesal tadi. Kekhawatirannya ternyata sia-sia.

"Udah dong nangisnya, aku minta maaf ya?" Hyunjin memaksakan senyumannya lalu mengusap air mata yang keluar dari mata bulat wanita di depannya.

"Ayok aku anter, kamu mau kemana?"

Stockholm Syndrom [HYUNJEONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang