Kamis, 03.00PM
"What the fuck?!"
Hyunjin mengumpat pelan lalu dengan cepat mengunci rumah Jeongin yang membuat Jeongin mengerutkan dahinya bingung. Sesekali lelaki berbibir tebal itu mengintip melalui kaca jendela rumah Jeongin setelah itu umpatan lagi-lagi keluar dari mulutnya.
"Ada apa kak?"
"Sstttt"
Hyunjin dengan cepat bergerak ke arah Jeongin dan mendudukan bokongnya di samping Jeongin. Wajahnya menunjukan raut wajah panik bercampur khawatir.
"Lo sama siapa disini?"
Jeongin yang masih bingung hanya balik menatap Hyunjin tanpa menjawab pertanyaan dari pemuda di depannya ini. Hyunjin berdecak pelan melihat Jeongin yang hanya menatapnya tanpa berniat menjawab pertanyaannya sama sekali.
"Jawab gue, lo sama siapa disini?"
"Ada apa sih kak? Kenapa?"
"Haish, tinggal jawab Jeong."
Yang lebih muda memutuskan untuk mengintip apa yang terjadi melalui kaca jendela rumahnya. Mata rubahnya memincing saat melihat sebuah mobil hitam dengan beberapa orang berbadan besar, sedang mengamati rumahnya.
"Mereka siapa?"
Hyunjin menatap Jeongin menyesal. Ia tidak tau kalau bos nya akan se-nekat ini mengikutinya.
"Anak buah bos gue,"
Lelaki yang lebih tinggi mengalihkan pandangannya membuat Jeongin semakin bingung dengan apa yang terjadi. Otaknya belum bisa mencerna semuanya.
"Sekarang gue tanya sekali lagi, lo sendiri dirumah?"
Jeongin menatap Hyunjin yang terlihat panik lalu menganggukan kepala sebagai jawaban.
"Sekarang kemasin baju-baju lo, kita pergi dari sini."
"Tapi kenapa?"
"Mereka mau gue Jeong, mereka mata-matain gue! Kalaupun gue pergi sekarang dari sini dan kabur dari mereka, otomatis mereka bakalan celakain lo buat dapetin informasi tentang gue!"
Lelaki bermata rubah itu terdiam ditempatnya. Otaknya memikirkan sesuatu. Jika seperti ini, apakah ini saatnya dia menjalankan niatnya?
"Sekarang nurut ya sama gue? Kemasin baju-baju lo dan cari siapa pun kenalan lo yang punya apartemen. Untuk sementara lo disana dulu karena rumah lo nggak aman."
Dengan sigap, Jeongin langsung menuruti Hyunjin. Dirinya langsung berlari ke kamarnya meninggalkan Hyunjin yang mengumpati dirinya sendiri.
Pemuda Yang itu dengan cepat masukan beberapa potong pakaian kedalam tas ranselnya. Tangan yang lainnya mengambil ponsel miliknya dan menyambungan panggilan ke salah satu kontak disana.
"Halo? Je?"
"Kak Woojin!"
"Iya ada apa dek?"
"Kak, ada orang-orang suruhan bosnya temen ku itu! Rumah di kepung, soalnya temen ku ada disini. Kakak tolong selidikin mereka, aku sama temen aku mau keluar dari sini."
Jeongin menggigit kukunya karena panik, suaranya sengaja ia kecilkan agar tidak terdengar pemuda diluar sana.
"Kamu jangan panik ok? Kakak akan kirim tim kakak kesana, kalian bisa pergi kalau tim kakak udah sampai di sana, jadi kalau mereka macem-macem ke kalian, tim kakak bisa langsung bertindak."
Dari sebrang sana, suara Woojin berhasil membuat Jeongin tenang.
"Kalian nanti ke apart kakak aja, masih inget kan kamu sandi nya? Cepet lapor kakak kalo ada apa apa, nanti kakak hubungi kalo tim kakak udah disana."

KAMU SEDANG MEMBACA
Stockholm Syndrom [HYUNJEONG]
FanfictionTentang Jeongin yang simpati kepada orang yang menculiknya dan Hyunjin yang entah kenapa tidak bisa jauh dari korban yang di culiknya. "Kakak kenapa disini? Bukannya kita udah sepakat buat lupain semua dan nggak saling kenal?" -Yang Jeongin "Nggak t...