part 9

92 1 0
                                    

“iya. Dia dari Asia. Tepat nya di indonesia. Apakah kalian sudah selesai bicara?” zayn menjawab pertanyaan dari justin yang membuat aku sedikit kesal dngan nya. ada apa dengan pria muslim ini?

“haha. Calm down zayn. Aku hanya ingin berbicara dengan fans ku saja. Lagi pula kenapa kau seperti itu? Kau jealous ya?” justin mulai mengejek zayn dan membuat zayn kebingungan. 

“haha dia bukan siapa-siapa ku kok jus. Ayolah kita bicara di luar saja. Hmm byee zayn” aku mulai keluar dari ruangan itu meninggalkan zayn dan pergi ke taman di belakang rumah itu.

Zayn POV 

‘bukan siapa-siapa’? kata-kata itu terus mengiang di kepala ku dan membuat aku begitu lemas mendengar nya. aku tau memang mereka hanya sebatas fans dan idola. Tapi sepertinya justin sangat tertarik dengan alicha. 

Hey zayn.. kenapa kau seperti ini? Dia memang bukan siapa-siapa mu. Lagi pula dia masih anak kecil. Dia baru saja menginjak umur 17tahun. Dan kau ? 22!! Ingat.. masih banyak perempuan lain yang seumuran dengan mu. 

“hey zayn.. vas happeninn?” harry mulai menyapa ku. Aku tidak menjawab. Aku hanya jalan menuju teras yaang memang ada taman yang lumayan luas disitu. Tempat justin dan alicha sedang berbicara.

Aku terus menatap mereka. Mereka terlihat sangat senang. Apalagi alicha. Sorot matanya ke justin itu.. aku ngerasain ada kehangatan yang sangat sangat dalam.

Lich.. Cuma kamu yang bisa buat aku kayak gini selain ‘dia’

“hey dude. Jangan sedih. Lagian mereka hanya sebatas fans dan idola kok. Wajar kalo dia seperti itu. Karena ya memang baru pertama kali mereka bertemu.” Niall mulai menghiburku dengan kata-kata nya. tapi aku terus menatap ke arah justin dan alicha yang sedang tertawa dan sepertinya mereka sedang mengabadikan ini siemua menjadi sebuah foto yang manis. 

Ah sudah lah. Kenapa aku tidak mendatangi mereka saja ya?

Ah tidak. Lagi pula alicha sangat ingin bertemu dengan laki-laki tampan itu. 

“hey dude. I bring someone.. ayolah menengok sebentar.” Liam mulai memanggil ku. Aku sih tidak mau tapi liam terus saja memaksa ku. Akhirnya aku menghilangkan pandanganku yang terus-terusan melihat ke arah justin dan alicha.

Oh tidak... ‘dia’ datang.

“mau apa kau ?” aku menyapa dengan nada yang sangat datar 

“hey hunn.. miss ya.” ‘dia’ mulai memeluk ku. Aku langsung melepaskan pelukan nya karena aku tidak mau mengingat masa lalu kami.

“aku bukan pacar mu lagi. Sudah pergi sana. Kau hanya membuat ku muak” aku mulai teriak di depan muka ‘dia’

“hun, don’t be like that. I love you no matter what ya. Oh iya aku dengar kau membawa teman ya? Hmm bisa kenalkan aku dengan nya?” shut up.. kenapa ‘dia’ harus datang..

“biar aku kenalkan. Zayn ayo ke taman” louis mulai menarik tangan ku dan ‘dia’ dan berjalan menuju tempat duduk justin dan alicha

Alicha POV 

Aku melihat zayn dengan seorang perempuan cantik seperti nya aku mengenali nya. 

Oh my.. gladis? 

“kau?” aku mulai pembicaraan ini dengan nada yang sangat sinis

“kau? Ini teman mu zayn?” perempuan itu menjawab pertanyaan ku yang memang aku lontarkan untuk nya

“kalian sudah mengenal satu sama lain?” zayn bertanya sambil menunjukan muka bingung nya 

“iya. Ini gladis. Dia.. ehmm” belum selesai aku bicara, gladis melanjutkan omongan ku 

“dia teman ku. Dulu saat kita SMP, kita sempat satu sekolah dan menjadi teman.” Apa-apaan ini. ‘TEMAN’? jelas-jelas kau membuat hati ku sakit sampai sekarang.

“oh kalian bertemann. Ehm eh iya justin. Kenalin ini gladis. Mantan ku” zayn berbicara dan menatap gladis dengan sangat sinis. Sebenarnya ada apa dengan mereka. 

“hun, jangan seperti itu. Aku pacar mu tau.” Ha? Pacar? Bagaimana bisa? Gladis adalah calon pendamping james. Kenapa bisa? Ah yasudah lah

“terserah kau saja.” Zayn mulai membuang muka dan melihat ke wajah ku 

Zayn dan gladis pun berjalan menjauhi tempat duduk kami. Tidak tahu kenapa saat aku melihat zayn dengan gladis seperti itu, aku rasanya seperti di cabik-cabik 

oleh nya. 

Ya tuhan 

Ada apa ini.... 

“hei alicha. Hmm kenapa? Kok dari tadi melihat zayn seperti itu? Hmm kau tidak suka aku disini ya?” aku menatap mata coklat justin yang lebih terang dari zayn. Aku merasa bersalah kepada justin karena dia merasa seperti itu. 

Kenapa aku sia-siakan waktu ku bersama idola ku ? untuk apa menatap zayn kalo dia sedang asik bersama gladis. 

“tidak kok. Aku sangat senang kau bisa meluangkan waktu untuk berbicara dengan ku.. aku hanya.. ehmm” justin menggengam tangan ku dan mencium punggung tangan ku. 

“aku mengerti. Pasti kau jealous kan? Tidak usah basa-basi. Aku bisa melihat dari cara kau menatap nya. lagipula gladis adalah pacarnya lebih baik kau menyukai orang lain saja.” Justin mengatakan itu seperti berkata ‘kenapa bukan aku?’ tatapan nya.. hmm tidak boleh ku sia-siakan

“hmm zayn dia.. ah sudah lah. Lagi pula sekarang aku sedang bersama idola ku. Seharusnya aku menghabis kan waktu bersama mu. Kali saja ini sekali dalam seumur hidup ku.” Justin menujukan senyum manis nya yang bener-bener membuat aku ingin mati saja. Jika kau bisa merasakan apa yang aku rasakan sekarang.. 

Ya..perasaaan complicated.

Seneng, kesel, jealous, and dying. 

“haha. Oh iya kenapa bukan kau saja ya yang jadi one less lonely girl ku. Pasti aku sudah sangat senang bertemu perempuan secantik dirimu.” Justin mulai tertawa dan membuat ku sedikit terhibur.

Zayn POV 

Apa-apaan tadi justin mencium punggung tangan alicha. Hey that should be me. 

“hun.. kau kenapa sih? Aku kan disini.” Gladis mulai memeluk tubuhku dan membuat diriku sedikit kesal karena nya. aku tidak menjawb pertanyaan gladis melainkan berjalan menuju justin dan alicha. 

“hey justin. Apakah kau sudah selesai berbicara dengan alicha?” aku memulai pembicaraan kita dengan ya nada yang sangat kasar. 

Tidak tahu kenapa aku harus melakukan itu

“hey kau kenapa? Lagian dia idola ku. Wajar saja dia ingin menghabiskan waktu bersama fans nya. kau kenapa sih? Sudah lah habiskan saja waktu mu dengan gladis.” Alicha sedikit teriak dan membuat aku sedikit terkejut mendengar nya

“hey kau kenapa sih? Aku hanya ingin bertanya kapan kalian seselai bicara. Lagian kau kesini bersama ku. Jadi kau harus menghabiskan waktu bersama ku.” Aku teriak di depan muka alicha yang sangat cantik dam membuat justin sedikit terkejut karena kata-kata ku barusan. Alicha langsung lari ke luar rumah. Tanpa di ada aba-aba kaki ku langsung lari mengikuti alicha. Tapi kecepatan ku terkalahkan oleh justin yang menyusul alicha dan memeluk nya duluan.

Aku merasakan sakit yang sangat membuat dada ku sesak dan tidak bisa bernafas.

Aku membuat alicha menangis. 

stay tuned for the next part.... 

free to comment :) 

Catching Feelings (Indonesian Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang