Prolog

1.4K 80 12
                                    

𝓟𝓻𝓸𝓵𝓸𝓰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝓟𝓻𝓸𝓵𝓸𝓰

"Saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri saya, Anindya Nidya Nadya Sastraguna binti Banyu Biru Sastraguna dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan cincin emas seberat tujuh gram serta uang tunai senilai delapan juta seratus sembilan belas ribu di bayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya putri bapak, Anindya Nidya Nadya Sastraguna Binti Banyu Biru Sastraguna dengan maskawin tersebut dibayar tunai."

Gue pernah mendengat kalimat akad waktu abang nikah atau waktu keponakan gue yang seumuran sama gue nikah. Tapi karena akad ini ditujukan untuk gue rasanya benar-benar sulit untuk gue jabarkan dengan kata-kata.

"Bagaimana saksi? Sah?" Penghulu bertanya pada ayah dan pak RT selaku saksi. Lalu saat ayah dan pak Doni mengatakan sah, di ikuti kata Alhamdulillah dari tamu undangan dan dari mulut gue sendiri, meneteslah air mata ini hingga terjatuh di atas gaun yang gue kenakan. Tapi gue meyakinkan bahwa air mata ini adalah air mata haru. Bukan lagi air mata kesedihan.

"Menurut kamu, hubungan kita sekarang bagaimana?"

Kenapa harus pertanyaan seperti itu muncul di saaat seperti ini. Di saat gue sendiri juga masih bingung mengenai seperti apa hubungan kami saat ini. Seperti apa? Pertanyaan itu terngiang-ngiang dalam kepala gue sejak awal pernikahan. Apa benar pernikahan itu memang seperti ini untuk kasus sebuah pernikahan yang disatukan dengan tali yang diikatkan oleh orang lain. Jaauh di dalam diri gue, masih tersimpan sebuah penolakan atas perjodohan ini. Tiap hari gue harus menekan gejolak emosi yang ada di dalam diri mendapati bahwa status gue sudah berubah dan itu karena orang lain bukan atas keinginan gue.

"Bagi kamu, hubungan seperti apa yang kita jalani saat ini?"

"Kenapa? Enggak tahu, atau enggak pernah menganggap ada pernikahan ini?"

Enggak, bukan gitu!

Enggak, bukan gitu!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


Cerita ini adalah cerita yang di buat karena ketergesa-gesaan. Cerita satu belum kelar ... udah buat cerita lain ... yassalam.

20 April 2019

Republish

31 Agustus 2020

NOTE
Cerita sedang re upload dalam rangka terbitnya versi KBM dari Istri atau Sarjana
Yang pasti Istri atau Sarjana versi KBM lebih seru.

Istri Atau Sarjana [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang