Pagi itu menyenangkan karena matahari bersinar dengan cerah di langit yang biru dengan burung-burung berkicau dengan ceria di atas pohon. Mingyu menggunakannya dengan pergi keluar setelah memakai hoodie dan mengenakan sepasang sepatu. Yang lainnya keluar, dan Jihoon anehnya juga keluar. Mingyu tidak protes, dia sekarang punya alasan untuk keluar, dan dia tahu kemana dia pergi.
Mingyu menunda perjalanannya dengan berhenti tiap beberapa langkah dan melihat sekitar. Dia tidak ingin dilihat sepagi ini di lingkungan itu, tidak karena dia hanya akan bersembunyi dan melihat dari tempat tertutup. Dia tidak ingin penduduk disana menjadi curiga padanya. Dia sama sekali tidak punya tujuan buruk, dia hanya ingin melihatnya lagi.
Ketika Mingyu tidak bisa membodohi dirinya sendiri dengan menunda perjalanan, dia hanya berjalan menyusuri jalan yang dia ingat sebelumnya. Dia tiba di rumah yang familiar. Lingkungannya sangat sepi dan damai seperti kali terakhir. Dia berhenti di tempat ketika pintu yang dipandanginya tiba-tiba terbuka, dan melihat Wonwoo keluar, berpakaian sangat santai.
Mata mereka bertemu dan Mingyu langsung berbalik, pipinya merona tak tertahankan, dia sangat malu karena ketahuan.
"Gyu." dia mendengar sebuah suara tepat di belakangnya. Mata Mingyu terbelalak sebelum dia berbalik dan melihat Wonwoo berjalan ke arahnya.
"Won─ Wenyu."
"Apa kau masih mengikutiku?" Wonwoo menaikkan kedua alisnya curiga.
Mingyu menjadi semerah tomat dan menghindari matanya.
"Aku paham. Temanmu, kan?" Wonwoo melunak dan memberinya senyuman tipis. "Apa aku benar-benar mirip dengannya?"
Kau tidak paham. Batin Mingyu, sedih.
"Oke." Wonwoo mengalihkan pandangannya kalau-kalau itu semakin membuat Mingyu malu. Dia tahu bahwa jawaban itu tidak seharusnya dikatakan dengan keras.
Mata Mingyu makin terbelalak ketika dia menyadari bahwa dia mengatakan apa yang ada dalam pikirannya. Dia menelan ludah dan mengubah pandangannya ke bawah.
"Karena kau butuh pengalihan, mengapa kau tidak membawaku berkelilling kota? Aku hari ini benar-benar menginginkan milk tea jadi aku berencana membelinya tapi aku tidak tau dimana aku mendapatkan yang paling enak. Kau bisa membantuku?"
Butuh beberapa detik sebelum Mingyu menangkap apa yang Wonwoo katakan.
"Ya, tentu saja."
♦
"Kau yakin ini pertama kalinya kesini?" Jeonghan bertanya tidak percaya ketika dua teman baru mereka menatapnya dengan polos. "Ini adalah tempat terbaik di seluruh dunia!" Jeonghan berseru dengan melebih-lebihkan sedangkan yang lainnya membiarkannya.
"Sebenarnya, bukan di seluruh dunia, tapi ini adalah tempat favorit kami." Seungcheol mengambil tempat di salah satu meja sederhana di depan mereka dan yang lainnya mengikuti.
Wonwoo dan Jihoon duduk bersebelahan sedangkan Jeonghan masih menggelengkan kepalanya.
"Dengarkan dia. Dia akan marah ketika bertemu seseorang yang tdak menghargai makanan." Soonyoung berbisik sebelum Mingyu menendangnya di bawah meja ketika Jeonghan mendelik kearahnya karena suaranya tidak lirih sama sekali.
"Seperti yang kukatakan." Jeonghan memutar bola matanya. "Ini adalah tempat terbaik di seluruh dunia karena kau lihat, tempat ini menyediakan berbagai macam makanan. Kau akan melihat semuanya disini."
Wonwoo mengedarkan pandangannya dan benar, dia melihat berbagai jenis makanan. Dari makanan berat seperti steak, daging, ayam, babi, sampai makanan laut panggang, dalam bermacam makanan daerah, sampai makanan pinggir jalan, pencuci mulut, sup dan salad, mie, minuman buah, minuman beralkohol, dan kopi serta teh.
Benar, Jeonghan tidak salah. Ini adalah pusat penjualan makanan di tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Resurrection 「meanie」
Fanfiction(COMPLETED) Sebuah teriakan melengking, suara klakson yang keras, tabrakan hebat... apakah dia kembali hidup? Original story ©SEISDEMAYO on LiveJournal Pictures ©MildXWild Translation & artwork ©jsanserenity 『Please be noted that this is just a tran...