Aku bersama dengan Misa, berjalan menuju toko pupuk yang dikatakan oleh Ushio. Dan kami tidak berbincang satu katapun, kecuali kakaknya yang sedari tadi menunjukkan arah. Sampailah kami di depan tokonya. Lalu, seorang pria tua menghampiri kami.
"Oh, Eru-chan, Misa-chan, apakah kalian kemari ingin mengambil pupuk pesanan U..." Dia menghentikan kalimatnya karena melihat ke arahku. "Anda siapa?"
"Kogoro-san, perkenalkan, dia Piker. Dia penghuni baru apartemen kami," jawab Eru.
"Sa-Salam kenal, namaku Pitcher Parker," salamku.
"Oh, Pi...Piler?"
"Panggil saja Piker."
"Salam kenal Piker-kun, kau boleh panggil aku Goro-san. Jadi, dia yang akan menggantikanku untuk membawa pupuk, ya?"
"Iya, benar sekali," jawab Eru.
"Eh?" kagetku.
"Baiklah, Piker-kun, coba ikut aku."
Dengan perasaan yang tidak enak, aku mengikuti pria itu. Dia membawaku ke dalam toko, lalu ke ruangan belakang. Ternyata dia mengajakku ke ruangan yang penuh dengan karung-karung yang mungkin berisi tanah dan pupuk. Lalu dia menunjuk ke arah setumpuk karung di samping kami.
"Nah, itu pesanan Ushio-san."
"Baik."
Aku langsung mengambil salah satu karung pupuk karena tahu arti Goro-san memberitahu itu. Ternyata sangat berat, jadi aku mencoba menaikkan karung itu ke bahuku.
Dengan karung pupuk di bahuku, aku berjalan keluar toko. Misa dan Eru sudah menungguku di depan pintu keluar. Lalu mereka menunjukkan arah menuju apartemen. Di tengah jalan aku merasakan pegal di bahuku, sangat sakit sekali. Tapi aku harus menahannya, karena aku baru menempuh setengah jalan. Pada akhirnya, kami sampai di gerbang apartemen. Eru bilang untuk membawanya ke rumah kaca. Aku pun mengikutinya.
Sesampainya di rumah kaca, Ushio sudah menungguku. "Ah, akhirnya kau datang juga," ucapnya menyambut kedatangan kami
Aku langsung menyimpan karung ini di tempat yang Ushio tunjuk. "Iya, ternyata cukup berat juga."
"Selamat berjuang, ya," ucap Ushio kepadaku.
"Eh? Apa maksudmu?" bingungku.
"Tentu saja kau harus berjuang, karena pesananku tinggal tiga puluh sembilan lagi."
"Apaaaaa!?"
"Nanti kalau sudah selesai, aku akan membuatkanmu teh herbal yang enak."
Bagus, satu saja aku sudah kecapean dan pegal seperti ini. Apa lagi harus membawa tiga puluh sembilan lagi... Tapi, tidak bagus kalau mengeluh, lebih baik menurutinya tanpa mengeluh, itu salah satu amanat dari ayahku.
Setelah aku bolak-balik membawa karung yang berjumlah tiga puluh sembilan itu, aku langsung pergi untuk mandi. Awalnya Ushio memaksaku untuk meminum teh herbal itu, tapi aku bilang untuk simpan dulu, setelah mandi aku baru meminumnya.
"Ahhhh..."
Sungguh nikmat sekali berendam itu. Setelah mengeluarkan keringat, pegal-pegal di seluruh tubuh, dan capek aku bisa merasakan air hangat yang nikmat ini. Sesekali aku memijat bagian tubuhku yang pegal, terutama tangan dan bahu.
Selesai mandi air hangat, aku keluar dari tempat yang terlihat pemandian air hangat itu. Aku berjalan menuju loker tempat aku menyimpan baju gantiku dan tempat penyimpanan handuk. Aku melihat Shina sedang berdiri di dekat loker tempat bajuku.
KAMU SEDANG MEMBACA
WANITA-WANITA ANEH ITU ADALAH HAREMKU
RomancePitcher Parker, pemuda yang mulai hidup di Jepang karena mendapatkan beasiswa sekolah di Jepang. Dia harus mencari sendiri tempat tinggal selama di Jepang, dan berusaha sendiri hidup di sana dikarenakan Ayahnya menginginkan dia menjadi sosok pemuda...