Namaku Pitcher Parker, aku seorang siswa SMA tahun pertama. Mungkin namaku aneh bagi negara yang kutinggali sekarang, tapi wajar saja karena aku bukan berasal dari negara ini. Melainkan dari negara Indonesia. Ayahku berasal dari Jepang dan ibuku berasal dari Indonesia. Aku pindah ke negeri sakura ini karena secara kebetulan aku mendapatkan beasiswa sekolah di sekolah negara tersebut, yaitu di sekolah Sakura. Berkat itu, ayahku pun menyuruhku untuk hidup mandiri di tempat ayah lahir. Untungnya aku cukup mahir dalam bahasa negara ini, jadi tidak terlalu membuatku cemas. Alasan tepatnya sih aku tidak tahu, karena ayahku hanya bilang ingin saja membuatku tinggal di negaranya.
Sekarang aku sedang mencari tempat tinggal. Dengan uang yang sedikit ini, aku harus bisa mencari apartemen yang murah. Aku mencari ke mana-mana dengan koper beroda yang kubawa ini. Menanyakan kepada orang-orang disekitar, untungnya mereka sangat ramah dan sopan, jadi aku tidak terlalu canggung saat bertanya. Tapi, sudah bertanya kepada banyak orang, dan melihat di koran-koran. Aku belum mendapatkan apartemen yang murah. Aku memutuskan untuk istirahat di sebuah taman tempat anak-anak biasa bermain.
Mungkin kalau orang-orang tahu kondisiku ini, pasti mereka akan mengira ayahku kejam karena menyuruh anaknya hidup di negara lain tanpa diberi bantuan dan bahkan tempat tinggal. Apalagi ditambah fakta kalau di sini tidak ada kerabatku yang bisa dimintai tolong. Tapi, sebenarnya itu bukanlah karena kekejaman ayahku. Melainkan ini hanyalah ujian yang terlintas dari pikirannya dengan alasan agar aku merasakan menjadi seorang perantau. Kalau pun ternyata aku gagal menemukan tempat tinggal dan kesulitan, pada akhirnya nanti juga ayahku akan membantu.
Aku duduk di bangku hijau, membuka botol air untuk kuminum. Rasanya cukup menyegarkan dengan matahari yang cukup panas ini. Aku melihat anak-anak yang sedang bermain pasir untuk menenangkan pikiranku dari pencarian yang melelahkan ini. Tak tahu dari mana, datang seorang gadis berambut coklat panjang, berkulit putih, iris mata hijau, tubuhnya ramping dengan dada yang cukup besar, kaos kuning hijau belang-belang berlengan pendek, celana jeans biru gelap selutut. Dia berlari menuju anak-anak yang sedang asik membuat istana pasir itu. Gadis itu bukannya memarahi salah satu anak dari tempat pasir itu, melainkan ikut bermain, dan membantu menyelesaikan istana itu. Istana itu pun selesai.
"Mi-chan, terima kasih banyak!" ucap salah satu anak kecil itu.
"Sama-sama! Ayo lanjutkan ke ayunan itu!" semangat gadis itu.
"Yaa!" jawab anak-anak itu serempak.
"Siapa yang sampai duluan, dia yang boleh duduk. Dan yang terakhir sampai, dia harus mengayunkannya!"
Dengan semangat, anak-anak itu berlari menuju ayunan itu. Gadis itu pun tidak kalah semangatnya. Kaget dan bingung, itu yang kurasakan saat ini. Karena melihat gadis yang kelihatan sudah cukup dewasa itu bermain dengan girangnya bersama anak-anak yang mungkin masih TK. Karena merasakan hal itu, aku langsung melanjutkan perjalananku mencari apartemen yang murah.
Aku hampir putus asa karena tidak kunjung menemukannya, tapi sebuah poster kecil berwarna putih yang tertempel di salah satu kaca toko membuatku semangat kembali. Di poster itu tertulis 'tempat tinggal murah, sangat murah sekali!'. Aku mencabut poster kecil itu dan berjalan mencari alamat yang tertulis di sana. Aku mencari-cari dan bertanya kepada warga sekitar. Pada akhirnya aku menemukannya.
Sekarang aku sedang berdiri di depan gerbang hitam, tempat tinggal yang murah yang dimaksud. Terlihat apartemen ini cukup besar, berwarna putih, dan terlihat seperti mansion yang mewah sekali berdiri tegak jauh di belakang gerbang ini.
"Apa aku tidak salah?" gumamku ragu.
"Kau sedang mencari tempat tinggal yang murah, ya?"
"I-Iya," jawabku sedikit terkejut, tapi aku masih terpaku dengan mansion itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
WANITA-WANITA ANEH ITU ADALAH HAREMKU
RomancePitcher Parker, pemuda yang mulai hidup di Jepang karena mendapatkan beasiswa sekolah di Jepang. Dia harus mencari sendiri tempat tinggal selama di Jepang, dan berusaha sendiri hidup di sana dikarenakan Ayahnya menginginkan dia menjadi sosok pemuda...