Aku terdiam berdiri di samping ranjang, karena terpana melihatnya. Saking terpanannya, hatiku sampai berdetak dengan cepat sekali dan tidak mau mengalihkan mata ini ke manapun walau hanya satu detik. Bahkan, aku merasa gelisah.
Ah, aku tidak punya semacam fetish terhadap ranjang, oke.
Namun, apa yang membuatku terpana adalah sosok perempuan yang tertidur di atas ranjangku. Perempuan ini adalah salah satu penghuni apartemen ini, bernama Yumi.
Aku tadi baru keluar dari kamar mandi, yang letaknya di luar. Lalu, setelah kembali lagi. Aku melihat ada perempuan tidur di atas ranjangku.
Yumi dengan piyama putih lengang pendek dan celana pendek, sedang tertidur di atas ranjangku dengan wajah tidur yang sangat imut. Saking imutnya, bahkan sampai berhasil mencuri perhatianku. Lalu, dengan pakaiannya yang pendek itu, sehingga mengekspos kulitnya. Membuatku menjadi gelisah dengan jantung berdetak kencang.
Aku akan sangat bersyukur kalau pemandangan ini bisa kulihat lama sekali dan tidak akan ada yang melaporkannya ke polisi. Tapi, sayangnya, itu tidak bisa. Karena Yumi perlahan membuka matanya sehingga aku refleks mengalihkan pandangan agar tidak ketahuan sudah menontonnya sedang tidur.
"Ah, ke-kenapa Yumi ada di sini?" tanyaku sudah mengalihkan pandangan.
"Hmm... Oh, Piker-nii... Huwaaa... Kenapa Piker-nii ada di kamarku?" tanya Yumi dengan nada lemah karena masih mengantuk.
"Hmm... Yumi, ini bukan kamarmu. Tapi ini kamarku."
"Benarkah...? Ah, iya... Maaf, Piker-nii..."
"Iya, tidak apa-apa."
"Kalau begitu, aku izin tidur lagi..."
"Iya, silahkan."
...
...
Tunggu! Tadi dia bilang tidur lagi?!
Aku langsung berbalik dan melihat Yumi sudah kembali tertidur.
Yosh, ini bisa menjadi kesempatanku untuk memfotonya!
"Piker, aku bisa melaporkanmu kepada polisi karena sudah melakukan tindakan pelecehan terhadap anak kecil..."
Mendengar itu aku langsung membatalkan untuk memfoto Yumi dan langsung menyimpan kembali handphoneku ke saku celana. Lalu, aku melihat ke arah pintu. Di sana sudah berdiri seorang perempuan yang menyilangkan kedua tangannya di bawah dadanya yang cukup besar.
"Shi-Shina... tadi aku hanya ingin melihat handphoneku apakah ada pesan masuk atau tidak..." ujarku mengelak.
Shina pun masuk ke kamarku dan menutup daun pintunya. Lalu, tanpa mengucapkan satu patah pun, dia berjalan mendekatiku dengan tatapan tajam.
"Aku tidak menyangka, ternyata Piker seorang pedofil."
"Bukan! Aku bukan pedofil! Tapi aku lolicon!" bantahku langsung.
"Sama saja! Dasar pedofil!"
Aku ingin sekali membatahnya lagi. Tapi mengingat dia adalah seorang perempuan yang memiliki aturan berbunyi, 'peraturan pertama, perempuan tidak pernah salah, apabila salah maka kembali ke peraturan pertama'. Terlebih kondisinya terlihat sedang marah, maka aku putuskan untuk mengalihkan pembicaraan.
"Oh, iya, Shina. Kenapa kamu ke sini? Ada apa?"
"Aku sedang mencari Yumi-chan. Kata Nogami-chan, dia pergi ke kamar Piker. Jadi aku kemari."
"Me-Memangnya kenapa kamu mencari Yumi?" tanyaku kembali mencoba mengalihkan pembicaraan, agar Shina tidak mengintrogasiku tentang apa yang kulakukan tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
WANITA-WANITA ANEH ITU ADALAH HAREMKU
RomancePitcher Parker, pemuda yang mulai hidup di Jepang karena mendapatkan beasiswa sekolah di Jepang. Dia harus mencari sendiri tempat tinggal selama di Jepang, dan berusaha sendiri hidup di sana dikarenakan Ayahnya menginginkan dia menjadi sosok pemuda...