"Meski harus menderita, bersamamu adalah surga."
"Kau... itu jelek," teriakan spontan Kyungsoo membuat beberapa pelanggan menoleh.
Beberapa dari mereka mulai saling berbisik satu sama lain, sambil sesekali menunjuk-nunjuk ke arah Kyungsoo yang tengah menunduk dalam.
Gadis itu malu tentu saja. Ini semua gara-gara Chanyeol, pria itu dengan sengaja memancing rasa kesal Kyungsoo. Padahal pria itu tahu jelas jika Kyungsoo kesal, gadis itu akan berteriak nyaring seperti apa yang ia lakukan beberapa saat lalu.
"Chanyeol sialan," umpatnya. Gadis itu melirik sinis ke arah Chanyeol yang terkikik dari ambang pintu dapur.
Setelah selesai mengatai Kyungsoo, Chanyeol dengan gesit berlari, kabur. Ia sudah tahu persis apa yang akan Kyungsoo lakukan jika ia tetap di sana.
"YA! PARK CHANYEOL KEMARI KAU!" semua orang yang ada di dapur menoleh ke arah Kyungsoo. Gadis itu sudah berkacak pinggang sembari bersungut-sungut.
"Mati aku," gumam Chanyeol. Kyungsoo yang menyadari keberadaan pria itu segera melangkah menghampiri.
Langkahnya ia buat selebar mungkin, wajahnya merah padam karena marah. Mungkin memang hari ini nasib sial Chanyeol, pria itu tak dapat menghindari Kyungsoo.
Gadis itu menarik kerah Chanyeol, membuat pria itu terkekeh canggung. Sementara Kyungsoo, ekspresi gadis itu terlihat mengerikan sekarang.
"Aaaaaaa!! Ampun, aduh, aduh lepaskan. Ya! KYUNGSOO!! LEPASKAN ADUHHH!"
Plintiran juga pukulan belum juga berhenti menghujami tubuh Chanyeol, beberapa bagian tubuh pria itu terlihat menjadi ruam merah.
Yang bisa Chanyeol lakukan saat ini hanyalah menggerang juga berteriak kesakitan. Meski begitu, ia tak ada niat untuk melawan.
Sebab jika ia melakukannya, itu sama saja cari mati. Kyungsoo akan membalas lebih kejam setelahnya.
"Sudah-sudah, kalian ini. Kyungsoo-ya bisa bantu Bibi memasak?" Nyonya Park menengahi.
Kyungsoo mengangguk, gadis itu menggandeng erat lengan Nyonya Park. Kemudian pergi melenggang, meninggalkan Chanyeol yang mendesis ke arahnya, sepertinya pria itu amat kesal.
Killing Me
K
eduanya duduk berdampingan di lantai dapur dengan masing-masing memegang es krim di tangan.
Keadaan restoran sudah mulai sepi, hanya ada beberapa karyawan yang tengah berkemas untuk bersiap pulang.
"Hei gendut," Kyungsoo mendengkus, kemudian berdehem sebagai jawaban.
"Mau menemani ku tidak?"
"Ke mana?" Chanyeol berhenti menyesap es krim, pria itu mengalihkan pandangan ke arah Kyungsoo yang masih asik menyesap es krim coklatnya.
"Pernikahan temanku, di undangan tertulis harus membawa pasangan...,"
"Dan kau jomblo, benar?" tawa Kyungsoo meledak, gadis itu memang punya selera humor yang tinggi. (Boong saya :v)
"Bukan jomblo, tapi single tolong ralat ucapanmu," sanggah Chanyeol.
"Ck, terserahmu saja Tuan Jerapah. Omong-omong, apa untungnya buatku jika membantu?" informasi tambahan, Kyungsoo itu matrealistis.
Terlebih pada Chanyeol. Ia takkan mau melakukan suatu hal jika tidak memberi keuntungan untukknya.
Menurutnya, hidup harus realistis agar tak menjadi dramatis. Kyungsoo paling anti dengan sesuatu yang menye-menye juga sesuatu yang dibuat layaknya drama.