07) Break Up

1.4K 228 20
                                    

Senyumnya terlihat cerah, dua tanganya terisi dengan beberapa kantong belanja.

Kaki panjangnya ia bawa ke arah bangunan apartemen, berniat memberikan kejutan kecil untuk gadis yang dicintainya.

Belum sampai ia di unit apartemen yang dituju, ia lebih dulu berpapasan dengan Kyungsoo di lorong.

Gadis itu terlihat lain dari biasanya, penampilannya terlihat agak beda. Terlebih dua mata burung hantunya yang terlihat sembab, seperti habis menangis semalaman.

"Kau kenapa?" panik, Kai mengguncang pelan bahu Kyungsoo. Gadis itu hanya menggeleng, senyum tipis ia suguhkan untuk meyakinkan.

Kai diam, pria dengan coat hitam itu tak lantas percaya dengan jawaban Kyungsoo. Keduanya sudah bersama cukup lama, mudah bagi Kai mengetahui gadisnya tengah jujur atau tidak.

"Katakan padaku, ada apa? Apa ada masalah?" lagi-lagi Kyungsoo menggeleng, gadis dengan sweater abu-abu itu hanya tersenyum tipis sembari menatap Kai dalam.

Seolah tengah berusaha menyampaikan sesuatu pada pria itu, namun sayang Kai sama sekali tidak bisa menangkap apa yang Kyungsoo maksud. Pria itu terlalu bingung.

"Ayo kita putus," ujar Kyungsoo parau.

Keduanya terdiam, sama-sama terlarut dengan pikiran masing-masing.

Kai, pria itu hanya diam menatap Kyungsoo. Mencari kebohongan dari tatapan sendunya, namun ia tak menemukan itu. Yang ada hanya ketegasan bercampur luka mendalam.

Sedang Kyungsoo sendiri, ia hanya bisa menahan tangis. Lidahnya terlalu kelu untuk sekadar menjawab Kai yang bertanya 'kenapa?'

Ia sendiri tidak tahu. Ia hanya merasa terlalu lelah, lelah dalam menghadapi semuanya.

Terlalu lelah berpura-pura baik-baik saja meski sebenarnya terluka. Terlalu lelah mencintai seorang diri tanpa pernah tahu ia dicintai atau tidak.

"Apa aku memiliki salah padamu?" suaranya terdengar lirih, si gadis menggeleng.

Jika ia bisa, ia mengakhiri semuanya. Berlari sejauh mungkin agar tidak perlu menjawab pertanyaan apapun yang Kai lontarkan untuknya.

"Aku bosan, jadi. Ayo putus."

Kai hanya bisa tertegun saat Kyungsoo berjalan melewatinya, ia masih di sana bahkan sampai Kyungsoo menghilang di balik lift.

Dalam benaknya masih menerka-nerka apa yang membuat Kyungsoo mengakhiri hubungan keduanya. Kai yakin benar jika bosan bukanlah alasan sebenarnya.

KILLING ME

Pintu kayu dengan sticker yang hampir memenuhi semua permukaannya terbuka pelan, menampakan seorang gadis dengan wajah sendu.

Ia berjalan pelan menghampiri Chanyeol yang tengah berkutat dengan gitar listrik dalam pangkuan.

Pria itu terlihat serius, ia tampak baik-baik saja setelah apa yang terjadi kemarin.

Langkah Kyungsoo terhenti tepat di samping Chanyeol, pria itu masih belum juga menyadari keberadaan Kyungsoo. Chanyeol masih terlalu asik dengan dunianya sendiri.

Chanyeol terperanjat begitu seseorang menepuk bahunya pelan. Mata bulatnya kian bertambah bulat begitu tahu siapa yang jadi pelakunya.

Itu Kyungsoo. Gadis itu tersenyum simpul membuat dua sudut bibir Chanyeol turut terangkat.

"Kau membuat lagu?"

"I... iya," Chanyeol jadi gugup sendiri. Jujur saja, ia masih agak canggung semenjak pernyataan juga penolakan Kyungsoo kemarin.

Ia mengira gadis itu marah padanya, makadari itu Chanyeol tengah menyiapkan satu lagu sebagai permintaan maaf yang sesungguhnya.

Killing Me

Keduanya berjalan menelusuri jalan, saling diam dengan perasaan canggung.

Kyungsoo berdehem, sejujurnya ia tidak suka dengan situasi yang ada. Namun di satu sisi ia juga bingung bagaimana membuka pembicaraan dengan Chanyeol.

"Mau ke caffe biasa?" anggukan kaku Kyungsoo jadi tanda seberapa gugup gadis itu. Ia bahkan memilih berjalab beberapa langkah di depan Chanyeol begitu menyetujui rencana pria itu.

Chocolate cake juga chocolate milkshake jadi menu pilihan keduanya, sebenarnya Kyungsoo.

"Maaf soal kemarin," buka Chanyeol. Pria itu setengah mati menahan napas, terlalu gugup untuk menyampaikan kalimat berikutnya.

"Aku hanya ingin jujur soal perasaan ku. Ya, memang pada awalnya aku tidak percaya jika laki-laki dan perempuan tidak bisa bersahabat tanpa ada yang memendam rasa. Tapi, aku sekarang percaya,"

"Karena aku mengalaminya sendiri. Entah sejak kapan dan kenapa, aku mulai memperhatikan mu sebagai seorang gadis. Bukan lagi sebagai seorang sahabat seperti beberapa tahun lalu. Aku juga paham jika kau sudah memiliki orang lain dalam hatimu, tapi...,"

"entahlah, aku tidak tahu. Semakin aku mencoba membuangnya, rasa ini justru kembali dan kian menguat. Hingga aku hanya bisa membiarkanya tumbuh kian dalam. Kau tak perlu memikirkan perasaan ku, aku akan mencoba melupakannya pelan-pelan,"

"aku cuma minta satu hal. Jangan menjauh atau menghindar, aku sudah terlalu terbiasa dengan kehadiran mu. Aku tidak terlalu berharap kau membalas perasaan ku, yang aku inginkan kita tetap seperti ini," tutup Chanyeol. Pria itu menghela napas, rasanya lega sudah mengungkapkan isi hati.

"Apa kau tidak ingin tahu jawaban ku?"

Chanyeol tertegun, dua mata bulatnya memperhatikan Kyungsoo lekat-lekat.

"Apa kau ingin lari begitu saja setelah menyatakan perasaan mu? Kau tidak ingin tahu jawabannya?"

"Aku hanya tidak ingin merusak persahabatan kita, kau tak perlu memberikan jawabannya. Lagipula kau amat mencintai Kai," oke Chanyeol terlalu jujur sekarang.

Wajah Kyungsoo yang semula terlihat sedikit ceria mendadak kembali muram. Mengingat Kai membuat hatinya kembali sakit.

"Jangan bahas dia, mari bahas mengenai kita."




TBC

Maaf harusnya ini di up kemarin, tapi aku ada sesuatu jadi ngga bisa. Ini juga aku bikinnya ngedadak banget, ngga tahu nyambung apa ngga. Bakalan aku usahain buat lebih baik lagi di chapter depan. See ya!

Baca pilophobia juga ya, rencananya ff itu mau aku cetak nanti kalau sudah selesai. Mohon dukungannya juga^^

 Mohon dukungannya juga^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Do Aeris

KILLING METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang