Krist mengobrak-abrik pakaiannya mencari sisaan receh uang yang mungkin bisa ia gunakan untuk membeli makanan malam ini. Ia lupa kalau separuh gajinya bulan lalu untuk membayar hutang lainnya. Dan sisanya dipotong karna ia juga berutang dengan Em, sahabat baiknya ditempat satu kerjanya.
Kini Malam ini merasakan amat lapar yang begitu mengganggunya, Persediaan makanan instan pun sudah habis. Ia pasti tak akan bisa tidur jika perutnya belum diisi.
Dan ia pun akhirnya pergi jalan-jalan keluar sekedar mengalihkan rasa laparnya. Namun Keluar rumah disaat cuaca sedang dingin justru membuat rasa laparnya semakin meningkat.
Sampai terlintas difikirannya, ia rasanya ingin mencuri. Tapi diurungkan niatnya itu. Karna ia Lebih baik kelaparan dari pada harus mencuri.
Ia terus berjalan mengikuti langkah kakinya, hingga akhirnya ia berhenti saat melintas di depan restoran yang saat itu tercium aroma ayam bakar yang begitu menyengat.
Serta melihat beberapa pengunjung disana sedang menyantap makanan yang super nikmatnya, Membuat air liur Krist seakan-akan Menetes karna ingin sekali mencicipinya.'andai kan saja aku punya uang banyak, aku pasti sudah memakannya' pikir Krist sambil mengecap,
Begitu miris kehidupannya karna tidak memiliki uang dan serasa hidup sebatang kara, tak ada yang bisa ia lakukan disaat sedang kelaparan saat ini.
Ia melanjutkan Langkahnya menuju kafe tempat bekerjanya. Barangkali ada makanan yang bisa ia makan disana.Tapi saat sebelum sampai disana, matanya melihat. beberapa orang sedang membuang makanan yang sepertinya masih bisa dimakan kedalam Tempat sampah. Krist berfikir makanan itu masih terbungkus rapat dan sayang sekali kalau Dibuang begitu saja.
Krist pun pergi menghampiri disaat keadaan sepi, sekilas sambil melirik kanan dan kiri. Tangannya kemudian mengambil cepat bungkusan sisa makanan itu.
Dan memang makanan itu masih layak untuk di makan bahkan masih terlihat utuh. Ia pun pergi dengan menyimpannya, berpindah tempat untuk bisa menikmati makanan yang ia bawa dari sana.
Tapi tetap saja itu menyedihkan untuknya karna ia makan dari sisa orang lain yang sudah dibuang. Mau memakan pun matanya terus berkaca-kaca, karna memikirkan nasibnya yang malang seperti itu.Saat ia baru menggigit potongan roti ditanganya, sebuah bayangan seseorang nampak menutupi tubuhnya yang tengah duduk dibawah pepohonan.
Seseorang berdiri menghadapnya. Ia langsung mendongakan kepalanya dan matanya menagkap singto yang ternyata berdiri menghadapnya.Krist mengeryitkan dahi agak merunduk. serasa begitu malu Kenapa disaat menyedihkan seperti itu, ia harus bertemu dengan Singto kakaknya.
****
Rasa malu Krist berubah menjadi suatu kemenangan untuk Singto. Karna Beberapa menit kemudian, Krist mau diajak pergi oleh Singto.
Krist sudah duduk diMeja restoran yang beberapa waktu lalu ia perhatikan dari luar jalanan. Dan kini ia sudah berada duduk didalamnya. Bahkan di kursi Vip yang hanya ada mereka berdua.Tapi Krist masih diam dan agak gengsi karna ia mau ikut dengan Singto ketempat itu.
"Untuk apa kau ajak aku kesini" ketus Krist masih agak kesal karna sebelumnya Singto memaksanya untuk ikut dengannya. walaupun ia tau sebenarnya Singto ingin mengajaknya makan.
"Aku ingin kamu temani aku makan,"
"Temani? memangnya Gak ada orang lain yang bisa temani kamu makan. Aku gak mau... " Krist ingin beranjak pergi, tapi sesaat tangan Singto menangkap pergelangan tangannya. Pegangan tangan Singto tak kuat namun membuat Krist tertahan dari berdirinya, bukan hanya membuatnya terdiam sentuhan tanganya juga membuat jantung Krist serasa ikut terhenti. Apa karna ini pertama kalinya Singto memegang tangannya kembali setelah sekian tahun ia melepasnya."Apa aku perlu memohon padamu, untuk tetap berada disini. Karna aku butuh seseorang untuk Temani aku. Tolonglah hanya sekali ini saja" ucap Singto yang memasang wajah memelas pada Krist. Agar Krist tidak pergi lagi dari dirinya.
Krist terdiam merasa kasihan juga mendengar kalimat itu, dan ia sendiri juga lapar. "ya sudah aku temani" sahut Krist mencibirkan bibirnya, nada suaranya masih ketus tapi lebih rendah dari sebelumnya. Krist menarik kembali tangan Singto yang masih saja menggenggamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bromance "Secret Love"
RomanceJatuh cinta pada Saudara sendiri, adalah hal yang aneh terlebih Mereka Adalah Sesama Pria. Tapi cinta tak memandang status dan gender, perasaan itu muncul begitu saja tanpa disadari dan itu bukanlah kesalahan melainkan sesuatu yang Dapat diilhami d...