Secret Story 13

275 28 2
                                    

       Akhirnya bisa updete lagi.😀😀

     
            ****
        Ceria nampak diwajah Singto, ya itulah yang dilihat Earth saat ini. Pria yang ia sukai begitu bersemangat akhir-akhir ini. Apa karna Singto telah mendapatkan hak alih dari perusahan ayahnya, ataukah karna faktor lain.
        Ehm...Tapi apapun itu Earth ikut senang karna melihat orang yang disukainya terlihat senang.

        "Sing, sepulang kerja nanti. Gimana kalau kita makan malem" Earth masuk keruang singto dan tanpa basa basi mengajak singto untuk makan malam. "Sekalian kita membicarakan soal pekerjaan"
    
        "Aduh maaf earth, aku sudah ada janji mau makan dengan Krist"
       "Krist? Adikmu?" Earth lupa kalau sekarang Krist sudah berbaikan dengan adiknya.
       "Ya, aku sudah ada janji dengannya"
      "Kalau begitu aku ikut ya, sekalian aku ingin berkenalan dengannya" ujar Earth yang sepertinya penasaran dengan adik yang sangat Singto pedulikan selama ini, Singto terdiam sejenak mempertimbangkan permintaan Earth. Padahal Singto berencana ingin bisa menikmati makan malam berdua saja, selagi Krist bersedia memenuhi keinginanya itu. "Kenapa diam, kamu keberatan ya kalau Aku ikut dengan kalian. Atau kamu ada rencana lain dengannya"
     "Ah gak kok, ya sudah kalau kamu mau gabung dengan kami tidak apa. Nanti aku akan kabarin kamu" ujar Singto tak bisa melarang Earth yang berniat ingin mengenal Krist, karna Singto fikir Krist juga harus tau seseorang yang saat ini dekat dengannya Tapi hanya sebagai teman kerjanya.

                               ***
    
      Sebelum malam tiba, Singto sudah lebih dulu mengajak Krist keluar jalan-jalan. Mengambil jam kerja Krist untuk mengajaknya pergi membeli kebutuhannya.
       Awalnya Krist mengeluh karna tidak enak pergi dari jam kerjanya, meninggalkan kafe dan temannya Em yang mungkin akan sendirian bekerja.  Tapi karna bujukan dan paksaan dari Singto ia pun tak bisa menolak ajakannya. Keterpaksaan krist itu yang membuat Krist tak bersemangat.

       "Kenapa cemberut terus," tanya Singto disela menyetir mobilnya, sejak tadi memperhatikan Krist hanya duduk diam tanpa ekpresi, sesekali memanyunkan bibirnya seperti nampak sebal.
     "Masih tanya kenapa, aku itu gak enak sama p'wad dan Em pergi begitu saja phi." gerutu Krist merasakan hal yang tak enak pada mereka, makannya Krist menampakan wajah yang merengut seperti ingin melampiaskan keluh kesahnya pada Singto.
       "Aku kan sudah izin sama bos mu, dan dia memperbolehkan. Bosmu saja tidak ada masalah jadi kenapa kau memikirkannya"
     "Ya tentu saja mengizinkan," gerutu Krist. Mengingat Singto memberikan uang pada P'wad sebagai gantinya ia meninggalkan pekerjaannya. "Kalau kau tidak menyogokknya dengan uang, dia pasti tidak akan mengizinkannya"
      Jawaban p'wad waktu lalu sangatlah mendukung Singto, malah  mengizinkan Krist pergi seakan-akan tidak perlu kembali karna uang yang diberikan Singto sangat banyak. Jadi p'wad tidak masalah kalau Krist tidak bekerja.
       Bukannya p'wad yang harus membayarnya malah justru ia terima bayaran... Hufff.. Krist semakin mendumel dalam hatinya, melihat Singto begitu Royalnya pada orang lain hanya karna dirinya.

      "Sudah jangan merasa tidak enak, sehari saja tidak kerja tidak apakan. Memangnya kamu gak lelah bekerja disana"
     "Kenapa merasa lelah? apa karna pekerjaanku hanya seorang pelayan dan kau meremehkanku"
     "Bukan begitu, aku tidak bermaksud meremehkan pekerjaanmu itu. Asalkan pekerjaan itu tidak merugikanmu dan kamu merasa nyaman itu tidak masalah." jawab Singto, merubah pemikiran Krist yang berfikir Singto akan menghina pekerjaanya. Namun ternyata Singto memiliki pemikiran positif terhadap pekerjaannya. "Pekerjaan apapun jika itu terasa nyaman, maka semuanya akan mudah dilakukan. Terlebih kamu memiliki teman baik dan bos yang kelihatan perhatian jadi menurutku pekerjaanmu itu baik. Tapi Aku hanya ingin tau apa kamu pernah merasakan lelah?"
      Singto memperjelas maksud pertanyaan dengan kalimat yang bisa Krist mengerti. "Kamu benar phi, aku sudah merasa nyaman dengan pekerjaanku disana, yang aku lelahkan hanya hidupku yang masih kekurangan, pendapatanku tidak sebanding dengan biaya hidupku. Makannya aku sering mengeluh dan memprotes pada diriku sendiri yang tidak bisa melakukan apa-apa. Untuk makan saja aku harus berfikir, apa yang harus aku makan besok, karna uang gajiku dikafe tidak bisa mencukupinya aku pun harus berhutang pada mereka."

Bromance "Secret Love"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang