****
Singto sudah memutari jalan sekitar restorant Tapi tak bisa menemukan Krist, kenapa ia begitu cepat sekali menghilang. Padahal jarak waktu kepergiannya tidak terlalu jauh dari saat Singto keluar mencarinya tapi kenapa ia tidak mendapati adanya krist.
Ia sangat menghawatirkan Krist, terlebih cuaca malam ini sangat tidak bersahabat, karna hujan turun begitu derasnya. Dan Singto belum bisa menemukan krist. Mau Menghubunginya juga bingung karna Krist tidak memiliki ponsel.
Singto jadi merasa begitu bodoh kenapa ia tidak terpikirkan untuk membelikannya hanpone untuk bisa digunakan saat segenting ini. Benar-benar sangat bodoh, Singto menyalahkan dirinya itu kenapa hal penting seperti itu ia sampai ia lupakan. Kini ia jadi susah mencari tau keberadaanyaSampai pada akhirnya Singto pun kembali menuju apartemen Krist barangkali Krist sudah berada disana.
Tapi ternyata Krist belum juga sampai ditempat tinggalnya.
Makin cemas Singto, ia jadi tak karuan pusing kalang kabut memikirkan bagaimana bisa ia menemukan adiknya itu. Maka disewanya orang lain untuk mencarinya, ia tidak peduli berapa biaya yang akan ia Keluarkan asalkan bisa menemukan keberadaan krist. Karna ia khawatir kejadian yang lalu terulang lagi padanya. Krist dimanfaatkan orang jahat yang ingin mencelakainya."Bagaimana?...Saya gak peduli cepat cari tau, kalian harus menemukannya" singto bicara ditelpon dengan nada meninggi karna ia belum mendapatkan kabar Krist dari orang sewaanya, hatinya sangat bergemuruh entah kenapa ia mudah sekali menjadi emosi jika itu mengenai Krist. "Ya saya akan bayar kalian, dua kali lipat jika kalian sudah menemukannya. Jangan buang-buang waktu"
Tanpa disadarinya, Krist sudah berada didekatnya, Tepatnya berdiri dibelakangnya. Namun Singto tak mendengar suara langkahnya ketika masuk Kedalam ruangannya. Mungkin karna sibuknya ia dengan ponsel ditangannya itu jadi ia tidak tau kalau ada orang lain masuk melalui pintu.
Kristpun hanya terpaku diam, belum menyapa kakaknya yang sedang panik di telpon saat itu."Ya pokoknya kalian harus cari tau kalau tidak...."
"Phi" panggil krist akhirnya mengeluarkan suaranya untuk menyambar pembicaraan Singto itu, Singto yang mendengar panggilan itu sejenak berhenti bicara ditelpon dan berbalik. Matanya langsung terbelalak melihat Krist yang ternyata sudah berdiri disana.
"Krist" Singto berjalan menghampiri dan tiba-tiba saja datang merangkul tubuh Krist penuh dengan rasa senang bisa melihat dirinya "ah.. syukurlah"
"Kau ini kenapa phi," krist merasa heran dengan tingkah singto yang tiba-tiba menghawatirkannya seperti itu padahal Krist tidak hilang dalam waktu lama, baru beberapa jam saja. Apalagi pelukan Singto yang begitu erat hingga ia sulit tergerak. Agak aneh ia rasakan dari dekapan tubuh Singto. tapi Krist merasa..hangat.. Hangat... Sangat hangat. "Hei, sudah. Aku ini belum mati, kenapa mencemaskan aku seperti itu"
"Tentu saja aku cemas aku takut kehilanganmu, Krist. Aku takut kau celaka" bisik Singto, membuat Krist makin aneh dengan jawaban itu. Segala tingkah Singto yang perhatiannya sangat melebihi dari seorang kakak.
Singto melepas rangkulannya, dan sedikit bernafas lega karna sudah melihat Krist kembali. Padahal satu jam yang lalu Singto kalang kabut memikirkan adiknya itu, tapi kini sudah melihatnya didepan mata sudah melegakan hatinya. "Krist kamu basah sekali, kamu pasti kehujanan. Cepat sebaiknya kamu ganti pakaian" Singto mengarah pada pakaian dan sekujur tubuh Krist yang membasah.
"Ia tadi diluar hujan deras sekali" Krist sedikit menjelaskan, "aku mau mandi dulu" Krist buru-buru pergi dari tempatnya berdiri, menuju kamar mandi.
Lalu krist menutup pintu kamar mandi itu rekat-rekat, dan sejenak ia tersandar disisi pintu. Ia lagi-lagi merasakan keanehan yang berbeda saat Singto memeluk tubuhnya, seperti ada aliran hawa hangat dan nyaman menyusuri tubuhnya. Ia akui degup jantungnya sempat bergetar cepat, entah itu hanya reaksi biasa dipeluk oleh sang kakak atau ada hal yang lain. Tapi jujur Krist merasakan senang mendapat pelukan darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bromance "Secret Love"
RomanceJatuh cinta pada Saudara sendiri, adalah hal yang aneh terlebih Mereka Adalah Sesama Pria. Tapi cinta tak memandang status dan gender, perasaan itu muncul begitu saja tanpa disadari dan itu bukanlah kesalahan melainkan sesuatu yang Dapat diilhami d...