5 - To protect you

9 2 1
                                    

Jimin memang menyadari bahwa dirinya menyukai Hyesoo setelah kebersamaan mereka ketika dimulai sejak di bangku SMA dan saat masa-masa trainee. Namun Jimin awalnya menganggap ketertarikan itu tidak akan berlangsung lama.

Jimin menganggap perasaan tersebut adalah hal yang biasa muncul pada diri remaja sepertinya. Karena kehidupannya sejak menjadi trainee dan idol hanya berkutat dengan 6 laki-laki beserta manajer-manajer mereka yang juga namja.

Seiring berjalannya waktu perasaan itu semakin kuat ketika Hyesoo kembali datang setelah sekolahnya telah selesai di Sydney. Jimin sangat gembira saat pertama kali bertemu Hyesoo selama hampir 2 tahun lamanya.

Hyesoo semakin dewasa dengan caranya berpenampilan dan rambutnya yang dibiarkan tumbuh panjang dan lebih sering terurai dibanding terikat seperti saat menjadi trainee dulu. Tidak ada perubahan yang berarti dari sifat dan kebiasaan Hyesoo saat bersama Jimin dan Taehyung baik itu bergurau, curhat atau berdebat mengenai hal-hal kecil di sekitar mereka.

~~~~~~~~~~~Desember, 2016

"Maaf, aku hanya membuat suasana menjadi muram begini." ucap Hyesoo sambil menahan tangis dan mengusap-usap matanya yang mulai menjatuhkan air mata.

"Kenapa kau tidak mau cerita tentang masalahmu. Kalau kau tidak bisa menghubungiku, kau bisa menelepon Taehyung kan?" Jimin mengusap punggung sahabatnya yang sedang berusaha untuk tidak menangis.

"Hyesoo-ya... Kalau kau ingin menangis, menangislah tidak apa-apa.. Cuman ada kita bertiga di taman ini. Aku malah makin sedih melihatmu pura-pura tersenyum dan berusaha bercanda seperti tadi." ucap Taehyung yang malahan terlihat gelisah dengan sikap Hyesoo sejak tadi.

"Hahahaha..!! Aaaaa....." Hyesoo tertawa dengan keras lalu berubah menjadi tangis tangis yang sangat kencang membuat Jimin dan Taehyung cukup kaget. Taehyung langsung memeluk Hyesoo dengan sebelah tangannya dan menyandarkan kepalanya diatas kepala gadis tersebut dan ikut menangis sesenggukan.

"Aissshhh.. Mwoyaa...." Jimin bergumam dan tertawa kecil melihat tingkah Taehyung lalu mengacak-acak kepala Taehyung. Ia lalu memeluk kedua sahabatnya sambil mengelus belakang kepala Hyesoo.

Jimin lalu mendekatkan wajahnya di sebelah pipi kiri Hyesoo, Hyesoo masih menutup wajahnya karena tidak sanggup menahan tangisnya dan isak tangisnya yang cukup keras. Jimin pedih melihat sahabatnya yang biasanya ceria dan berdebat dengannya sedih tapi pura-pura tidak ada yang terjadi.

Ia tau Hyesoo tidak mau bahwa dirinya dan Taehyung akan khawatir karena Hyesoo bertengkar dengan Appanya dan Hyesoo hanya bisa menangis karena ia tidak bisa melakukan apa-apa di hadapan Appanya.

"Semuanya akan baik-baik saja.. Kau hanya butuh waktu untuk membuktikan bahwa kau juga mampu. Hwaiting!" Bisik Jimin sambil menaruh dagunya di bahu Hyesoo. Hyesoo hanya bisa mengangguk dan berusaha mengatur nafasnya agar berhenti sesenggukan. Taehyung masih merangkul Hyesoo dan menangis bersama Hyesoo.

"Ingat bahwa aku dan Jimin akan selalu mendukungmu. Kau tidak sendiri. Orang Tua mu tidak membencimu, jadi kau juga tidak boleh membenci dirimu sendiri." Taehyung menepuk-nepuk pundak Hyesoo sambil mengusap air matanya.

Jimin dan Hyesoo tertawa melihat tingkah Taehyung yang juga ikut menangis. Jimin membantu mengusap sisa-sisa buliran air mata di pipi Taehyung sambil terus menertawai dan menggodanya.

Hyesoo hanya bisa tersenyum dan memeluk kedua sahabatnya secara bergantian dan berterimakasih atas semua perhatian mereka terhadap dirinya.

Trapped in the MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang