12 - Strange

9 1 0
                                    

Hyesoo P.O.V

Aku tidak tau harus berkata apa.

Jimin berusaha merangkul Taehyung dan menjelaskan semuanya yang terjadi.

Akhirnya kita semua sepakat untuk masuk ke apartementku dan duduk bersama, menceritakan semuanya kepada Teahyung.

Taehyung sesungguhnya merasa kesal kepada Jimin dengan bersikap seolah-olah seperti lelaki brengsek. Apalagi Jimin yang ternyata belum benar-benar putus dari kekasih lamanya dan juga berkata jujur kepada Taehyung dan aku tentang yang dia lakukan kepadaku. Tapi aku dan Jimin kini sudah sama-sama meluruskan segalanya dan Jimin merasa menyesal dan meminta maaf kepadaku.

Bagiku Jimin juga tidak sepenuhnya salah. Ketika menyangkut perasaan bahwa salah dan benar tidak memiliki suatu standar yang pasti. Jika saja aku juga tetap kukuh tidak menimpali perasaan dan perlakuan Jimin saat itu, mungkin kami tidak berkelit dari semua orang dan juga tidak ada rasa tak enak hati diantara kami semua.

Taehyung menjadi saksi dan juga menjadikan momen itu sebagai waktu kami untuk semakin terbuka satu sama lain. Tidak dapat kupungkiri persahabatan Taehyung dan Jimin memang begitu kuat. Sekalipun mereka berdebat pada akhirnya mereka akan kembali merangkul bahu satu sama lain.

"Hmm... tunggu sebentar, aku baru menyadari sesuatu," ucap Jimin seusai melepas rangkulannya di pundak Taehyung dan aku.

"Mengenai informasi yang aku ketahui tentang Hyesoo, aku dapat dari nomor tidak dikenal," ucapnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan menscroll layar ponselnya mencari pesan tersebut.

"Wahh... seniat itu kah seseorang mengirimmu pesan dengan segala informasi tentangku? Rasanya yang artis kan kau, bukan aku." ungkap ku dengan nada sedikit tawa remeh disana.

"Hyesoo-ya, berarti kau punya sasaeng selama ini." Taehyung mendelikkan bola matanya tertuju padaku dengan ekspresi wajah seperti sedang menemukan suatu penemuan besar.

"Kau dan Jimin yang punya. Aku tidak ada. Aku hanya rakyat lemah biasa." sahutku sambil mengernyitkan dahi.

"Tapi saat kau pergi dengan Ian, aku tau dari Shin Ah noona." ucap Jimin lagi.

"Mwo???" sahutku kaget.

"Mworago?? Shin Ah? Yang mana namanya gitu?" Taehyung tampak bingung dan dia menoleh ke arah Jimin dan ke arah ku bergantian dengan kedua bola matanya yang membulat sempurna karena sepertinya hanya dirinya yang belum tau siapa yang Jimin bicarakan.

"Bagaimana kau bisa yakin bahwa itu adalah Shin Ah eonni? "

"Karena aku memang punya nomornya. Aku menyimpannya." Jawab Jimin dengan tatapan yang menerawang.

Melewati itu semua, Jimin baru ingat beberapa hal. Ternyata ia juga sering mendapat kiriman tidak dikenal tentang ku. Tapi mengenai aku pergi dengan Ian Jimin tau dari Shin Ah. Sedangkan aku tau Jimin masih berhubungan dengan mantannya yang sebenarnya belum benar-benar putus karena adanya kiriman dari nomor yang tidak ku kenal juga. Namun karena pesan tersebut berisi nama Jimin dan beberapa foto yang menunjukkan Jimin bertemu dengan sang mantan maka dari itu aku tidak memblokir nomor tersebut.

"Tetapi setiap aku telepon atau membalas pesannya nomor tersebut tidak merespon. Aku juga tidak mengerti dan tidak tau siapa itu. Tapi informasi yang diberikan kepadaku selalu menyangkut Jimin yang bertemu dengan pacarnya. Aneh sekali."

"Mungkin saja ia tidak berani mengangkat atau merespon Hyesoo karena..."

"Karena Hyesoo mungkin akan dengan cepat mengenali siapa dirinya." jawab Taehyung cepat. Mau tidak mau ia juga penasaran ada apa sebenarnya yang terjadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Trapped in the MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang