26

426 60 22
                                    


"Luke!"

Luke yang tadi lagi membereskan barang nya melihat gw dengan senyum lembutnya seperti biasa. Ibu benar Luke masih Cinta sama gw. Setiap tatapan nya melihat gw hanya di isi penglihatan penuh damba dan harap.

"Kamu mau pulang besok?"

Dia mengangguk sambil melipat baju nya dan memasukan kedalam sport bag berukuran sedang yang dia pakai untuk membawa pakain nya selama kami disini.

"Karna Harry?"

Dia menghentikan kegiatan nya sejenak dan melihat gw. Tangan nya mengusap pipi gw dengan halus.

"Bukan. Aku kan di jakarta juga ada kerjaan, walaupun perusahaan itu milik aku, aku gak bisa seenak nya"

Gw mengangguk mengerti. Gw masih mau menghabiskan waktu lebih banyak bareng Luke.
"Kalau ada sesuatu datang aja ke aku ya, tangan aku selalu terbuka lebar untuk kamu"

Tubuh ini mendekap badan Luke yang tinggi dan berakhir gw menyembunyikan wajah gw di dada Luke dan dia membalas pelukan gw tak kalah erat nya. Puncak kepala gw di kecup berkali-kali oleh nya.

"I luv you" kata gw dengan suara teredam dada Luke. Maaf Luke tapi itu dalam artian lain.

"I know, i luv you"

***

Tadi siang gw ajak Luke dan Harry keliling kota jogja, untungnya cuaca mendukung sampai kami pulang kerumah ibu. Selama jalan-jalan tadi gw berusaha supaya Harry sama Luke mereka gak saling benci. Gw mencoba mencari topik supaya mereka bisa saling bicara Juga. Tapi sayang nya gagal.

"Eiyh anak-anak ibu abis dari mana seharian ini" ujar ibu yang datang bawa napan berisi gelas-gelas sama es jeruk. Sa se si ibu, makin sayang. 

"Abis di traktir Tasya seharian bu"

Gw mendorong badan Harry yang ada di sebelah kiri gw dan Luke yang berada di sebelah kanan. Kami sama-sama menyandarkan tubuh di sofa karna capek.
Tiba-tiba Luke menegakan tubuh nya.

"Ibu"

"Ya. Luke kenapa?"

"Luke mau pamit. Besok Luke harus pulang"

Gw belum rela Luke pulang lebih dulu sumpah dan gw rasa ibu juga begitu.

"Loh kenapa? Harry baru dateng kemarin masa kamu pulang. Lagian nih ya kamu baru tiga hari disini" ibu ngomong sambil megang tangan Luke.

Ibu masih suka cogan brondong ternyata.

"Kalau ada waktu Luke kemari lagi. Luke ada kerjaan di Jakarta yang gak bisa di tinggal lebih lama"

Ibu akhirnya memaklumi sedangkan mata gw melihat Harry yang fokus sama ponselnya.

Malam nya gw dan Harry duduk-duduk di teras depan rumah di temani hujan yang gak terlalu deras dan bandrek yang kami beli didepan komplek tadi sebelum hujan.
"Orang rumah gak ada yang nelfon Haz?"

"Ada. Mama tadi nelfon, katanya papa ngamuk aku gak ada di apartment dan pertunangan aku sama Regina di tunda"

"Regina sendiri gak ngehubungin kamu"

Harry tersenyum dan bukan nya menjawab pertanyaan gw dia justru menyuruh gw mengecek ponsel nya sendiri.

Regina

Kamu dimana.
Kenapa gak pernah bales chat aku.
Har dua hari lagi kita tunangan.
Kamu ngapain sih masih sama Tasya.
Kamu mau durhaka sama papa kamu karna gak nurutin kemauan nya.

Thanks udah di ingetin kalo aku anak durhaka :)

Gw ketawa sumpah dan Harry pun ikut ketawa bareng gw. Lucu nih orang.

"Kalau ancaman papa kamu soal cabut jabatan gimana?"

"Aku gak peduli. Kamu gak tau ya aku punya perusahaan sebesar perusahaan Luke selagi aku jadi dokter sekaligus presdir rumah sakit, tapi kalo perusahaan itu bukan aku yang handle"

"Oh ya siapa yang handle?"

"Orang kepercayaan aku, nama nya Calum"

Calum. Kok kaya inget ya, ahh dia cowok yang make kostum badut brown waktu gw di tinggal di dufan sama Harry, dumb moment. shit.

"Ada foto nya gak di ponsel kamu"

Gw membuka galeri dan menukan foto formal calum dengan setalan formal.
"Foto calum?"

gw mengangguk

"Nah ini mah aku kenal"

"Kenal dimana? Kamu selingkuh ya"

Pengen ngomong kasar takut ibu denger.

"Aku ketemu dia waktu kamu ninggalin aku di dufan bareng regina. Dia yang nemenin aku makan siang"

Gw menyindir Harry dengan mengungkit masalah itu dan raut wajah nya sudah mulai berubah.
Dia meminum bandrek nya dengan pelan dan gw terus melihat nya.

Rasanya gw ingin bersyukur kepada tuhan karna menghadirkan pria-pria yang sebenarnya benar-benar baik dalam hidup gw. Ayah, Liam, Luke dan Harry.
There's such angles in my life.

Luke datang dan duduk di sebelah gw dengan gelas berisikan bandrek juga yang dia pegang.
Tak gw sangkan Harry mengajak Luke ngobrol dan Luke merespon nya juga dengan baik dan malam ini gw habiskan dengan minum bandrek bersama mantan dan pacar gw.

Berjam-jam kami ngobrol dengan seru nya kadang tertawa bersama saling melempar lelucon apa lagi lelucon yang dibuat Luke sukses membuat gw bolak-balik pipis ke kamar mandi. Sedangkan Harry, well doi gak pinter ngelawak dan berakhir gw dan Luke tertawa hanya untuk menghargai Harry bukan karana lelucon Harry lucu.

Luke masuk duluan kekamar karna besok dia akan pergi pagi. Menyisakan gw dan Harry disini. Hujan sudah mereda dan terdengar suara jangkrik di sini.
Tangan kanan gw didalam dekapan kedua tangan Harry yang lebih besar. Di elus nya tangan gw dan dihangatkan, di kecup nya punggutangan gw berkali-kali dan itu sukses buat gw tersenyum sendiri.

"Ta"

Gw melihatnya intens dan dia mengeluarkan kotak dari dalam saku hoodie nya. Sumpah ini gw panas dingin tangan gw keringetan begitu dia buka kotak itu didepan gw.

"Kamu mau gak nikah sama aku"

***

"Hati-hati dijalan, jangan make headset pas bawa mobil, kalo ngantuk ke rest area dulu, jangan suka nahan pipis lama, jangan nerima telpon kalo lagi bawa mobil, jangan–"

"Iya ta, kamu udah bilang itu lima kali. Aku masih di depan kamu ini, masih make sepatu" Luke terkekeh sambil memakai boots hitam nya. Dia mau pulang apa mau ngelayat, baju nya hitam semua.

"Aku cuma peringatin aja, kamu kebiasaan kalo di mobil make headset sih sama suka nahan pipis, apa lagi angkat telfon kan bahaya"

Luke berdiri dan menyampirkan tasnya di pundak. Harry dan ibu keluar lalu Luke pamit buat pulang.
Gw menemani Luke sampai ke mobil sedangkan Harry sama Ibu cuma didepan teras.

"Luke. Harry ngelamar aku"

Muka Luke langsung sumringah entah itu pura-pura atau asli yang pasti dia langsung meluk gw erat bahkan gw dibawa berputar sebentar begitu gw menunjukkan cicin yang gw pakai.

"Congratulations, aku ikut senang kalau kamu bahagia. Ok aku berangkat ya, luv you"

"Luv you, see ya di Jakarta"

Setelah nya mobil Luke meninggalkan gw.

⌣⌣

Nikah •harryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang