Mertua.

7.4K 257 22
                                    

AUTHOR POV

"Rendra mana?"

Tanya seseorang yang tak lain adalah ibu dari laki-laki yang sekarang sedang dia cari.

"Di kamar ma. Lagi gak enak badan. Dari semalem menggigil sama flu"

Jawab seorang wanita yang tak lain adalah Renata. Menantu dari ibu yang tadi bertanya padanya.

"Kok bisa? Kamu gak bener urus suami ya? Kalau gak bisa urus suami mending sana pulang kerumah mu!"

Ujar Ibu Rendra dengan kejamnya dan dengan nada judes. Andai Rendra mendengar, pasti ibunya itu akan mendapat teguran.

Renata yang sudah kebal terhadap nada judes ibunya, tak mau ambil hati.

Toh, mertua begini tak hanya satu. Banyak sekali mertua yang judes seperti mertuanya.

Renata hanya membalas senyuman.

"tadi malem kan hujan ma, mama tau sendiri kemarin Mas Rendra kehujanan. Jadi sekarang agak meriang"

Jawab Renata sambil membenarkan kerudungnya karena Renata sedang berkutat dengan kompor.

"Yaudah buatin sup ayam. Sama kerokin. Kalau gak sembuh suruh ke rumah sakit"
Ujar Mama mertua sambil melengos berbalik.

"iya. ini mau aku buatin"

Ujar Renata.

Sudah setahun pernikahan ini berjalan. Awalnya semua baik-baik saja. Mertua yang sangat baik pada Renata, dan suami yang juga mencintainya.

Tapi, setelah setahun lamanya semua berubah. Apalagi Renata yang tidak kunjung hamil, membuat keadaan semua berubah.

Mertua yang judes, Rendra yang selalu pulang larut malam tak seperti biasanya. Dan masih banyak perubahan lain yang bisa di rasakan oleh Renata.

Seperti tadi, Ibu mertuanya berbicara kasar padanya.

Kalau Rendra sebenarnya masih sama. Rendra masih perhatian padanya, masih terlihat mencintainya. Mungkin

Hanya saja perubahan kecil seperti pulang larut, membuuat Renata sedikit merasa terganggu. Walaupun memang Rendra sudah menjelaskan kalau kantor lagi ada masalah.

Tapi hati Renata sedikit tak percaya, pasalnya Sebulan ini Renata tak mendapatkan haknya sebagai istri. Ya, sebulan ini Rendra tak menyentuhnya layaknya suami istri.

Padahal Rendra adalah laki-laki yang cukup tak betah apabila tak mendapat kepuasan batin.

Apa bisa Renata masih berpikiran positif?

Apa karena dia tak hamil mangkanya semua di limpahkan padanya? Dan Rendra tak mau menyentuhnya?

Kenapa harus selalu perempuan yang di salahkan?

Sebenarnya Renata sudah pernah memaksa untuk periksa, tapi Rendra melarang. Karena dia malu kalau periksa hal itu.

Dan Renata menurut. Dia tak ingin durhaka kepada suaminya.

Dan kenapa dia tak kunjung hamil pun dia tak tak tau kenapa.

Enam bulan pernikahan Renata berpikir, mungkin mereka masih belum dapat rezekiya saat Renata tak kunjung ada tanda kehamilan

Dan Rendra pun juga tetap meyakinkan Renata bahwa waktunya masih banyak. Toh masih enam bulan. Dan Renata bangkit untuk berpikir positif kembali.

Tapi setahun. Dan Renata yang awalnya mulai bisa menerima karena sang suami yang menguatkannya, sekarang mulai goyah dan cukup stres memikirkan dia yang tak kunjung hamil.

MANDULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang