✔5

69 15 6
                                        

Aku dan Agusto kini sudah sampai di depan Ruang pratikum setelah kami melawati rintangan rintangan yang sangat menakutkan, aku dengan memegang tanaman yang ku ambil di rumahku kini mengetuk ngetuk keras pintu di ruang pratikum sedangkan Agusto sedang asyik melawan para zombie yang mengikuti kami, 'ceklek'. aku bernafas lega ketika Jesica membukakan pintunya. segera aku masuk dan menarik Agusto lalu menutup pintunya kembali. aku menatap tajam ke arah dua orang lelaki yang sedang tertidur nyenyak di lantai pratikum.

"akhh..". kata Farel dan Yudo bersamaan ketika aku mencubiti perutnya, seketika mereka berdua terbangun.

"kalian ini. apakah kalian ingin membuat kami terinfeksi?, kami hampir mati di luar sana dan kalian hanya asik tidur?". kataku yang kesal kepada Yudo dan Farel, bagaimana tidak, aku sudah dari tadi mengetuk pintu tapi tidak ada yang dengar, untungnya Jesica bangun dan membukakannya untuk aku dan agusto.

"hei kanapa kau tertawa". kata farel yang melihat Agusto tertawa.

"ehmm bukan apa apa". kata agusto yang kembali tertawa.

"hei aku bicara sama kalian, jangan mengalihkan pembicaraan". kataku kesal.

"yah maaf habisnya kami ngantuk". kata Yudo.

"iya Maaf yah, yang penting kalian selamat". kata Farel.

"ya sudah, nih tanamannya, mau di apakan tanaman ini natinya". tanyaku sambil memberikan tanamannya ke pada Yudo.

"mau di makan, ya ngak lah. mau di olah menjadi cairan". kata Yudo dan aku hanya ber ooo ria.

Yudo dan Farel pun mengolah tanaman. aku hanya duduk dan melihat pekerjaan mereka, dengan bosan. sebenarnya aku ingin bergabung dengan Jesica dan Agusto tapi... aku pasti jadi obat nyamuk.

"Ben dari pada kamu diam di situ ngak bikin apa apa mending kamu ambilkan kami tempat semprotan". perintah Yudo yang masih sibuk dengan pekerjaannya.

"di mana?".

"tuh di atas lemari". kata Farel, aku hanya bernafas berat.

"bagaimana caranya aku ngambilnya, lemarinya tinggi". kata ku.

"makanya Ben minum susu Hilo, biar tumbuhnya tuh ke atas ngak ke samping". kata Yudo meledekku aku yang kesal langsung menginjak keras kaki Yudo.

"akh... sakit tau". kata Yudo.

"biarin, siapa suruh ngejekin aku pendek, ngak nyadar apa kamu juga pendek". kata ku.

"sudah jangan berantem, mending kamu pake kursi aja Ben biar kamu sampai ambilnya". kata Farel, aku pun pergi dan mengambil kursi dan menaikinya, tiba tiba saat aku ingin mengambil semprotan tersebut aku dikagetkan oleh Agusto.

"DORRR". hal itu hampir membuatku terjatuh tapi untung agusto dengan sigap menahanku.

"kau ini jangan mengagetkanku seperti itu" kata ku.

"hhh maaf, biar aku saja yang ambil soalnya kakak biar pakai kursi aja ngak sampai". ledek agusto, aku tambah kesal sudah Yudo yang meledekku sekarang justru agusto, karena kesal aku langsung pergi keluar pratikum.

"BENAYA...." teriak Farel dan langsung berlari mengejarku dan menarikku untuk masuk ke dalam, beruntung para Zombie tidak melihatku.

"kau ini, apa kau mau terinfeksi?". kata Farel yang memarahiku.

"oh maaf aku ngak sadar tadi". kataku

"ya sudah jangan ulangi lagi perbuatan mu itu". kata Farel yang di sertai oleh anggukan dari ku.

"hm kak ini semprotannya". kata Agusto yang datang dengan wajah tidak bersalahnya dan memberikan semprotan itu ke pada Farel.

'apa? dia tidak merasa bersalah, setelah tadi dia meledekku? untung kau itu gebetanku kalau bukan sudah ku cabik cabik tu danging kamu, lalu ku berikan kepada para Zombie yang tengah kelaparan' batinku kesal

Zombie in the schoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang