PAGE 4. NIGHTMARE

26 4 0
                                    

"Aku mengingatmu. Kamu salah satu Mahasiswa baru dikampus Mangata" Kata-kata Kenan sukses membuat Yumna menghela nafasnya berkali-kali. Tepat dijalanan perumahan, perkataan Kenan itu terus saja terngiang-ngiang dipikiran Yumna.

"Dia benar-benar tidak mengingat ku! Apa dia lupa ingatan waktu dibawa ke rumah sakit?" Resah Yumna menggerutuk kecewa. "Seharusnya aku tidak mencarinya selama bertahun-tahun. Bodoh kamu Yumna, kenapa juga kamu masih menggenggam janji, hanya untuk mencintainya? Hems... Hujan musim panas!!"

Sejenak menarik ringan nafasnya, Yumna pun berlalu mempercepat langkah kakinya, menyusuri jalanan malam perumahan yang memang selalu terasa hening. Tapi langkahnya seketika saja terhenti, saat Yumna melihat keberadaan Kenan yang berdiri menatapnya lekat dari kejauhan. Sepertinya Kenan hendak menuju minimarket komplek. Tanpa rasa ragu, Yumna pun berlalu menghampiri Kenan yang seperti biasa menampilkan sorot mata dinginnya.

"Selamat malam Kak" Sapa Yumna ramah. "Ehng... Kakak mau kemana?" Tanya Yumna. Lucunya Kenan tetap bertahan bersama sikap bekunya, membuat Yumna bingung harus bersikap apa?

"Apa kamu mau ikut?" Tanya balik Kenan.

"Apa? Ehng... Ngga Kak"

"Lalu, kenapa kamu bertanya?" Tungkas Kenan. Wah... Haha... keterlaluan sekali sikap pria dingin ini, membuat Yumna tercengang karena sikapnya.

Kenan pun berlalu melanjutkan langkah kakinya, meninggalkan Yumna yang hanya tampak melihat saja arah Kenan berjalan. Dengan sejenak menghela nafasnya, Yumna pun kembali fokus melangkahkan kakinya lagi, membawa kesedihan yang membuat hatinya kecewa dengan sikap dingin Kenan.

"Percepat langkahmu, aku melihat ular tadi" Seru suara hangat Kenan yang tiba-tiba saja sudah melewati Yumna. Yumna yang sejatinya memang takut dengan sesuatu hal yang berbau reptil pun seketika saja mempercepat langkahnya mengejar langkah Kenan didepannya.

**********

"Apa tidak masalah kalau aku panggil Kakak?" Tanya Yumna memecah keheningan, saat mereka telah melangkah tenang menyusuri jalanan sepi perumahan. Pertanyaan apa itu Yumna? Tentu saja sudah seharusnya kamu memanggilnya Kakak, Kenan itu adalah senior dikampus mu.

"Terserah, apa mau mu" Jawab Kenan singkat. Kembali membuat Yumna termenung mendengarnya.

Tak berapa lama akhirnya langkah kaki Kenan dan Yumna terhenti, tepat didepan sebuah rumah yang tampak sederhana tanpa ada satu pun tiang pagar mengelilinginya. "Ini rumah ku. Terima kasih ya Kak karena sudah mengantarku pulang" Ucap Yumna.

"Aku tidak mengantarmu pulang, tapi rumah ku memang melewati rumah mu" Ungkap Kenan membuat Yumna tertegun malu mendengarnya.

Keheningan pun sejenak terlukis, Yumna tampak tertegun menatap diam Kenan. Sedangkan Kenan tampak tenang dengan raut datarnya. Yumna tidak menyangkah akhirnya ia bisa bertemu kembali dengan seseorang yang ia juluki hujan musim panasnya. Tapi sangat menyedihkan, kenapa Kenan melupakan segala kenangan terindah itu?

"Apa yang kamu lihat?" Tanya Kenan dingin, seketika saja membuat Yumna tersadar dari diamnya dan langsung membuang jauh pandangannya.

"Ehng... Kak..." Kata-kata Yumna pun seketika saja terhenti dikerongkongannya saat ia melihat Kenan sudah berlalu jauh melangkahkan kakinya. Walau merasa kesal, tapi Yumna menyadari, bahwa dirinya tidak bisa marah kepada Kenan. Kenan adalah pria berhati hangat, ia hanya terlihat dingin diluar saja. Ya... Mungkin semua pria dingin memang berhati hangat seperti itu.

Yumna pun berlalu melangkahkan kakinya kembali menginjak tenang teras rumahnya dan berlalu masuk kedalam rumahnya. Rumah inilah satu-satunya harta yang Yumna miliki, yang ia beli dari hasil tetes keringatnya sendiri. Butuh bertahun-tahun bagi Yumna menabung untuk membeli tempat tinggalnya ini.

**********

Malam pun kian larut. Kenan yang telah tertidur lelap diatas ranjang empuk kamar mewahnya tampak gelisah dengan mimpi buruknya malam itu. Mimpi buruk yang selalu hadir bagai kepahitan dalam hidupnya. Entah mimpi buruk apa itu? Hingga membuat keringat dingin deras membanjiri wajah tampannya.

Dengan nafas terengah-engah Kenan pun terbangun dari tidurnya. Matanya melotot kaget, lalu kemudian ia pejamkan kembali seraya menarik tenang nafas lelahnya. "Maafkan aku, maafkan aku" Tutur Kenan dalam tangisnya. Sesuatu hal apa yang membuat seorang pria dingin seperti Kenan menangis lemah seperti ini?

**********

"Bagaimana pegawai baru kamu Ma?" Tanya seorang pria bertubuh gagah sesaat menghampiri Ibunya Kenan yang tengah duduk diatas ranjang tidur mereka, ya... Dia lah Dylan, Ayahnya Kenan.

"Namanya Yumna Qiana Pa, Mahasiswa baru dikampusnya Kenan. Anaknya cantik loh Pa" Cerita Ibu Kenan bersemangat.

"O'Ya?"

"Iya Pa, serius deh. Pegawai direstoran, banyak tuh yang naksir sama Yumna"

"Jadi sekarang, pamornya anak Papa direstoran Mama jatuh nih?"

"Ya ngga lah. Yumna populer diantara pegawai pria, kalau Kenan tetap... Populer diantara pegawai wanita Mama. Hems... Andai aja Mama punya menantu secantik itu" Khayal Ibu Kenan membuat Ayah Kenan tersenyum melihatnya.

"Gadis cantik banyak kali Ma didunia ini. Tapi hatinya gimana? Sama cantiknya ngga dengan parasnya?" Ujar Ayah Kenan, Ibu Kenan pun berlalu menatap teduh suaminya itu.

"Yumna gadis sederhana, dia yatim piatu sejak masa remajanya. Mama mencari informasi tentang Yumna, Papa akan terkejut mendengar ini. Yumna dan kedua orang tuanya juga korban dari reruntuhan Moez Hotel. Ayah dan Ibunya meninggal karena peristiwa itu, hanya Yumna yang terselamatkan" Ungkap Ibu Kenan, sukses membuat Ayah Kenan tertegun mendengarnya.

"Papa berharap Kenan tidak bertemu dengan gadis bernama Yumna itu saat kecelakaan itu terjadi 6 tahun yang lalu. Papa sudah sangat lega karena memori mengenai peristiwa itu tiba-tiba saja terhapus dari memori Kenan. Ia akan terluka, bila mengingatnya kembali" Harap lirih Ayah Kenan, Ibu Kenan pun tampak berbinar matanya.

SUMMER RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang