Waktu pun telah menunjukkan pukul 8 pagi, Yumna sudah berjalan tenang dijalanan Kampus Mangata, yang memang berdampingan langsung dengan taman kampus. Tapi langkah kaki Yumna sejenak terhenti, saat melihat keberadaan Alika dan Feby tengah berdiri jauh untuk menghadang jalannya. Sejenak menarik nafasnya, Yumna pun melengkungkan senyumnya seraya kembali ia langkahkan lagi kakinya.
"Selamat pagi Kak" Sapa Yumna sopan. Alika dan Feby pun tampak melipat kedua tangannya didepan dada, dan menampilkan pula raut juteknya.
"Ada hubungan apa lo sama Kenan?" Tanya Alika to the point.
"Kita ngga ada apa-apa Kak. Aku dan Kak Kenan hanya sebatas senior dan junior dikampus" Jawab Yumna sejujurnya.
"Terus kalau diluar kampus?"
"Ehng... Saya salah satu pekerja direstoran milik keluarga Kak Kenan"
"Awas ya lo berani-beraninya deketin Kenan. Kalau sampai gue lihat lo jalan bareng lagi sama Kenan, lo sama sahabat-sahabat lo yang kolot itu. Habis!!!" Ketus Alika membuat Yuman termenung mendengarnya.
Dengan langkah soknya, Alika dan Feby pun berlalu meninggalkan Yumna. Hems... Jangankan disuruh, sebenarnya Yumna juga sudah memutuskan untuk tidak terlalu dekat lagi dengan Kenan. Ya... Ini semua karena rasa penyesalan Yumna atas kehadiran dirinya, yang sejatinya ingin membuat Kenan mengingatnya.
**********
Siang menjelang. Tepat digedung utama Kampus Mangata, terlihat Yumna, Bona dan Nana tengah berdiri bersama didepan mading. Mata mereka tampak sibuk membaca pengumuman, tentang pemutaran film yang akan diadakan oleh mahasiswa Departemen Seni. Ya... Departemen Seni Kampus Mangata selalu rutin tiap tahunnya mengadakan festival film untuk para mahasiswa Kampus Mangata, tapi sialnya hanya beberapa orang saja yang bisa mendapatkan tiket masuknya.
"Ada contact personnya disana, buruan telepon Na, biar kita dapet tiket masuk sebelum kehabisan" Seru Bona kepada Nana. Nana pun berlalu memainkan ponselnya, mengetik beberapa tombol nomor didalamnya dan kemudian meletakkannya ke telinga.
"Halo Kak, ehng... Kita mau pesen tiket masuk pemutaran film Departemen Seni, masih ada ngga Kak?" Tanya Nana melalui saluran teleponnya. Sejenak menghening, raut wajah Nana pun tampak menampilkan kekecewaannya. Tentu saja menjelaskan, bahwa mereka sudah kehabisan tiket masuk. "Iya Kak. Makasih ya... Selamat siang" Akhir Nana, memutuskan teleponnya.
"Kita kehabisan tiket" Sedih Nana, begitu pula Yumna dan Bona mendengarnya.
"Apa kamu mau menonton festival film Departemen Seni bersama ku?" Tanya Kenan kepada Yumna tiba-tiba, membuat Yuman mengerutkan dahinya, begitu pula Bona dan Nana yang mendengarnya.
"Kalian ambillah tiket ini, sahabat mu sudah menolaknya" Lanjut Kenan, berlalu menyodorkan dua tiket festival film Departemen Seni itu kepada Bona dan Nana, walau belum sempat Yumna mengutarakan penolakannya atau tidak.
"Ngga deh Kak. Kasihan kalau Yuman juga ngga ikutan" Tolak Bona.
"Ya sudah, kalau begitu aku buang saja tiketnya" Putus Kenan berlalu memutar tubuhnya hendak melangkah menuju kotak sampah kampus.
"Jangan!!!" Teriak Yumna seketika saja sukses menahan langkah kaki Kenan, Kenan pun berlalu mengalihkan pandangnya lagi ke Yumna. "Ehng... Bona dan Nana akan mengambilnya" Tungkas Yumna lantas merampas cepat dua tiket itu dari tangan lebar Kenan.
Yumna pun berlalu memberikan tiket itu kepada Bona dan Nana. Bona dan Nana tampak menampilkan raut tidak enaknya. Ya... Mana mungkin mereka tega, membiarkan Yumna tidak ikut pula menonton festival film pertama mereka sebagai mahasiswa Mangata.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER RAIN
Narrativa generaleKenan Lucas, pria yang selalu di bilang sempurna. Semua orang mengaguminya dan beranggapan bahwa dunia benar-benar tidak adil jika membicarakan tentang kehidupannya. Yumna Qiana, wanita cantik dengan kehidupan sederhananya. Semua perempuan iri terha...