PAGE 1. SUMMER RAIN

61 4 0
                                    

Yumna, gadis yang memiliki kecantikan bah seorang dewi, siapapun setuju akan hal itu. Kecantikannya bahkan sudah terlihat, saat ia masih kanak-kanak. Mereka bilang, paras manis Yumna menurun dari sang Nenek, tapi Yumna bilang... Paras indah ku ini, menurun bukan hanya dari Nenek, tapi dari Ayah, Ibu dan Kakek ku juga.

Orang cantik, pasti banyak mantan disetiap gang, kata mereka sih gitu. Tapi tidak dengan Yumna. Yumna mengenal cinta, tapi ia tidak mengenal masa berpacaran. Yumna bukan pemilih, tapi ia hanya berjanji untuk mencintai satu orang, yaitu si hujan musim panas.

Hujan musim panas? Sebuah musim, bukan manusia... Kalian salah, jika berpikiran seperti itu. Si hujan musim panas Yumna adalah seseorang yang ada disaat Yumna merasa ketakutan. Ia dingin seperti hujan, tapi hatinya hangat sehangat musim panas. Ia menenangkan Yumna saat langit menggelap, saat hujan turun dimusim panas, disaat gedung Moez Hotel runtuh dan menewaskan Ayah dan Ibu Yumna.

**********

"Siapa dia?" Tanya seorang gadis berponi kepada seorang gadis berambut pendek. Yumna yang berdiri tepat disisi kanan gadis berambut pendek itu pun tampak berlalu mengalihkan pandangnya kepada seorang laki-laki yang tengah berjalan sendirian ditaman kampus dan menjadi pusat perhatian mereka yang ada disana.

"Dia senior kita. Ia sangat populer di Universitas Mangata ini" Jawab gadis berambut pendek itu.

"Apa karena ketampanannya?"

"Bukan hanya karena itu saja. Tapi juga karena sosoknya yang dingin dan misterius"

"Anak Departemen mana dia?"

"Departemen Ekonomi Bisnis"

"Masa?"

"Iya... Aku dengar juga Ayahnya adalah pemilik Dandelion Mall dan Ibunya pemilik Gardenia Restaurant"

"Iya-iya, aku baru ingat. Aku pernah melihatnya dimajalah, saat ia berfoto bersama Ayah dan Ibunya yang merupakan salah satu pembisnis sukses dikota ini"

"Siapa namanya?"

"Kenan Lucas. Mereka bilang, Kak Kenan adalah pria tertampan dikampus ini"

"Lantas siapa gadis tercantiknya? Apa itu aku?"

"Haha... Jangan berkhayal dibawah teriknya matahari seperti ini. Gadis tercantik dikampus kita tahun ini adalah Yumna Qiana" Ungkap gadis berambut pendek itu, seraya berlalu mengalihkan pandangnya ke Yumna yang masih saja menatap lekat Kenan.

"Apa? Apa kalian memanggil ku tadi?" Tanya Yumna yang sontak saja mengalihkan pandangnya ke kedua gadis manis itu.

"Ciye... Kayaknya, ada yang jatuh cinta pada pandangan pertama nih dengan Kak Kenan? Sebegitu fokusnya sih Yum, kamu pandangin Kak Kenan" Goda gadis berambut pendek itu, membuat Yumna melengkungkan senyum cantiknya.

Sejenak menghelakan ringan nafasnya, Yumna pun kemudian kembali menatap lekat Kenan. Ia pun lantas berkata, "Ada sesuatu hal yang selalu dirindukan, yaitu kenangan terindah. Hari ini, akhirnya aku bertemu dengan hujan musim panas ku" Ujar Yumna sukses membuat kedua sobat semasa orientasinya itu, Nana dan Bona saling lirik penuh tanya. Lucunya lagi, mereka tampak kompak  menatap cerahnya langit siang, mencari hujan yang Yumna maksud.

"Mmm... Aku duluan ya" Lanjut Yumna berseru tampak terburu-buru.

"Eh... Eh... Kamu mau kemana Yum? Mau langsung pulang ke rumah ya?" Tanya Nana menahan langkah kaki Yumna yang baru saja hendak melangkah pergi.

"Aku kerja Na"

"Dimana?"

"Di Gardenia Restaurant"

"Gardenia Restaurant? Restoran milik Ibunya Kak Kenan itu?" Kaget Bona.

"Iya"

"Loh... Kok kamu bisa kerja disana?"

"Aku coba-coba melamar disana Bon. Eh... Ngga tahunya lolos. Jadi siang ini aku interview" Jelas Yumna sukses membuat Nana dan Bona tampak cemberut.

"Jadi kamu ambil shift malam?"

"Iya Na, sampe jam 10 nanti. Paginya aku kuliah seperti biasa"

"Kamu berani juga ya pulang malam-malam sendirian? Apa Ayah atau Ibu mu yang akan menjemput mu?" Tanya Nana kembali lantas membuat Yumna tertegun mendengarnya, tapi kemudian kembali menarik tenang senyumnya.

"Aku udah terbiasa pulang malam sendirian kok. Ayah dan Ibu ku sudah tiada waktu aku SMP kelas 1" Jawab Yumna tenang.

"Ya ampun, maaf Yum. Beneran deh, aku benar-benar ngga tahu kalau kedua orang tua kamu udah ngga ada" Seru Nana merasa tak enak hati.

"Udah, jangan merasa bersalah gitu. Ya udah, aku pergi duluan ya Na, Bon. Sampai ketemu besok dikampus. Bye-bye"

"Bye-bye" Yumna pun berlalu melangkahkan kakinya meninggalkan Nana dan Bona yang tampak sejenak menghela lirih nafasnya.

"Kasihan Yuman, masih muda tapi sudah hidup sendirian. Kalau aku sih, mana mungkinlah bisa hidup tanpa orang tua, bersihin make up aja malesnya minta ampun"

"Yumna perempuan yang kuat. Dia selalu menampilkan senyum bahagianya, walau pada kenyataannya hatinya penuh dengan luka. Aku berharap ia akan bertemu dengan seseorang yang begitu menyayanginya, bukan hanya terjatuh karena kecantikannya saja"

"Semoga. Hems... Ya udah Na, ayo kita pulang juga" Akhir Bona dan kemudian ia pun melangkahkan kakinya, begitu juga Nana mengikutinya.

SUMMER RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang