Malam pun kembali menyapa, Yumna terlihat melangkahkan kakinya dengan tenang dijalanan aspal perumahannya. Senyumnya tampak mengembang, seraya ia pandangi lekat bulan dan bintang yang bersinar dengan terangnya malam itu.
Tapi lucunya langkah kaki Yumna seketika saja terhenti, saat tanpa sadar ia telah menabrak tubuh seseorang. Yumna pun mendongakan kepalanya, yang sukses saja membuat raut wajahnya yang gaguk kini tampak termenung. Ya... Seseorang itu adalah Kenan.
Kenan yang terlihat menampilkan raut wajah dinginnya, hanya tampak menyorotkan mata tenangnya. "Ma... Maaf" Ucap Yumna seraya mengambil langkah mundurnya.
"Ehng... Sejak kapan Kakak berdiri disini?" Tanya Yumna, sesegera mungkin memecah kecanggungannya.
"Satu menit yang lalu" Jawab Kenan singkat, Yumna pun menganggukkan kepalanya.
"Ehng... Kalau begitu, silahkan Kak. Kakak bisa lanjut jalan lagi. Aku pulang, selamat malam" Akhir Yumna, lantas kembali melangkahkan kakinya lagi. Tapi baru selangkah Yumna melintasi Kenan, langkah kaki Yumna pun berhasil terhentikan kembali, disaat Kenan tiba-tiba saja meraih erat pergelangan kecil tangan Yumna.
"Ada apa? Kenapa senyum bahagiamu menghilang, disaat kamu melihat ku? Kamu membenci ku?" Tanya Kenan, Yumna pun lantas memutar arah pandangnya. Yumna kembali termenung menatap lekat Kenan. Jujur saja... Hati Yumna sangat sakit saat mendengar kata-kata Kenan itu.
Yumna tidaklah membenci Kenan, Yumna juga tidak pula bermaksud untuk membuat Kenan berpikiran negatif tentang sikapnya yang acuh terhadap dirinya beberapa hari ini. Yumna hanya ingin Kenan bahagia, itu saja.
"Haha... Kenapa Kakak berkata seperti itu? Aku tidak membenci Kakak sedikitpun" Tutur Yumna seraya membawa senyum kakunya.
Kenan tampak terdiam menatap lekat paras manis Yumna itu. Ia pun menyoroti detail sorot mata cantik Yumna, untuk memastikan kebenaran yang ada. Tapi Kenan tiba-tiba saja menarik kuat lengan Yumna, membuat jarak wajah mereka tampak begitu dekat sekarang, Yumna pun membeku karenanya.
**********
Keheningan seketika saja mengurung Kenan dan Yumna. Jika Kenan bisa mendengarnya, betapa cepatnya debar jantung Yumna berdetak. "Hentikan, jangan sampai ia mendengarnya!!!" Gumam Yumna membatin terhadap detak jantungnya itu.
Sejenak menarik tenang nafasnya, Kenan pun tiba-tiba saja menyunggingkan senyum menawannya, membuat Yumna kian tertegun, sekaligus bingung pula melihatnya.
"Aku mencintaimu" Ungkap Kenan tiba-tiba, sukses membuat kedua mata Yumna terbelalak kaget mendengarnya. "Jadi mulai dari sekarang, aku akan selalu berada didekat mu" Sambung Kenan mengakhiri.
Astaga, Kenan tengah menyatakan cintanya sekarang. Apa yang harus dilakukan oleh Yumna? Yumna senang, tentu saja. Tapi... Ini tidaklah benar, "Jika Kak Kenan mencintaiku, apa mungkin suatu saat nanti aku akan membuat memori mengerikan itu kembali lagi menghantui Kak Kenan? Ngga... Ini ngga boleh" Desit Yumna dalam hatinya.
Berlalu menampilkan raut dinginnya, Yumna pun berlalu melepas cepat pegangan erat tangan Kenan dari pergelangan tangannya. Kenan termenung, Yumna pun lantas berkata, "Aku tidak mencintai Kakak. Maaf..." Ungkap Yumna, kemudian melangkahkan kakinya kembali meninggalkan Kenan, meninggalkan ketertegunan yang tiada ujungnya disana.
"Aku akan menunggumu" Teriak Kenan kepada Yumna, membuat Yumna sejenak menghentikan langkah kakinya, tapi seperdetik kemudian ia lanjutkan kembali.
Seharusnya saling mencintai tidaklah sesakit ini. Tetapi kenapa, mereka yang saling mencintai ini harus mengalah demi kebahagiaan yang ada?
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER RAIN
Ficción GeneralKenan Lucas, pria yang selalu di bilang sempurna. Semua orang mengaguminya dan beranggapan bahwa dunia benar-benar tidak adil jika membicarakan tentang kehidupannya. Yumna Qiana, wanita cantik dengan kehidupan sederhananya. Semua perempuan iri terha...