NYC, 7:20am // BFort Penthouse
Belle menggeliat saat seberkas cahaya matahari mengenai wajahnya. Wanita itu mengerang pelan lalu mencoba bangun dari tidurnya. Sakit di kepalanya masih ada walapun tak sesakit semalam.
Belle mencoba mengingat kejadian tadi malam. Ia tahu bahwa dirinya pingsan. Dan itu karena kejadian beberapa belas tahun silam.
Setiap Belle memikirkan tentang perasaannya, pasti ia akan berakhir pingsan. Belle pernah berkonsultasi pada seorang psikolog dan menjalani terapi selama beberapa tahun, tapi semuanya tidak membuahkan hasil.
Belle juga pernah bergantung pada obat-obatan untuk membatu menghilangkan gangguannya. Tapi tetap saja tidak ada perubahan.
Sebenarnya Belle hanya perlu untuk berdamai dengan masa lalu. Tapi, Belle belum bisa.
Tiga tahun lalu, ia melepaskan semua ketergantungannya akan obat-obatan dan terapi. Beruntungnya, sesudah itu dia tidak mengalami yang sampai membuatnya pingsan.
Belle menatap sekelilingnya.
Dulu, jika Belle pingsan, ia akan terbangun di tempat yang sama dengan tempat dimana ia pingsan, dan selalu mendapati dirinya sendirian.
Sekarang, menyadari dirinya ada di kamar bukan di dapur, membuat hatinya menghangat. Walaupun tetap mendapati dirinya seorang diri.
Belle melirik jam digital di nakas lalu membulatkan matanya melihat angka 7:26. "Astaga. Aku harus visite!"
Dengan buru-buru Belle berdiri mengabaikan rasa sakit di kepalanya yang sedikit bertambah karena pergerakan tiba-tiba tadi. Tanpa menunggu lama Belle langsung melesat masuk ke kamar mandi.
Setelah membersihkan diri dan bersiap dengan super cepat, Belle langsung melesat pergi ke BFort Hospital menggunakan mobil yang diberikan David, yang katanya dari Theo.
Selama perjalanan, Belle selalu melirik cemas jamnya dan berharap waktu dapat melambat. Tidak ada yang dipikirkan Belle saat ini selain keterlambatannya di hari kedua ia bekerja.
***
NYC, 8:20am // BFort Hospital
Belle tiba di rumah sakit sebelum setengah sembilan. Belle menuju ruangannya dengan kekhawatiran mengiringi langkahnya.
Baru saja Belle masuk ke ruangannya, ia disuruh untuk menemui Sean di ruangan pria itu. Hal itu membuat irama detak jantungnya bertambah.
Dengan gelisah Belle masuk di ruangan Sean. Kedatangannya disambut dengan tatapan tajam Sean yang membuat nyalinya menciut.
Belle menggigit bibir bawahnya sambil menunduk gugup. Apapun yang terjadi, Belle harus menerima akibat dari keterlambatannya. Menurutnya, itu adalah kesalahannya karena pingsan semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Billionaire's Doctor
General Fiction[18+] *** Orabelle Harlow, seorang dokter anak yang menarik perhatian seorang CEO Beaufort Corporation, Theodore Sebastian Beaufort. Menyetujui program baru dari rumah sakit tempat ia bekerja dulu ternyata membawa Orabelle pada takdir yang menu...