0,5

3 1 0
                                    

Setelah mengantar Nana, mobil Nabil yang dikendarai Angga putar balik menuju rumahnya. Nabil sendiri sudah pindah duduk disebelah Angga. Selama perjalanan hanya diisi oleh suara musik berbahasa korea yang sama sekali tidak dimengerti Angga. Sedangkan Nabil tampak asyik dengan games di ponsel dan telinga tersumpal earphone.

Dua puluh menit perjalanan, akhirnya mobil memasuki kawasan perumahan elit ibu kota. Mobil Fortuner itu melewati jalan menanjak lalu berhenti dipekarangan rumah mewah bergaya eropa.

Angga menarik sebelah earphone Nabil.

"Udah sampai. Thanks ya Bil!" ujar Angga sebelum turun dari mobil Nabil.

"Yoi santai aja. Eh tapi tumben lo nggak berisik pas nyetir tadi," sebetulnya itu hanya pertanyaan basa-basi. Nabil sangat tahu kenapa Angga mendadak pendiam seperti itu.

"Iyalah gue diem. Elo aja ngacangin gue mulu. Mana lagi lo nyalain musik yang bikin gue speechles gitu. Lain kali ganti lagu Charlie puth atau apa kek, yang setidaknya gue mengerti walaupun dikit." Nabil tak bisa menahan kekehannya. Angga paling tidak suka dengan lagu-lagu yang bikin teman-temannya tergila-gila itu. Bukannya Angga benci, hanya kurang suka saja. Lelaki memakai make up yang dandanannya mirip perempuan itu yang anehnya malah membuat banyak ABG bahkan rekan kerjanya jejeritan luar biasa. Apasih yang bisa di bangga kan dari wajah penuh polesan make up dan joget-joget nggak karuan diatas panggung. Tentu saja itu hanya suara dalam hati Angga saja. Dia mana berani menyuarakannya, dia masih sayang nyawa kali. Kalau sampai jadi korban keroyokan masal kan repot.

"Makanya lo gabung dong sama kita, jadi pecinta korea. Atau lo mau jadi Blink ntar gue kasih lihat Blackpink sama lo gue jamin lo bakalan suka. Suwer!" Nabil menyerocos mempromosikan korea pada Angga. Siapa tahu Angga berminat gitu, kan lumayan bertambah satu kpopers.

"Apaan lagi tuh Beling. Blackpink? Hitam pink? Haduh gue bingung sama bahasa lo,"

"Ck, blink Ngga, bukan beling! Blink itu nama Fans club nya Blackpink. Nah Balckpink itu girlband yang nyanyiin lagu Ddu du ddu du itu loh Ngga." Nabil memberi penjelasan pada Angga dengan semangat.

"Bodo amat Bil gue nggak tertarik. Gue lebih tertarik sama Via Vallen dari pada sama si hitam pink itu." Nabil berdecak sebal. Dasar Angga tidak keren.

"Yaudah lah terserah lo aja." Nabil berujar jengkel."cepetan turun. Udah sampai noh!"

"Dihh ngambek. Kayak cewek aja," Angga melepaskan sealbeat yang melingkari penggung hingga pinggangnya.

"Gue emang cewek! Cepetan turun. Lama banget kayak putri solo aja!" Nabil mengusir Angga dengan sewot.

"Iya iya, thanks ya Bil udah mau kasih tebengan." Angga tersenyum lalu membuka pintu mobil.

"Iya ah. Bawel banget sih lo. Gue ngantuk nih." Nabil pindah kedepan kemudi. Dari rumah Angga sampai rumahnya Nabil menyetir sendiri.

Nabil memutar balik mobilnya dengan hati-hati. Lalu membunyikan klakson dan melarikan fortunernya keluar dari kompleks perumahan elit itu.

"

Sesampainya dirumah, Hyunjin langsung menaiki tangga. Tujuan pertamanya adalah kamar adik perempuannya, Audy. Rutinitas yang sudah menjadi bagian dari hidupnya yang jika tidak dia lakukan akan terasa seperti ada yang kurang.

Tidak banyak yang Hyunjin lakukan dikamar adiknya. Dia hanya ingin memastikan kalau adiknya baik-baik saja. Sewaktu kuliah dulu Hyunjin akan masuk kekamar Audy untuk menanyakan apakah ada pr yang belum dikerjakan, jika iya maka Hyun akan membantu Audy mengerjakan. Juga menanyakan bagaimana keadaan sekolah Audy. Ada masalah ataupun tidak, Audy pasti akan menceritakan apapun, dan Hyun siap mendengarkan. Sesekali memberi nasihat pada adiknya itu apa yang boleh dia lakukan dan apa yang tidak.

Aku Kamu & Tanda Tanya?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang