1,1

3 1 0
                                    

Masih flasback!!!

"Bil, ayok cepetan!"

"Iya iya, sabar napa!"

Keduanya kemudian berjalan bersisian menuju kantin. Tempat sebagian besar penghuni sekolah berkumpul.

Nabil dan Nana berdecak malas melihat kantin yang penuh sesak oleh serbuan siswa-siswi yang kelaparan.

"Bil, duduk disana aja!" Nana menyeret Nabil menuju meja dipojokan yang masih kosong. Dengan malas, Nabil mengikuti.

"Pesan kayak biasa kan?!" Nana bertanya yang segera diangguki gadis itu.

"Yodah tunggu disini bentar. Gue pesan dulu!" Nana berbalik menuju gerobak mang Ujang, memesan nasi goreng untuk ia dan Nabil.

"Permisi, gue boleh duduk disini nggak? Meja lain penuh!" sebuah suara membuyarkan lamunan Nabil. Dengan cepat, matanya menangkap seorang cowok sedang memegangi nampan berisi semangkok bakso dan segelas teh es. Nabil mengamati sejenak sosok asing di hadapannya itu. Dari seragamnya yang tampak berbeda, Nabil dengan mudah menebak, cowok ini pastilah murid baru karena seragam yang dipakai cowok itu berbeda dari seragam sekolahnya.

"Ya," dari banyak pilihan kata, Nabil menjawab dengan kata yang hanya terdiri dari dua huruf. Murid baru itu langsung mendudukan pantatnya dikursi yang berseberangan dengan Nabil.

Nana yang baru kembali dari memesan makanan, terheran-heran. Tanpa sadar dirinya memicingkan mata. Mengamati cowok yang duduk berseberangan dengan sahabatnya.

"Lo murid baru ya?" Nana bertanya setelah menempelkan pantat dikursi sebelah Nabil dengan nyaman.

Cowok yang ditanyai hanya mengangguk.

"Owhh, pantesan seragamnya beda," gumamnya kemudian.

"Iya," hanya itu tanggapan murid baru itu, sembari memasukkan pentol bulat yang lumayan besar kedalam mulut.

"Tipe-tipe cogan yang kayak di novel, Bil. Cool dan irit ngomong!" Nana berbisik lirih di telinga Nabil, kemudian terkikik geli.

"Dihhh... Fiksi semu gitu lo bawa-bawa ke kenyataan. Korban novel, dasar!" Nabil mencibir pelan.

Murid baru itu kini memandangi mereka dengan sorot mata menghujam keduanya.
"Lo.berdua.pasti.ngomongin.gue.kan?!gue tahu!

"Oh ya, kenalin, gue Nana sebelas IPA 1!" Nana menyodorkan tangannya kearah cowok bernama Aldo Nugraha, sesuai dengan tulisan di name tag seragamnya.

"Aldo Nugraha!" jawab nya balas menjabat tangan Nana, yang membuat gadis itu nyaris menjerit heboh kalau tidak segera Nabil bungkam dengan injakan kencang di kaki.

Sebuah peringatan agar Nana tidak melakukan tindakan yang malu-maluin.

"ADUHH SAKIT, KAMBING!" pekiknya kaget saat menerima injakan yang membuat ujung-ujung jari kakinya berdenyut nyeri.

Nabil balas melotot galak, seolah menantang Nana.
" Apa-lo-mau-gue-smekdon-hah?"

Aksi saling tatap sengit Nana dan Nabil terputus karna pesanan mereka datang.

Dua piring nasi goreng dan dua gelas es jeruk.

Lalu ketiganya fokus pada makanan masing-masing. Tidak ada yang bersuara hingga suara kursi berderit memecah kesunyian. Dan murid baru itu meninggalkan meja mereka tanpa berkata apa-apa.

"Songong banget!" Nabil mencebikkan bibirnya.

Sedangkan Nana berbisik lirih kearahnya.
"Nabil, Aldo ganteng dan aku sudah mencintainya."

Nabil tahu, Nana hanya bercanda dengan ucapannya. Karena saat itu dia sedang menjalin hubungan dengan Andro, kakak tingkat mereka.

Keduanya terlihat saling mencintai. Namun tetap saja Nana lebih suka mengintili Nabil dibanding Andro, yang notabene adalah pacarnya.

Namun hubungan keduanya berakhir saat Nabil masih berpacaran dengan Aldo.

Note:

Sorry kalo misalnya cerita ini nggak nyambung. Gue masih amatiran dan labil. 😳😃

Next chapter masih flasback Nabil-Aldo ya.😊

Aku Kamu & Tanda Tanya?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang