1'2

9 1 0
                                    

Lanjut flasback.

Cerita Nana masih terus berlanjut.

Pertemuan di kantin ternyata membuat Aldo terkesan.

Ada gelenyar aneh yang ia rasakan saat menatap wajah cantik dengan bola mata berwarna coklat terang yang mampu membuat seorang Aldo Nugraha enggan berpaling.

Namun tentu saja hanya diam-diam. Gengsi dong kalo ketahuan Aldo naksir Nabil pada pandangan pertama.

Hari demi hari, intensitas pertemuan mereka semakin sering karna Aldo ditempatkan dikelas yang sama dengan Nabil-Nana.

Begitupun perasaan suka Aldo akhirnya berubah menjadi cinta. Otaknya terus memikirkan Nabil. Ilusi Nabil tersenyum, tertawa, kesal, marah ada dimana-mana. Dan Aldo senang memikirkannya.

Cinta yang membuat Aldo frustasi. Karena sekarang tidak cukup hanya memandangi saja, karena hati ikut berperan sangat ingin memiliki.

Menurunkan gengsi dan ego, akhirnya Aldo berani mendekati Nabil, dengan bantuan Nana tentu saja.

Dua bulan pendekatan, akhirnya Aldo berhasil meluluhkan hati Saunabilla Milani Husein.

Setelah acara pernyataan romantis kalo menurut Nana, tapi sangat alay kalo menurut Nabil ditaman bermain yang cukup terkenal di kotanya, Nabil dan Aldo resmi berpacaran.

Awal-awal pacaran, Nabil masih suka jaim. Tapi seiring berjalannya waktu, akhirnya cewek itu luluh dengan perlakuan manis dan perhatian Aldo.

Yang paling bahagia adalah Aldo tentu saja.

Pacarnya itu sangat cantik.
Hidung mancung, alis tebal alami, bibir tipis berwarna pink alami dan bola mata berwarna coklat terang mempesona.

Walapun jutek pada teman sebayanya. Tetapi sangat sopan dan ramah kepada yang lebih tua. Dan Aldo menyukainya.

Walaupun jutek, Nabil Bukan cewek pemarah. Gadis itu sangat pintar mengendalikan emosinya.

Itulah yang membuat Aldo semakin menyukainya. Bahkan sikap manjanya pun, Aldo sangat suka.

Nabil yang jutek, akan berubah manja jika sudah berdekatan dengan Aldo.

Nabil akan berubah jadi banyak bicara jika berurusan dengan Aldo. Dan Aldo nyaman dengan hal itu.

Hari berganti bulan, bulan berganti tahun. Dan tiba saatnya mereka dikelas 12.

Berada dipenghujung kehidupan mereka di SMA. Dan dunia perkuliahan yang kejam menanti mereka.

Saat Nabil bertanya, Aldo akan melanjutkan ke universitas mana, Aldo enggan menjawab dan mengalihkan pembicaraan. Sampai ujian SMPTN pun, Aldo masih tidak memberitahukan dia akan melanjutkan dimana.

Seperti kata pepatah, sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga. Begitupun dengan Aldo. Rahasia yang dia simpan rapat-rapat, berharap Nabil tidak tahu sampai dia siap memberitahukan secara langsung, Nabil malah tidak sengaja mendengar pembicaraannya dengan Papa via telepon.

Nabil marah tentu saja. Kecewa dengan Aldo yang tidak jujur menceritakan semuanya. Setidak penting itukah Nabil dimata Aldo. Mereka bertengkar hebat. Nabil mendiamkan dan selalu menghindari Aldo.

Hingga pengumuman kelulusan tiba, mereka baru bicara.

Aldo yang tetap memilih mengejar impiannya. Walau sempat ragu karena rasa cintanya pada Nabil. Tapi disisi lain juga melewatkan kesempatan untuk berkuliah di London Aldo tidak bisa. Impian yang dia bangun sedari lama, melupakan dan merelakannya, tidak semudah membalikkan telapak tangan.

"Sasa, aku tahu kamu kecewa sama aku. Maaf karena nggak jujur dari awal dan bikin kamu kecewa banget sama aku.
Kamu dan impian aku sama-sama penting. Andai bisa aku pengen meletakkan kalian dalam satu wadah. Pengen banget! Tapi nggak bisa. Aku tetap harus pilih satu diantara dua."

"Aku juga bakal jadi orang paling egois kalo minta kamu nunggu aku. Maafin aku Sa." Aldo menunduk. Tangannya meraih salah satu tangan Nabil untuk dia genggam erat.

Nabil hanya diam ditempat. Aldo mengangkat kepalanya. Mengamati ekspresi Nabil.

"Sasa ngomong. Sasa boleh maki-maki Aldo, pukul Aldo. Tapi jangan diam kayak gini. Diamnya Sasa bikin Aldo takut. Ngomong, sayang."

Perlahan, airmata yang mati-matian Nabil tahan, akhirnya luruh. Membasahi pipi putih mulusnya.

Nabil menangis tanpa suara. Aldo segera menarik Nabil kedalam dekapannya. Memeluk tubuh ramping Nabil erat. Bukan hanya Nabil yang merasa sakit. Aldo lebih sakit lagi.

Aldo tidak sanggup melihat Nabil menagis. Apalagi Nabil menangis karenanya. Aldo tidak akan pernah bisa memaafkan diri sendiri karena membuat orang yang teramat ia cintai menangis karena dirinya.

Nabil masih menangis tanpa suara. Airmatanya sudah membasahi depan baju Aldo. Aldo semakin mengeratkan pelukannya. Sesekali mengusap rambut panjang Nabil. Terus menciumi puncak kepala kekasihnya. Berharap gadisnya berhenti menangis.

"Sasa jangan nangis. Aldo sayang Sasa. Sayang banget! Maafin Aldo." Aldo bergumam di puncak kepala Nabil. Terus menciumi puncak kepala beraroma Strawberry yang manis. Aroma favorit Aldo.

"Maaf, maaf banget. Karena udah bikin Sasa sedih, kecewa. Aldo salah. Aldo minta maaf." tanpa sadar, lelaki itu juga menangis. Keduanya kini sama-sama menangis tanpa suara. nabil yang terus diam dan Aldo yang terus menggumamkan kata maaf berkali-kali.

Note:

Okok.

Flasback nya udah selesai.
See you in the next chapt.

Mwahhh😘😘😘😍

Aku Kamu & Tanda Tanya?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang