Keesokannya di sekolah
Dira datang dan baru saja ingin masuk ke kelas. Dia tidak sengaja melihat wahyu.
Jika ia tidak dapat jawaban dari Laura. Maka tidak menutup kemungkinan dia mendapat jawaban dari wahyu.
"Eh kak"
Wahyu berhenti dan menatap dira dengan ekor matanya.
"Kak gue cuman mau nanya. Laura kenapa kak?"
"Laura? Gue? Nggak tau"
Selesai mengucapkan kalimat tersebut. Wahyu langsung melanjutkan langkahnya menuju kelasnya.
"Anjir pen nyleding pala orang. Tu orang atau kulkas dingin bat"
Jengah dengan pikirannya. Dira masuk ke kelas tanpa melihat Laura di tempatnya.
Kemana laura? apa Sahabatnya itu sedang sakit? Apa gara gara masalah itu? Dira masih menunggu kedatangan laura. Sampai bel masukpun berbunyi. Tak ada tanda tanda gadis itu akan datang.
"Apa separah itu? Gilasih! Gue harus minta perhitungan nih sama kak wahyu"
Dira merasa kesal dangan apa yang telah terjadi. Dia tidak tau apa penyebabnya, tetapi yang ia tau masalah ini membawa nama katua paskibra itu.
Bel istirahat sudah berbunyi. Dira tidak bisa memendam ini terlalu lama, dia harus tau apa yang membuat sahabatnya sampai tidak masuk sekolah seperti sekarang ini.
Dira mencari seseorang. Sampai ia menemukan dan menarik orang tersebut untuk berbicara denganya.
"Lo apa apaan sih"
Wahyu agak risih dengan perlakuan dira tadi. Dia tidak terlalu mengenal gadis di hadapannya ini. Tapi mengapa dia menariknya dengan cara yang menurutnya kurang sopan!
"Kak gue butuh penjelasan"
Wahyu heran! Penjelasan? Maksudnya!
Wahyu tak berbicara tapi sudah jelas dari raut muka, pria itu sedang meminta penjelasan dari perkataan dira.
"Gini kak. Laura nggak masuk sekolah!"
"Terus hubungannya?"
"Ihhhh. Tunggu! Kak kata temen aku laura badmood itu gara gara kakak. Kakak ngapain laura sih? Sampe sampe dia nggak masuk sekolah hari ini?"
"Gue ngakuin dia sebagai cewek gue"
Enam kata yang bisa membuat jantung Dira berhenti seketika.
"What!!!"
"------"
Nggak ada respon dari wahyu. Dia hanya menatap dira yang memasang muka kaget luar biasa nya.
"Kakak nggak bohong?"
"Ngapain gue bohong!"
"Gini ya kak. Laura itu kan suka sama kakak. Tapi kenapa di saat kakak ngakuin laura sebagai pacar. Laura malah badmood?why?"
Wahyu masih mencerna kata yang diucapkan Dira. Jadi benar laura menyukainya?
"Gue cuman ngakuin dia di depan anak anak"
"Hah? Maksudnya!"
"Pas itu gue lagi berantem sama davin terus laura dateng, sok pahlawan. Melerai gue dengan davin. Dia ditanya sama davin. Dia siapa? Jadi gue langsung bilang dia cewe gue! Supaya laura nggak malu. Jadi pas selesai laura minta penjelasan ke gue. Ya gue bilang aja. Jangan salah paham gue cuman nolongin lo doang dari sikap sok pahlawan lo"
"What the----' . Anjirrr. SAKIT!"
Wahyu menaikkan sebelah alisnya. Apakah Dira masih waras?
"Kak"
Dira menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya. Emosinya sudah di ubun ubun. Siap untuk dikeluarkan.
"Huh. KAK COBA DEH. KAKAK RASAIN DI POSISI LAURA. DISAAT KAKAK SUKA SAMA CEWEK TERUS CEWEK ITU MACARIN KAKAK CUMAN KARENA PELAMPIASAN SESAAT!! ENAK NGGAK DI GITUIN? AKU SEBAGAI PENDENGAR AJA SAKIT HATI. APALAGI LAURA SEBAGAI TOKOH UTAMA! KAKAK MIKIR NGGAK SIH SEBELUM BERTINDAK!"
"---"
Wahyu terdiam! Seperti dihantam beribu-ribu kali. Sesakit itukah yang di rasakan laura? Benar kata Dira, dia melakukan tindakan ini tanpa berpikir selanjutnya.
"KENAPA DIAM KAK? HAH? KALAU EMANG KAKAK NGGAK BISA NGEBALAS PERASAAN LAURA. SETIDAKNYA KAKAK JANGAN PERMAININ DIA. DIA ITU SUKA SAMA KAKAK UDAH LAMA. TAPI DIA MEMENDAM. SAMPAI AKU TAU DAN BICARA SAMA KAKAK. ITULAH ALASAN DIA NGGAK PERNAH NGOMONG SAMA ORANG KALAU DIA SUKA SAMA KAKAK. KARENA INI KAK!!!!!!!DIPERMAINKAN LEBIH SAKIT DARI PENOLAKAN!!!!!"
Tidak melihat respon dari wahyu. Dira menghela nafas dan berbalik meninggalkan cold prince sekolahnya itu. Yang tengah diam seribu bahasa!!
Sepertinya jam istirahat sudah berakhir 5 menit yang lalu. Karena sudah tidak ada siswa yang berkeliaran di luar kelas.
Saat sampai di kelas Dira duduk dan menatap lurus. Sakit? Laura pasti sangat sakit. Memikirkan keadaan sahabatnya setelah semuanya telah terungkap. Apa laura baik baik saja saat ini? Dia harus menemui Laura saat pulang sekolah nanti. Laura pasti membutuhkan dirinya saat seperti ini.
Dilain sisi ada orang sedang memikirkan sesuatu yang terus mengganggu pikirannya.
Apa gue jahat? Apa gue mempermainkan laura?
Pertanyaan itu terus terulang kembali di memori pikirannya. Mungkin ini mengganggu fokusnya, hingga guru yang menjelaskan di hadapannya tidak ia perhatikan.
"Wahyuu!!"
Dia tersentak dan sadar.
"Iya bu"
"Kamu kenapa ngelamun?"
"Eee nggak papa bu"
"Tolong di perhatikan ya. Jangan ngelamun!"
"Iya bu"
🌻🌻🌻
Bel pulang sudah berbunyi 15 menit yang lalu. Tetapi pria yang sering di sebut kulkas berjalan ini masi setia di tempat duduknya.
Entah apa yang ia fikirkan.
"Aahhhhhh"
Wahyu mengerang frustasi, sambil mengacak rambutnya.
"Gue kenapa sih?! Kok gue mikirin dia mulu. Bodo amat lah"
Setelah beranjak dari tempat duduknya berjalan menuju parkiran sekolah. Saat ingin menghampiri motor miliknya dia tersentak dengan sebuah deheman.
"Hemm"
Wahyu mendongakkan kepalanya. Agak kaget dengan kehadiran Laura. Ia kira gadis ini tidak mau lagi menemuinya.
"Gue cuman mau bilang. Mulai sekarang kita lupain aja soal masalah itu. Anggap aja kita nggak pernah kenal"
"Maksud lo?"
"Ya maksud gue kita kayak orang asing aja. Jadi gue nggak tersakiti! Gue udah nggak mau nyembunyiin perasaan gue lagi dari elo. Karena lo udah tau dari dira. Jadi anggap aja sekarang lo nggak tau soal perasaan gue. Dan gue akan kubur perasaan ini dalam dalam"
Setelah mengucapkan kata kata yang menurut Author sangat menyakitkan. Laura pergi dan berlari.
Wahyu hanya diam!
Ingin menahan gadis itu. Tapi tak mampu!
🌻🌻🌻
Sorry guys. for my late stories. So enjoy this story bubay 🎶🎶
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cool Flag Raiser
Teen FictionSeorang yang dingin, yang dapat mengambil hati para wanita dengan ketampanan dan kategasannya dalan membina paskibra. Itulah sorang Wahyu Prasetyo