"Sekarang tante ingin menanyakan pertanyaan yang sama kepada kalian berdua, jika di minta untuk memilih apa yang akan kalian pilih, karir atau keluarga?" tanya Rani waspada
"karir dong tante" jawab Syahila mantap
"Karir juga ma" jawab Shafa tidak kalah mantap
Rani hanya menggeleng-gelengkan kesal, Rani merasa dua-duanya bukan calon istri yang baik untuk Radit
Sementara Radit dan Rizki yang mengamati dari kejauhan hanya bisa tersenyum geli
"Sepertinya mama kamu itu berusaha sekali membuat Shafa yang menjadi pasangan kamu" komentar Rizki membuat Radit terkekeh
"Kalau ayah, dari kedua gadis itu, yang mana yang ayah suka?" tanya Radit sambil menatap ayahnya penasaran
Rizki tersenyum lebar"Ayah akan menyukai gadis yang kamu suka, jadi jangan merasa terbebani dengan sikap mama kamu, pilihlah berdasarkan hati bukan berdasarkan keinginan" ujar Rizki sambil menatap putranya membuat Radit tertegun sejenak
Radit mengalihkan tatapannya pada sosok Shafa dan Syahila secara bergantian
Radit memang terpesona dengan penampilan Shafa yang selalu mengenakan pakaian sopan, tapi entah kenapa Radit selalu jengkel melihat pakaian Syahila yang selalu terbuka, lebih jengkel lagi saat melihat pria lain menatap lapar ke arah tubuh Syahila, membuat Radit seakan ingin menghajar habis-habisan pria yang menatap Syahila dengan tatapan kurang ajar itu
"Wanita yang kamu tatap lebih dari 10 detik itu sebuah pertanda jika mungkin saja kamu sudah mulai tertarik pada wanita itu" ujar Rizki membuat Radit seolah tersadar bahwa waktunya menatap Syahila lebih lama dari pada menatap Shafa
Shafa mengalihkan tatapannya pada Radit, Shafa tersenyum manis, tapi senyuman itu langsung memudar melihat tatapan Radit bukan terarah padanya
Shafa mengikuti arah tatapan Radit yang mengarah pada Syahila
Seketika Shafa sadar akan tatapan Radit itu, Shafa langsung tersenyum tipis dan mengalihkan tatapannya kembali ke arah Rani
"Kesempatan yang sudah berakhir" guman Shafa membuat Syahila menoleh ke arah Shafa dan menatap Shafa dengan bingung
"Kamu bicara apa Fa?" tanya Syahila penasaran dengan gumanan Shafa
Shafa menatap Syahila sambil tersenyum manis membuat Syahila semakin bingung***
Setelah sebelumnya keluarga Rizki di undang oleh ayah kandung Syahila dan Shafa untuk hadir di pesta
kali ini keluarga Rizki di undang ke rumah mewah ibu kandung Syahila dan Shafa untuk makan malam bersama
mobil keluarga Rizki memasuki halaman rumah ibu Syahila dan Shafahalaman depan rumah penuh dengan tanaman bunga mawar membuat Rani terpesona
"Benar-benar surganya pecinta bunga mawar" ujar Rani takjub melihat tanamn bunga mawar itu tampak sangat terawat
mobil pun berhenti di depan rumah Siana, ibu kandung Syahila dan Shafasemua yang berada di dalam mobil keluar dan langsung disambut hangat Siana, ibu kandung Syahila dan Shafa
"wah terima kasih ya jeng sudah mau datang ke rumah saya" ucap Siana sambil berpelukan akrab dengan Rani
"ah jeng, saya pasti datang lah kalau jeng yang mengundang" ujar Rani ramah
"mari masuk" ajak Siana sambil mengajak tamunya masuk ke dalam rumah, dan langsung dibawa masuk ke ruang makan, di meja makan telah tertata berjenis makanan yang terlihat menggiurkan
"wah anda pintar memasak ya" puji Rani membuat Siana tersenyum pelan
"Oh itu putri saya yang memasak, dia memang hobi memasak, mari silakan duduk" pinta Siana
mereka pun duduk dikursi masing-masing
"iya saya juga salut pada Shafa, Shafa itu memang gadis yang luar biasa hebat dalam memasak" puji Rani membuat Siana tertawa pelan
"Ya ampun, anda pasti salah jeng, kalau Shafa itu sama sekali tidak bisa memasak, ini semua Syahila yang memasak" jelas Siana membuat ketiga tamunya bingung
“Shafa itu terlalu di manja ayahnya, jadi, jangankan memasak, pekerjaan rumah saja dia tidak pernah mengerjakannya, kalau Syahila karena dia ikut bersama saya semenjak saya dan mas Rahmad bercerai, jadi semua hal yang berurusan dengan rumah tangga dia bisa jelas Siana membuat ketiga tamunya terpaku bingung
"Tante, kamar kecil dimana ya" tanya Radit ramah
"Di ujung lorong itu, dekat tangga sana" tunjuk Siana
Radit pun beranjak meuju toilet, tapi sesampainya di depan tangga, wangi mawar menghentikan langkahnya, tanpa sadar Radit mengikuti aroma mawar itu
Radit naik ke loteng, sampai di depan sebuah kamar wangi mawar makin terasa, pintu kamar tidak terkunci, perlahan Radit masuk, kelopak mawar terhampar di segala penjuru lantai ruangan membuat Radit takjub, terlihat Syahila sedang berdiri membelakangi Radit
jantung Radit berdegup kencang melihat perubahan Syahila, kali ini pakaian Syahila menakjubkan, gaun panjang bewarna toska, membuat Syahila terlihat cantik dimata Radit
Syahila agak kesulitan menarik reseleting bajunya
"ma tolong bantu Syahila ma, tolong tarikan resleting gaun Syahila" pinta Syahila tidak sadar bahwa yang masuk ke dalam kamarnya adalah Radit, Radit melangkah perlahan mendekati Syahila
"ma, kenapa lama sih? Cepatlah ma, jika tidak aku akan mengganti pakaian aneh" ini keluh Syahila jengkel membuat Radit tersenyum geli, Radit pun menarik reseleting Syahila keatas
"Thanks ma" ujar Syahila sambil berbalik, Syahila tersentak kaget melihat bahwa yang diajaknya berbicara dari tadi adalah Radit
"Sedang apa kamu disini? Dan bagaimana bisa kamu masuk ke kamar ini?" tanya Syahila kaget membuat Radit jadi sedikit salah tingkah karena seolah menjadi penyusup
"Hm ehm!, aku datang kemari untuk melamar kamu" jawab Radit singkat sambil tersenyum manis membuat Syahila ternganga kaget
"apa?!" jerit Syahila tidak percaya membuat Radit tersenyum lebar
"Kamu bilang apa tadi?" tanya Syahila memastikan
"Aku yakin kamu pasti mendengarnya" ujar Radit sambil beranjak pergi meninggalkan Syahila yang masih lumayan kaget dengan pernyataan Radit
"Hey tunggu! Kamu tidak bisa argh!" kalimat Syahila terhenti begitu saja saat Syahila nekat mengejar Radit dengan gaun yang lumayan panjang itu, membuat langkah Syahila terbatas dan tersandung kakinya sendiri.
Syahila menarik bahu Radit untuk mempertahankan keseimbangan tubuhnya, dan Radit dengan sigap menahan tubuh Syahila dengan melingkarkan kedua tangannya di tubuh Syahila.
Sayangnya kejadian itu membuat bibir mereka malah bersentuhan.
Syahila membelalakkan matanya lebar dan berniat menjauh, tapi Radit menahan tubuh Syahila untuk tetap berada di posisinya dan melumat lembut bibir Syahila
Ciuman Radit yang begitu lembut membuat Syahila perlahan terbuai dan membiarkan saja Radit mencium bibirnya
Tanpa keduanya sadari, Rizki yang diminta untuk memanggil keduanya terdiam di ambang pintu dengan senyuman yang lebar
"Ternyata kamu benar-benar anak ayah nak" puji Rizki bangga sambil memutup pintu perlahan, tidak ingin aktivitas mesra anaknya sampai terganggu
Tbc
![](https://img.wattpad.com/cover/184383638-288-k806494.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sexy Girl (Hot Wedding 4)
RomanceTipe wanita idaman seorang Raditya Zidan adalah wanita yang lemah lembut, anggun dan sopan. Terlahir dari pasangan hot Rizki dan Rani tidak membuat Radit ikut menjadi pribadi yang hot. Justru Radit malah menjadi pribadi yang dingin dan mandiri. Hidu...