Chapter 3

580 76 8
                                    

"Bagaimana kalian sudah bilang pada Ayah kalian?"

Hongseok bertanya pada Wooseok dan Yanan yang ada di depannya.

"Ayahku langsung mengirim asisten dari China."

"Ayahmu benar-benar gerak cepat, Kau bagaimana Wooseok?"

"Dia langsung meluncur dari Jepang tadi pagi, entahlah sekarang dia sudah sampai atau belum."

"Lalu bagaimana denganmu Hongseok?" Yanan bertanya pada Hongseok yang terlihat sedikit khawatir.

"Tentu saja ayahku sampai memeluku, tapi aku khawatir soal kondisi ibuku."

"Ibumu kambuh lagi?"

Hongseok hanya mengangguk menjawab pertanyaan Wooseok.

"Aku kan sudah pernah bilang pindahkan saja ibumu dari sana."

"Kau benar Yanan, mungkin sekarang waktunya aku memindahkan ibuku ke tempat yang aman. Tapi aku bingung kemana setidaknya harus ada yang merawatnya."

"Permisi..."

Hongseok Wooseok dan Yanan menoleh ke sumber suara, disana sudah ada Jinho yang berdiri sambil tersenyum cerah.

Hongseok hanya diam tanpa berkedip saat melihat Jinho, menyadari tingkah Hongseok Yanan langsung menepuk pundak Hongseok.

"Yang Hongseok sadarlah.."

"A-ah.. Jinho?"

"Selamat pagi semua.. boleh aku bergabung sarapan dengan kalian?"

Hongseok bangkit dan langsung menarik kursi di sebelahnya. Wooseok dan Yanan hanya melipat kedua tangan mereka melihat tingkah Hongseok.

"Jinho maafkan Hongseok, dia memang tidak ahli dalam hal seperti ini.".

"Yak! Jung Wooseok ini masih pagi."

Wooseok hanya mendengus sebal sedangkan Yanan hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku teman-temannya.

"Aku ingin memesan makanan dulu."

"Ayo Jinho, Aku temani."

"Kalian mau apa?" Jinho bertanya pada Wooseok dan Yanan.

"Apa saja." Wooseok dan Yanan menjawab secara bersamaan.

"Tidak usah Jinho mereka bisa sendiri. Ayo."

Hongseok menarik tangan Jinho sedangkan Wooseok menahan diri untuk tidak mematahkan leher seorang Yang Hongseok.

"Aku berharap asisten ayahku itu seimut Jinho."

"Atau malah berotot tinggi dan seram?"

"Yak! Jung Wooseok. kau juga cepat-cepat cari kekasih."

"Aku ingin Jinho."

"Tolong jangan hancurkan persasabatkan kita."

"Baiklah, bagaimana dengamu?"

Yanan bergidik ngeri mendengar perkataan Wooseok.

"Bagaimana dengan dia."

Yanan menunjuk seorang mahasiswa yang tidak terlalu jauh dengan meja mereka.

"Kau kenal?"

"Dia seniorku di jurusan design."

"Dia lumayan cantik dan imut meskipun agak tinggi."

"Dia sangat baik dan ramah meskipun keliatan tinggi tapi tangan dia sangat kecil. kau mau ku kenalkan?"

"Boleh juga..."

[END] White GrassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang