"Bukan kesalahanmu yang besar, namun perjuangan ingin kembalinya tidak ada"
Rainey Huwaaina Raditama-----
Mata panda dan mata merah yang sangat kentara bagi seluruh keluarga Raditama. Rainey tersenyum kikuk ketika matanya menatap kearah Aksa yabg menatap curinga. Dia, merutuki kesalahan yang menjadikan kedua matanya seperti ini."Ney.... " panggil Aditama yang membuat Rainey menegakkan tubuhnya.
"Iya, yah... " Rainey yang tengah gugup itu memainkan kelima jarinya.
Suasana yang biasanya hangat mendadak dingin untuk pagi hari jni. Semua anggota keluarga menatap curiga kearah Rainey.
"Ka-kalian jangan khawatir, Ney baik-baik saja." ucap Rainey berusaha menenangkan seluruh anggota keluarganya.
Aksa mendengkus keras, dan tanpa mengatakan apapun Aksa bangkit meninggalkan seluruh anggota keluarga disana. Rainey tahu, kalau abangnya sudah seperti itu dipastikan akan ada perang dingin lagi.
"Ya sudah... Ayah yang akan mengantarkanmu ke sekolah" putus Aditama yang segera meninggalkan tempat makan.
Rainey berdiri dan menyalami Rafisya yang masih diam ditempatnya, "Ney berangkat ya mah..."
Rafisya tidak menjawab pertanyaan anak bungsunya itu dan meninggalkan Rainey sendirian. Rainey menghela nafas pelan, dia sudah tahu akan seperti ini. Mamahnya jika sudah marah akan seperti itu.
Rainey memilih menunggu Aditama di teras rumahnya, kejadian pagi ini membuat kepalanya pusing. Cukup sudah kemarin dia menangis tersedu karena dia. Rainey hanya ingin tenang untuk hari ini. Namun semesta sedang tidak berbaik hati kepadanya lagi.
Dia melihat kedua insan itu sedang bergurau di halaman rumah sampingnya. Hatinya berdenyut sakit, entah apa alasannya padahal hanya melihat keduanya bersama bukan yang lain. Dengan tangan yang sedikit bergetar, Rainey mengirim pesan yang akan membuat semuanya semakin pelik.
Lagi, memori kemarin menghampiri membuat pandangan Rainey mengabur, kepalanya semakin pening dan menggelap.
🌷🌷🌷
Rainbow
Kemarin gue dateng, tapi kayaknya lo lagi sibuk. Jadi gue pulang. Jangan nyari gue dulu, gue ga mau diganggu sama lo. Sekian.Rainbow block you
Bahu Aiden merosot, sepertinya Rainey melihat dia dengan gadis disampingnya ini. Aiden telah melakukan kesalahan yang membuatnya bingung. Semua ini tidak akan terjadi jika Aiden bersikap Gentle.
"What's wrong?" tanya gadis sebelah Aiden membuat lamunannya terputus. Aiden menggeleng pelan, gadis itu tidak harus masuk kedalam masalahnya.
"Why? aren't we engaged? why your problem is still closed" lirih Gabriella Vransisca, gadis itu menatap sendu kearah Aiden yang tidak menatapnya. "Aiden, does Indonesia change you?" tanya Gabriella sendu.
Aiden tidak menjawab pertanyaan Gabriella, dalam fikirannya bagaimana caranya agar Rainey tidak menjauhi dirinya. Bagaimana pun jika bukan karna gadis itu, Aiden tidak bakal tahan di Indonesia. Tanpa mereka berdua sadari, Aksa sudah berada di dekat bangku keduanya dan menatap geram keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raiden
Novela JuvenilIni kisah tentang seorang yang memang memiliki ketenangan menatap hujan dan bertemu dengan seseorang yang tegas dan tidak bisa diganggu gugat. Dan hujan juga yang mempertemukan mereka yang sekarang semakin dekat. Hujan awal agustus tepat pada hari u...