(Ben - 180 degree)
[Edited]
***
Sebenarnya, gue gak tahu apa yang salah di sini. Tapi gelagat Yugyeom beberapa hari ini jadi aneh. Dia... beda aja gitu, dari ekspresinya, cara dia bicara ke gue, cara dia natap gue, semuanya beda. Dia tetap Yugyeom, tapi dia bukan Yugyeom gue, dan gue gak tau ini sebenarnya kenapa?
Sampai akhirnya Yugyeom nyamperin gue ke fakultas gue, sengaja nungguin di depan gedung, padahal biasanya dia langsung masuk dan nyamperin gue ke kelas. "Hei, dari tadi?" Cowok itu ngangkat kepalanya, senyum tipis terus ngangguk. "Bisa ikut gue bentar kan?"
Bohong kalo gue gak kecewa lihat Yugyeom sekarang. Kemana Yugyeom gue yang biasanya selalu nanya ini itu kalo gue datang telat? Selalu berusaha buat ngobrol ringan masalah apa aja, tapi sekarang? Gue buru-buru ngangguk terus jalan di samping dia sambil ngubek-ngubek tas, "Nih." Kata gue sambil nyodorin sebungkus beng-beng. Biasanya dia nanya sih, "Yang, bawa beng-beng gak?" Atau kalau enggak, dia biasanya langsung nyodorin tangannya sendiri. Tapi sekarang? Yugyeom malah ngegeleng, "Manis banget." Katanya.
Jujur, gue bener-bener bingung sama Yugyeom. Gue kira bareng sama dia hampir empat tahun bisa bikin gue ngerti dan tahu semuanya dalam sekali lihat, tapi apa? Gue malah clueless gini.
Sampai di cafe langganan kita, Yugyeom langsung jalan duluan, dia sengaja milih tempat duduk di sudut, bukan tempat duduk di samping jendela yang dulu jadi favorit kita berdua.
"Jadi kenapa nih? Ada hal penting, apa gimana?" Tanya gue pas udah duduk. Yugyeom gak langsung jawab, soalnya pelayan udah nyamperin kita. Setelah nyebut pesanan masing-masing, gue balik lagi lihat Yugyeom sambil natap cowok itu antusias, --usaha gue biar gak kelihatan khwatir-- "Jadi apa nih? Gue kok degdegan?" Lanjut gue sambil ketawa.
Yugyeom gak balas ketawa, cowok itu malah ngehela napas. Dan kalian tau? Jantung gue kayak mau keluar aja dari tempatnya. "Kita, sampai di sini aja yah?"
Nada suara Yugyeom barusan persis seperti nada suara dia empat tahun lalu pas nembak gue, minta gue buat jadi pacarnya, sahabatnya, teman keluh kesahnya. Tapi sekarang?
Jujur, ada sedikit harapan di hati gue kalo sebenarnya Yugyeom cuman bercanda, tapi pas gue natap matanya, harapan gue langsung pupus, He doesn't mine anymore.
Dengan sisa kekuatan yang gue miliki, tangan gue yang jujur berkeringat bergerak buat ngegenggam tangan Yugyeom, erat, dan syukurnya cowok itu balas ngegenggam tangan gue sama eratnya. Gue senyum, setidaknya di saat terakhir hubungan gue sama Yugyeom, dia masih mau balas ngegenggam tangan gue. "Gue boleh tahu alasannya apa?"
Yugyeom nunduk, "G-gue gak tau..."
"Rasanya beda aja. Gue kira ini perasaan bosan doang, tapi pas kita ketemu pun, gue sadar kalo gak seharusnya gue sembuyiin ini dari lo dan nahan lo lebih lama di sisi gue." Yugyeom natap gue, "Gue sebrengsek itu yah?"
Gue ngangguk terus ketawa, ketawa hambar. "Lo masih ingat gak kapan kita ketemu?"
Yugyeom senyum, "Kelas dua SMA, anak baru IPA yang gak tahu kenapa bisa nyasar ke kelas IPS."
Gue balas semyum terus ngangguk, "Untung ada lo hari itu, kalo enggak gue udah diketawain sama anak-anak sekelas."
"Terus lo masih ingat gak kencan pertama kita ke mana?"
Yugyeom ketawa kecil, "Emang blusukan ke pasar bisa dianggap kencan?"
Gue ikut ketawa, "Yah siapa suruh lo lupa sama tugas prakarya terus ngerengek minta ditemenin."
Genggaman tangan Yugyeom berubah jadi usapan-usapan lembut di punggung tangan gue. "Terus lo masih ingat gak gue bilang apa pas lo kecelakaan?"
Yugyeom senyum, "Cepat sembuh, pou gue udah naik level, tainya juga udah bisa dipanen."
"Gue mau ketawa denger lo waktu itu, tapi ngelihat muka sembab lo gue jadi gak tega."
Gue ngangguk. "Kalau ucapan gue seminggu yang lalu pas lo kesel sama prof Kyungsoo?"
Yugyeom diam, kelihatan ragu, tapi pas lihat gue senyum, kedua sudut bibirnya ikut tertarik, "Yugi, kita kan gak bisa nebak orang. Perasaan mereka bisa berubah-ubah. Mungkin aja mood prof Kyungsoo lagi gak baik pas ketemu lo."
Gue lagi-lagi senyum. "Setidaknya lo masih ingat semua hal kecil tentang gue, itu artinya kenangan empat tahun kita masih lo simpan dengan baik. Yugi, gue cuma minta supaya lo gak lupain gue, kalopun bisa, gue juga berharap kelak lo bakalan ceritain gue ke siapapun nantinya yang jadi teman hidup lo."
Yugyeom ngangguk sambil ngapus air mata gue, "Gue janji."
"Sekarang janji sama gue kalo lo gak bakal lupa sarapan."
Yugyeom ngangguk.
"Bawa tumbler kalo mau ke lapangan."
Yugyeom ngangguk.
"Baju kotor di simpan di keranjang, jangan di lempar gitu aja."
Yugyeom ngangguk lagi.
"Makan sianganya pake nasi, jangan pake indomi soto, apalagi kopi!"
Yugyeom ketawa, "Iya iya."
"Yugi, ini terakhir kalinya gue ngingetin lo, jadi plis dengerin, jangan sakit, j-ja--- hiks."
Yugi, dia orang yang sama tapi berbeda.
And
Now, I really miss the 'you and me' from back then.
fin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] IMAGINE 《ft》 K-Idol✔
Cerita Pendek[Imagine first series] || Under revision Pokoknya random lah, baca aja, hehe Project by Ocidxx, 2017