Kurir

1.4K 171 1
                                    


Setelah berhasil di revisi sebanyak tiga kali, gue memutuskan buat istirahat sejenak sambil ngumpulin mood buat revisi draf skripsi yang ke empat. Gila yah, penderitaan anak semester akhit ternyata kayak gini. Nyesel banget dulu suka nge-bully kakak tingkat yang draf skripsinya di balikin habis di coret-coret sama pembimbing dan gak kunjung-kunjung sidang.

"Heh nyet, budek?"

Byounggon, si kakak tingkat yang dulu selalu gue bully. Sekarang jadi Maba, alias mahasiswa basi. Semester 9 tapi masih belum kelar skripsinya. Gitu mulu gitu mulu, ketemu di kantor bem kerjanya ngumpat doang depan hape, isi tasnya yang berjenis daypack cuman berisi penggaris sama pulpen sebiji, sisanya baju kotor, sikat gigi, gel rambut, sisir sama shampoo saset. Gambaran sesungguhnya dari seorang mahasiswa teknik yang sisa menunggu drop out, canda hehe.

"Yang ih, jangan serius serius gitu natapnya. Serem." Kata Byounggon lagi.

"Kamu udah mandi?"

Dia nyengir doang terus duduk depan gue. Sepotong bakpao ayam yang tadinya mau gue makan langsung di rebut sambil cengengesan. "Ngapain ke kampus? Bukannya lagi take a rest yah?" Tanya dia sambil niru-nurin nada bicara gue pas telfonan sama dia sambil curhat karena galau masalah revisian.

"Bacot banget sih, Gon." Kata gue sambil bersihin oli di pipinya. "Ini habis ngapain dah, skin care-nya di ganti jadi oli?"

Byounggon masih sibuk ngunyah, terus tangannya nunjuk-nunjuk tumbler yang emang selalu gue siapin buat dia, anak hilang macam dia emang butuh pengasuh. "Enggak, tadi abis ngeoperasi si bembi. Mesinnya suka kesedak." Jawab Byounggon pas udah selesai minum. Nah, yang dia maksud bembi itu motor scoopy warna coklat punya dia.

Jadi, semenjak dia berubah jadi maba alias mahasiswa basi, otak pintarnya tiba-tiba berfungsi. Dia iseng-iseng gabung sama komunitas kurir di kota gue, namanya kurir ganteng. Which is mereka itu mirip sama ojol, tapi aplikasinya pake instagram sama whatsapp alias tinggal dm atau chat doang. Bisa langsung telepon juga sih. Nah, sistem pembayaran jasa untuk kurir itu sebelas dua belas sama ojol juga, bedanya ini gak langsung di kalkulasi di aplikasi, tapi berdasarkan kesepakatan antara si kurir sama si pengguna jasanya.

Kenapa gak daftar ojol aja langsung? Gak tahu juga sih, tapi kata dia sih lebih enak jadi kurir lepas, bentukannya juga kayak tukang ojek biasa karena gak ada seragamnya, hehehe.

Gue sih iya iya aja pas dia bilang mau gabung, lumayan kan bisa punya uang jajan dari hasil keringat sendiri.

"Ya udah mandi sana, gue mampir buat lihat lo doang, masih napas atau enggak."

Byounggon cemberut, "Udah mandi ini mah, bajunya aja yang sisa kemarin."

Muka serem dia langsung kelihatan lucu karena lagi-lagi cengengesan. Lucu banget sih, tapi ngeselin, minta di tabok.

"Eh eh yang, aku dapat dm kuriran, mau ikut gak?" Ajak dia.

Gue mikir bentar, pulang dari kampus sih emang gak ada agenda lain, di rumah juga bosan, bawaannya ribut mulu sama bang Donghan, ya udah di iyain aja.

"Kurir apaan?" Tanya gue pas nerima helm dari dia.

Byounggon udah naik, dia stater motornya dulu baru jawab, "Makanan, kebab sama seblak depan kampus."

Gue ber-oh-ria doang sambil naik ke motor, kebiasaan gue tuh kalo di bonceng suka lihat ke spion, dan kebetulan Byounggon juga ngelihatin gue lewat spion. Gue naikin alis, nanya.

"Pasang pengait helmnya dulu dong, cantiiiiik."

Gantian gue yang cengengesan terus masang pengait helm, abis itu, Byounggon langsung tancap gas.

"Tahu alamatnya emang?" Kata gue rada teriak, soalnya kita sama-sama lagi pake helm.

Byounggon hah hah dulu baru konek, "Iya, tadi udah di sendloc."

"Jauh gak?"

"Enggak juga, komplek rumah biru buana, depan kodim."

"Kenapa emang?" Lanjut dia.

"Lapar wkwk." Jawab gue sambil cengengesan di spion. "Abis bakpao gue lo habisin sih."

"Dih, bilang aja perut karet." Ejek Byounggon habis itu senyum lewat spion, "Abis ini kita cari makan yah, buset dah, gue bawa kernet bikin rugi doang." Lanjut dia sambil ketawa.

"Revisi lo gimana?"

Byounggon mendadak budek lagi, dia hah hah doang, padahal tadi lancar banget ngobrolnya. "Hah? Apa?"

Gue langsung nyubit pinggangnya, "Pintar banget sih ngelesnya mahmud."

Byounggon ketawa, dia nepuk-nepuk tangan gue yang meluk pinggangnya, "Dikit lagi. Wisuda nanti gue ikut kok. Santuy."

"Kan gue udah janji mau wisuda bareng lo, hehe." Lanjutnya.

"Hem iya iya, awas telat lagi, gue bully lo abis-abisan."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


×××××



Anyway gaiss, kuy mampir ke work baru akuuuuu

Aku tahu kok kalo kalian suka halu🌚🌚🌚

[1] IMAGINE 《ft》 K-Idol✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang