17. midnight talks

4.5K 515 133
                                    

Sudah berapa hari berlalu sejak aksi jujur-jujuran yang dilakukan oleh Kiera dan Mark. Dari peristiwa itu, Kiera akhirnya yakin bahwa Mark memang bersungguh-sungguh untuk menjalin hubungan dengannya. Mark juga menyadari bahwa selama mereka bertemu, Kiera masih ragu atas hubungan yang mereka jalani. Terbukti dari pertanyaan yang terlontar dari mulut Kiera pada saat itu, yang menanyakan tentang apakah ia masih menyimpan rasa kepada Megan, dan apakah posisi Kiera saat ini di hatinya.


Peristiwa tersebut juga membuat Kiera harus berbicara blak-blakan tentang apa yang dipikirkannya. Namun Kiera sedikit banyaknya bersyukur atas kejadian tersebut. Karena jika Jennie tidak memaksanya untuk jujur pada Mark dan meminta Mark menghampirinya, mungkin hingga sekarang ia masih meragukan statusnya dengan Mark.


Sejak hari itu juga Kiera dan Mark belum bertemu lagi. Mereka hanya berhubungan melalui telepon dan chat, walaupun memang lebih sering. Sebelumnya Mark seringkali ragu dan takut salah langkah jika ia terus-terusan menghubungi Kiera. Ia tidak ingin Kiera ketakutan dan menjauh darinya. Namun sekarang keduanya yakin bahwa perasaan mereka saling berbalas. Sehingga Mark sudah tidak segan lagi untuk menghubungi Kiera sesering mungkin. He claimed her as his. And she agreed.


Kiera baru akan memejamkan matanya ketika handphone-nya berdering. Sontak ia terbangun dan mendudukan dirinya cepat. Tanpa ia lihatpun, ia tau siapa pelaku yang akan selalu menghubunginya sebelum ia tidur beberapa hari terakhir ini. Dan anehnya, efek yang ditimbulkan setiap kali orang tersebut menghubunginya masih sama seperti pertama kali ia mendapat telepon dari lelaki itu. Jantung yang berdebar dan salah tingkah.


"Halo?," Kiera mengangkat telepon dengan cepat.


"Ada yang kangen nih kayanya. Cepet banget ngangkat teleponnya," ujar Mark disertai kekehannya.


"Gak tuh. Kamu kali yang kangen," balas Kiera terhadap candaan Mark.


"Duh kalau itu sih gak usah ditanya," jawab Mark mantap. Terlalu serius hingga mengundang tawa Kiera.


"How was your day?," tanya Kiera.


"Not bad. Meeting sama client nya lancar. Would've been better if I could meet you after that, though," jawab laki-laki itu. Mark sempat ingin menjemputnya sepulang kantor. Namun Kiera sudah berjanji untuk menemani Jennie mencari perlengkapan masak yang ia butuhkan untuk percobaan masak rutinnya.


"Well, sorry for that. Jennie needed my company," jawab Kiera penuh penyesalan.


"Aku maafin. Tapi ada syaratnya."


"Apa? Jangan aneh-aneh..."


"I'll pick you up tomorrow. Ke kantor dan pulang dari kantor," jawab Mark.


"Pulangnya aja," ujar Kiera sepihak.


"Pergi dan pulang. Titik," paksa Mark.


"Ya ampun... harus berapa kali aku bilang, jam kantor kamu lebih siang dari aku, Mark," protes Kiera, kesal karena harus menjelaskan hal itu berulang-ulang tiap kali Mark ingin mengantarnya ke kantor.


"Dan harus berapa kali juga aku bilang, it doesn't matter, Kak," ujar Mark dengan nada yang sama.


"Kamu harus bangun lebih pagi nanti. You need more sleep," jelas Kiera tidak mau kalah.


"I need to meet you. Aku jemput besok. And that's final," jelas Mark tidak ingin dibantah.


"You're annoying," canda Kiera karena kalah berdebat dengan Mark.


retrouvaillesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang